Yang dihadapanku sekarang adalah sebuah pintu,sudah kugenggam gagang pintu itu.Aku mencoba memutarnya,siapa tahu tidak dikunci.Dan klek,terbukalah pintu itu.Memang benar dugaanku,bahwa ruanganku saat ini berbeda.Hanya saja dalamnya yang sama.
Saat ku melihat keadaan di luar ruanganku ini,aku terkejut.Banyak pintu yang berjajar,serta terdapat nomer yang tertempel jelas di atas pintu tersebut.Jika semua pintu itu ada nomernya,berarti pintuku juga memiliki nomer.Aku membalikkan badanku,dan berusaha melihat nomer itu.
71,batinku.
Aku pun kembali masuk kedalam ruanganku,aku merebahkan badanku ke kasur yang teramat sangat empuk itu,entah sejak kapan aku menikmati semua ini.Tapi tetap saja ,aku tidak ingin menjadi kelinci percobaan beberapa ilmuwan disini.Lama kelamaan aku pun terlelap.
.
.
.Diasaat aku bangun,terdengar suara dari sudut atas ruanganku,yang aku duga itu adalah alarm
Ting....tung....
Saatnya makan siang.Saat makan siang?
Aku tidak mengerti.Akupun langsung membuka pintu,yang benar saja,banyak orang yang berpakaian sepertiku.Aku melangkahkan kakiku untuk keluar.Aku menutup pintu ruanganku kembali.Dan Brukkkk...!
Seorang wanita sepertinya seumuran denganku menabrakku,ia langsung berdiri tegak dan meminta maaf padaku.
"Maafkan aku,aku tidak melihatmu tadi"
"Oh,iya tidak apa" jawabku.
"Apa kau orang baru?" Tanya gadis itu.
"Ehmm...iya" jawabku.
"Baiklah ikut aku" katanya sambil menggandeng tanganku.Ia membawaku,berdesak-desakan dengan beberapa orang yang sedang lewat.Betapa banyaknya mereka,yang mampu membuat mulutku menganga.Tapi untungnya itu tidak terjadi.
"Kau akan membawaku kemana?"tanyaku,tapi dia tidak menggubrisnya,barangkali ia tidak mendengar,karena kebisingan yang terjadi di lorong yang lumayan sempit ini.
.
.
.Setelah beberapa menit kemudian,kami sampai di sebuah . . . . ruang makan?
"Dimana kita?" tanyaku,dan lagi-lagi dia mengacuhkanku.Ia mengajakku duduk ditempat paling pojok,tempatnya dekat dengan jedela,jadi kami bisa melihat apa yang ada diluar.
Disini tidak hanya ada kami,ada 2 orang lelaki yang duduk dihadapan kami.
"Xan,kau berhasil membawanya?"salah satu dari mereka membuka topik,yang beberapa waktu yang lalu kami dilanda keheningan.
"Tentu saja,bahkan tidak ada yang mencurigainya" jawab wanita yang tadi membawaku.
"Oh ya kenalkan,namaku Alexandra,biasa dipanggil Xandra" katanya.
"Namaku Andrew" kata lelaki berkulit sawo matang,manik matanya berwarna abu-abu,dan wajahnya sangat polos,bagaikan manusia tanpa dosa.
"Namaku Leonard,panggil saja Leon" dia adalah seseorang yang membuka topik pertama kali.Wajahnya datar tanpa ekspresi,tidak seperti Xandra dan Andrew,mereka masih mau memberikan senyumannya.Akan tetapi dia tidak,ekspresi datar yang saat ini di tunjukkan.
"Namaku Lyn,oh iya ini dimana?" tanyaku.
"Tentu saja ini tempat makan kita,lihat.Disini banyak meja,diujung sana terdapat nampan untuk tempat makanan kita,dan itu adalah tempat mengambil makanan kita" kata Andrew,sambil menunjuk kesana dan kesini.Dan aku hanya ber oh ria.
"Ayo Lyn,kita mengambil makanan" ajak Xandra.
"Oke" aku hanya menjawabnya singkat.Kami pun mengambil nampan,dan pergi menuju tempat dimana kami akan diberikan makanan.
"Ku dengar hari ini menunya sup ayam" kata Xandra dengan nada ceria,sepertinya dia sangat lapar.Dan aku hanya menanggapinya dengan ber oh ria.Setelah kami kembali ketempat duduk kami,kami kelelahan dan sedikit kesal.Bisa kalian bayangkan,kami berdesak desakan,saling senggol menyenggol,sulit bernapas,dengan antrean yang panjang dan lama,tapi apa yang kami dapatkan,ini bukan sup ayam.Melainkan ayam yang dimasukkan kedalam air matang hangat.
"Apa ini!" Teriak kami semua para pengunjung kantin yang makanannya tidak masuk akal.