Mulmednya Meghan Trainor _Just a Friend to You.
pas banget dah ah lagunya hahahaha...
***
Pagi itu di kediaman keluarga Kournikov suasananya ramai dibandingkan hari sebelumnya, Julian tak berhenti tersenyum melihat cucu-cucunya, Ricky dan Rocky berkumpul bersamanya di rumah ini, ditambah satu orang lagi yang akan segera menjadi anggota keluarganya, Nathaniel.
"Selamat pagii..."
Suara ceria melengking terdengar dari arah tangga,
"Eleanor Kournikova, coba itu suara dikondisikan. Anak gadis kok sukanya teriak-teriak, gak malu sama calon suami," tegur Mariana yang tengah meletakkan masakkannya di tengah meja. Sementara sang gadis yang ditegur ibunya itu hanya tersenyum lebar memasang wajah tidak bersalah.
"Eh, ada Kak Iel. Kok pagi-pagi udah kesini? Kangen ya? Kan baru semalem kita ketemuan, udah kangen aja," cerocos Eleanor sambil mendudukkan bokongnya di sebelah Rocky. Sementara Nathaniel hanya tersenyum lebar melihat perangai tunangannya yang selalu dirindukannya, senyuman dan tingkah cerianya.
"Ishh, punya adek cewek satu-satunya tapi narsisnya minta ampun. Tiap tahun ketemu, tingkat narsisnya bertambah naik aja," ucap Rocky sambil mengacak rambut Eleanor.
"Maasss... berantakan nih !!" gerutu Eleanor sambil merapikan kembali rambutnya yang kali ini hanya dibiarkan tergerai saja.
"Orang cantik, kalau narsis wajar. Memang patut dibanggakan kan," lanjutnya sambil mengibaskan rambutnya yang tergerai.
Seisi ruangan itu hanya tersenyum melihat perselisihan kakak beradik itu yang masih berlanjut, terutama Nathaniel yang baru melihat sisi kekanakan dan manja Eleanor terhadap kedua kakak lelakinya. Dulu saat masih bersekolah, ia sering menjemput Eleanor juga Rebecca tapi hanya berani untuk menunggu di teras rumah mereka saja. Ini pertama kalinya ia sarapan bersama keluarga Kournikov sambil menunggui Eleanor, suasananya hangat seperti keluarganya di rumah tapi tidak seramai seperti ini.
"Ketemu ribut, kalau jauh kangen. Nanti Mas kamu pulang, nangis," ledek Mariana.
"Eh, emangnya Mas Iky sana Mas Oky mau pulang hari ini? Cepet amat, kurang lama ah," gerutu Eleanor.
"Ada pertemuan penting, baby. Papi juga hari ini berangkat ke Singapura duluan, Mas mau ke Solo dulu sehari," jelas Ricky.
"Inget pesan Mami, jangan nyekar di makam Eyangmu saja. Disana ada makam Mbah Uyut sama saudaramu yang lain, cari orang untuk membersihkan makam ya Mas," pesan Mariana.
"Nggeh," jawab Ricky dan Rocky.
"Jangan lupa mampir ke rumah Eyang Wik sama Pakde Tarno juga yo, Le. Simbah kangen kaliyan para wayah," Mariana kembali mengingatkan dengan logat bahasa jawanya yang medok menandakan bahwa ucapannya telak tidak dapat diganggu gugat.
"Nggeh, Kanjeng Mami," Kali ini Eleanor ikut menjawabnya, walaupun hanya satu kata itu yang ia ketahui artinya.
Julian dan Roberto tersenyum melihat tingkah ketiganya, pemandangan yang cukup menyejukkan hati dimana anak-anak yang sudah beranjak dewasa masih menghormati dan patuh terhadap orangtuanya. Didikan Mariana yang terlahir dari keluarga sederhana dan bersahaja membuat Ricky dan Rocky tumbuh menjadi pria-pria penyayang keluarga dan pekerja keras.
Mereka berdua dibesarkan oleh orangtua Mariana sampai berumur 8 tahun, Eyang Kakung dan Eyang Putri. Waktu itu Mariana ikut bersama Roberto ke Singapura untuk mengambil alih perusahan temannya yang telah ia beli, mereka berdua merintis dan membangun kembali usaha percetakan yang hampir kolaps itu sampai sebesar sekarang. Mengubahnya menjadi perusahaan media cetak yang cukup mempunyai nama besar di sana, mengembangkan sayap merambah ke penerbitan majalah lifestyle, keluarga bahkan buku anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
E L L e : My Wonderwall
Teen FictionHidup Eleanor terlihat sempurna, semua orang mengagumi dan menyayanginya, terlepas dari segala tingkah manja dan kekanakkan nya. Ia gadis cantik juga baik hati. Dibalik kesempurnaanya, ada satu hal yang tidak bisa ia miliki, Nathaniel Adlian Akbar...