18

2.1K 40 0
                                    

Kami segera dihidangkan oleh pemandangan lorong sempit yang begitu sunyi dan membahayakan.

Dibalik tembok-tembok yang ada di samping kami saat ini , terdapat ranjau yang entah tidak bisa dihitung karena saking banyaknya.

Rick sudah memberitahunya lewat earphone yang sudah terpasang di telinga kami masing-masing.

Disaat aku ingin mencoba untuk melangkah maju.Imera segera menghentikanku.

"Disana banyak sekali perangkap , jangan gegabah" kata Leon.

"Tapi kita tidak bisa diam saja disini" kataku.

"Kita tunggu informasi dari Rick" kata Leon.

Akhirnya kamipun menunggu informasi dari Rick dan lainnya.

"Kita tidak bisa diam saja.Kita disini sudah 20 menit.Waktu kita hanya 12 jam" kata Felix.

Kemudian ia mencoba maju , dan yang terjadi adalah. Tangan Felix terpotong , karena tiba tiba saja dari balik tembok keluar sebuah benda tajam.

Benda itu memiliki bentuk seperti kapak.Tapi ukurannya jauh lebih besar daripada kapak biasa.Ukurannya melebihi ukuran manusia.

Untung saja tangan Felix saja yang terpotong.Lagipula kami tahu itu memang sengaja dilakukan olehnya untuk memancing perangkap-perangkap itu memunculkan dirinya.

Untung saja Felix memiliki kemampuan regenerasi.Jadi tangannya tumbuh lagi dengan cepat.

Sebenarnya kami semua memliki kemampuan itu.Hanya saja milik Felix sangat mengerikan.

Kami membutuhkan berjam-jam pemulihan.Akan tetapi Felix hanya membutuhkan 5 detik saja.Kecuali jika lukanya sangat parah.Itu akan membutuhkan 3 menit.

"Untung saja kalian membawaku.Jika tidak kalian mati.Bahkan mungkin lebih cepat dari ini" kata Felix membanggakan diri , lebih tepatnya menyombongkan diri.

Dan tanggapan kami adalah , diam dengan wajah tanpa ekspresi.

"Apa?" Tanya Felix seakan ia tidak mengerti maksud dari tatapan kami.

"Ayo kita harus cepat , Flaire sudah mengirimkan petanya" kata Leon sambil memgotak atik sebuah alat.

Alat itu berbentuk seperti gadget , akan tetapi alat itu memilki teknologi yang lebih cerdas dibandingkan gadget.

Jangan tanya siapa yang membuatnya , karena aku akan memberitahunya.

Razita , anggota organisasi yang paling cerdas.Dengan kecerdasannya itu ia dapat membuat barang-barang ini.

Untuk bahannya sendiri , ia mendapatkannya dengan cuma-cuma.

Dan yang memberinya adalah Syua.Ia memiliki kemampuan mengubah benda sesuai kemauannya.

Setelah kami melihat petanya , kami pun segera pergi ke tempat tujuan.

***

Sesampainya di tempat tujuan , kami pun segera mencari benda yg memang sudah kami incar.

Tempat yang kami tuju ini adalah sebuah ruangan penyimpanan.

Benda itu adalah bahan terpenting dari cairan itu.Jika tidak ada benda itu , cairannya tidak akan berhasil.

"Bukankah kalian merasa ini terlalu cepat?" Tanya Imera.

"Aku juga merasa ini terlalu cepat.Pikirkan , ini adalah benda terpenting.Mereka tidak mungkin menaruhnya di tempat yang mudah di temukan seperti ini.Bahkan tidak ada penjaga-penjaga yang melindungi benda itu" kata ku sambil menunjuk sebuah benda kecil yang bentuknya bulat berwarna hitam.

Benda itu jumlahnya sangat banyak , mungkin ribuan , atau bahkan jutaan.

"Apa mungkin ini tipuan"kata Leon.
 
Saat kami sedang sibuk berpikir.Tiba-tiba Livy berteriak sangat keras.Seperti sedang kesakitan.

Kami pun segera menoleh ke asal suara itu.Dan kami pun terkejut , karena ditubuh Livy tiba-tiba terdapat sebuah ruam dan mengeluarkan nanah serta darah.

"Livyyyyy!" Teriakku dan Imera bersamaan.

Saat aku dan Imera ingin menghampiri Livy.Felix segera menghentikan kami.

"Jangan kesana , lihat benda bulat itu itu.Sekarang menjadi sebuah cairan yang membahayakan.Ayo kita cepat pergi dari sini.Cairan itu terus mengalir" kata Leon.

"Tapi bagaimana dengan Livy" kataku.

"Mau tidak mau kita harus meninggalkannya"kata Felix.

Yah , mau tidak mau kami harus meninggalkan gadis kecil itu.Sebenarnya itu adalah hal yang kami takutkan.

Orang bawah sangat pintar , mereka pasti banyak memasang jebakan disini.

   ***

Sudah 15 menit kami memgelilingi lantai ini.Tapi apa yang kami cari belum juga kami temukan.Akhirnya kami memutuskan untuk ke lantai di bawah lantai ini.

"Sulit sekali menemukan benda itu" kata Felix sambil bersandar tembok.

"Benar , tapi kita tidak boleh menyerah begitu saja" kata Leon berusaha menyemangati kami.

Sebenarnya kami  hampir putus asa , kami takut akan ada korban lagi.

Saat kami sedang asyiknya merenung,tiba-tiba , tembok tempat bersandar Felix terbuka dengan sendirinya.

Kejadiannya begitu cepat , felix seakan tersedot masuk ke dalam ruangan itu.Tembok pun menutup begitu cepat.Bahkan kami tidak sempat menyelamatkan Felix.Felix juga tidak bisa di hubungi.

"Felix" teriakku.
"Felix"teriak Leon sambil berusaha membuka kembali tembok itu.

Leon juga menggunakan kemampuannya.Barangkali api bisa membuat tembok ini berlubang.

Tetapi hasilnya nihil.Tembok itu tidak tergores sedikitpun.

"Mustahil bisa menyelamatkan Felix.Lebih baik kita pergi dari sini secepat mungkin" kata Imera.

Kami pun berlari semampunya.Imera paling depan , kemudian Leon dan terakhir aku.

Tapi saat jarak antara aku dengan Leon semakin jauh.Tiba-tiba saja ada Tembok yang segera menghalangi jalanku.

Dan hal itu berhasil membuatku terpisah dengan Leon dan Imera.

"Imera Leon ,tolong aku" teriakku.

Akupun berusaha menghubungi mereka berdua melalui earphone yang ku pakai.

Aku juga berusaha menghubungi yang lain.

Tetap saja tidak ada yang bisa dihubungi , hanya suara gemerisik saja.

Posisiku saat ini sedang berdiri menghadap tembok.Aku tidak berani menoleh ke belakang.Mungkin saja akan ada pemandangan yang menyeramkan sedang menanti di belakangku.

Terdengar suara langkah kaki , kurasa jumlahnya sangat banyak.

Mau tidak mau aku harus menoleh.Dan saat setelah aku membalikkan badan.

Ternyata . . .

Habislah aku , gumamku.






 

Rom 71Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang