Reduced Horizon - Part 2

1.1K 130 16
                                    

BOOK 1 - POV YUNHO


"Teman-teman mengatakan pada kami bahwa kau ada di sini. Bukannya kau mengatakan akan pergi? Kenapa kau masih di sini? "Teman-temanku mengatakan dengan nada kesal. Namun, setelah melihat ekspresiku yang tidak biasa, seketika mereka terdiam dan menutup mulut mereka. Kemudian mereka melihat sepedaku. Sambil melirik si syal putih, mereka bertanya "Dia?"

Si syal putih menunduk dan aku pun menarik pundaknya sedikit, untuk memperingatkan teman-temanku, "Bukan dia yang melakukannya."

"Kau benar, apa yang bisa dilakukan bocah kurus kering seperti dia." teman-temanku mengungkapkan pendapatnya dengan tegas setelah melihat anak itu.

Kau harus tahu milik siapa yang dengan sengaja kau hancurkan sepedaku seperti ini. Lee Soo Hun, si bajingan!

"Aku juga tidak pernah kalah." Aku membalas perkataan si syal putih dengan intonasi yang sama dengan yang dia gunakan tadi. Lebih tepatnya, aku terdengar percaya diri.

Aku pikir dia akan terkejut dengan matanya yang melebar. Sedikit yang kutahu, dia menutup mulutnya, dan menyeringai diujung bibirnya, dia benaran a lovable devil. Sudut bibirnya tidak sama seperti ketika dia tersenyum. Matanya terlihat menantang-ekspresi wajahnya seperti anak kecil yang sedang taruhan akan sesuatu. Wajahnya benar-benar manis sekali.

Aku berbalik hendak pergi.

Apa dia melihatku? Atau akankah dia berbalik dan pergi tanpa ragu-ragu? Wajah si cantik itu mulai berputar di otakku. Aku masih memikirkan wajah itu ketika aku menaiki taksi. Hatiku mengkhawatirkan hyung, juga si cantik itu - kulit yang pucat lembut dan pipi yang sedikit merona sempurna dengan rambut dan bola matanya yang hitam pekat.

Teman-temanku yang naik bus bersama denganku juga mengungkapkan perasaan mereka sendiri, "Ah, sangat cantik. Bagaimana mungkin seorang pria terlihat seperti itu?" kemudian mereka melanjutkan pembicaraan yang terdengar membosankan.

Aku tidak tahu apa alasannya, namun aku kesal ketika mendengarnya. Aku benar-benar ingin menutup mulut mereka.

Meskipun sebagian besar kata-kata yang mereka ungkapkan sebagai lelucon belaka. Mereka melihatku seperti aku tidak normal.

"Ah, apa kau .... Jangan-jangan kau? ..."

"Tidak. Brengsek kau .. bagaimana bisa."

"Benarkah?"

"Aku serius!"

Mereka terus melanjutkan gurauan yang menjengkelkan ini, bahkan aku tidak sepenuhnya menyangkal. Jika tidak, mereka mungkin akan menambahkan sesuatu yang lebih seperti 'Menyangkal berarti iya'. Atau ... mereka benar-benar akan terus mencaritahunya.

Tiba dirumah sakit, teleponku berdering, terdengar suara Umma yang terdengar lebih tenang berbeda dari biasanya.

Setelah melihat wajahku yang muram ketika mencari kamar Hyung, mereka memberiku semangat. Tiba diruangan rawat, aku mengatakan pada teman-temanku agar mereka menunggu diluar kamar.

Perlahan aku memutar kenop pintu, dengan pelan aku memasuki kamar yang dipenuhi bau formalin.

Ekspresi wajah Jinho hyung, Jeongho hyung dan Umma tidak terlihat baik. Aku tidak tahu mengapa, tapi aku merasakan sesuatu yang tidak enak. Aku mendorong mereka menjauh dan berdiri di depan ranjang, Eunho hyung tersenyum sedikit padaku dengan kulit pucatnya.

17 tahun.

Aku sudah tahu rasanya dikejar sebuah kematian.


Thorn Year 가시연 (Gashiyeon) - TERJEMAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang