Book 1 - POV Yunho
PS : masih ada adegan panasnya ya, jangan coba baca2 pas lagi puasa.
Happy Reading ...
Liburan musim panas telah tiba dan saat ini aku mengikuti pelajaran dikelas sastra. Ada beberapa dari mereka yang menyerah untuk fokus dikelas dan pada akhirnya tertidur. Pelajaran ini diadakan dihari Sabtu dan rata-rata dari mereka mungkin ingin menghilangkan stres. Ketika aku sedang mencatat, aku menoleh ke luar jendela dan melihat pemandangan diluar sana. Aku tidak menyadari bahwa bunga-bunga sudah mulai bermekaran. Sinar matahari yang indah dan udara yang segar juga ikut menyambut dan mendominasi musim panas yang indah.
Dan, ku lihat Jaejoong sedang melintasi lapangan di bawah terik matahari yang panas, tampak seperti seekor kuda liar dimusim semi.
Karena bajunya yang tertiup angin, Jaejoong nampak memperlihatkan senyuman letihnya. Hanya sekedar melihatnya, akupun mengeluarkan ponsel dan menekan nomornya untuk berbicara dengannya.
"Jangan cemberut."
"Bagaimana tidak? Panas sekali tahu, aku ingin pulang. "
"Kau baru saja tiba dan kau ingin pergi, apa kau bercanda?"
"Tapi ... sayang, pokoknya kau harus pergi ke depan dan memukul ayahku."
Aku tidak menjawabnya, kulihat Jaejoong mendongakkan kepalanya dan menatap ke ruang kelasku yang berada di lantai 5. Meskipun dia tidak bisa melihat aku, tapi Jaejoong terus melihat ke ruangan kelasku. Aku juga sudah mengamatinya sejak tadi. Akhirnya kelas pun hampir berakhir.
Karena hari ini adalah hari kebersihan, aku meninggalkan ruang kelas lebih lama dari biasanya. Seselesainya, aku pun berhasil tiba di depan sekolah, tempat biasa untuk aku bertemu dengan Jaejoong.
Saat ini Jaejoong sedang menunjukkan ekspresi wajahnya yang menahan sakit, padahal beberapa saat yang lalu aku melihatnya sedang berbicara dengan hoobae-nya.
Di bawah naungan sinar matahari yang menyengat, Jaejoong segera meneduh dan tampak terlihat sangat letih.
"Seok Ji-ah, sepedamu terlihat sangat keren."
"Apa kau ingin pergi berkeliling?"
"Hmm, tapi aku tidak bisa membiarkan Yunho tahu ..."
"Kau kan hanya sekedar mengendarai sepeda, mengapa sunbae harus marah? Hahahaha..."
Jaejoong tidak sadar bahwa aku sudah tiba, dan terus berbicara, temannya yang melihatku, memberinya sinyal dengan matanya, kemudian segera pergi berlari dari sisi Jaejoong.
Jaejoong tersenyum canggung, dia pun membungkukkan tubuhnya sambil menyapa aku. Aku balas menatapnya dengan menaikkan alisku. Jaejoong pun melambaikan tangannya kepadaku dan berkata, "Oh halo, sayang kau sudah tiba?"
Ini bukan yang pertama atau kedua kalinya bagiku, pernah Jaejoong kedapatan sedang mengobrol dengan sekelompok hoobaenya dan yang mereka bicarakan adalah tentang tubuh Jaejoong, berapa ukuran pinggangnya, dan mereka menanyakannya tanpa malu-malu.
Namun kekasih ku yang tidak peka itu masih saja menjawabnya dengan senang, "Punggung ku, sangat bagus hanya untuk dipegang kedua tangan Yunho, hahaha." Aku lelah harus terus menasihatinya mengenai masalah ini. Apa dia sadar dengan apa yang dia lakukan? Ketika di acara pernikahan hyung waktu dulu juga aneh. Jinho hyung dan Jaejoong tiba-tiba menghilang sebentar, kemudian Jaejoong muncul dan langsung menolak menjawab pertanyaanku tentang apa yang sudah mereka lakukan. Kemudian tiba-tiba dia mengatakan kalimat "Bahkan hyungmu mengatakan bahwa aku seekor rubah." Terlalu ambigu untukku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thorn Year 가시연 (Gashiyeon) - TERJEMAHAN
FanfictionYunjae / Yaoi / BoyxBoy / Hurt / Angst / Romance / DLDR Fan: Aku selesai membaca fanfic Thorn Year (fanfic Yunjae Korea), apakah Jaejoong dan Yunho sudah membacanya? Aku menangis sejadi-jadinya, tragis sekali. Jaejoong: Bukannya cerita itu untuk dew...