Bab 9

1.5K 161 4
                                    

Author POV



"Hei.. Kenapa, sayang?"

Nathan bingung melihat Rou berdiri dengan gugup, begitu tiba didepan gerbang rumah milik gadisnya. Ia sebenarnya tak menyangka jika Rou adalah salah satu putri pengusaha terkenal di Jakarta. Awalnya ia mengira jika Rou hanya seorang gadis yang hidup dirumah sederhana, itu semua karena barang yang dikenakan Rou terbilang sangat sederhana. Nathan sendiri tidak ingin menyelidiki apa dan bagaimana kehidupan Rou, ia ingin jika Rou membuka dirinya secara perlahan padanya. Ia ingin memiliki hubungan yang berjalan perlahan, walaupun sebenarnya ia ingin segera memiliki Rou seutuhnya.

"Uhmm.. El bisa pulang.."

"Kenapa? Aku ingin bertemu orang tuamu, Moon.."

Jawaban Nathan semakin membuat Rou gugup. Gadis itu takut jika pria yang kini tengah menatapnya intens akan mengetahui apa yang terjadi dirumahnya. Ia takut jika Nathan akan meninggalkannya saat mengetahui kebenaran dihidupnya.

Keduanya tersentak saat mendengar suara seseorang yang nampak berlari membukakan gerbang setinggi 3 meter dengan tergesa-gesa. "Non.. Aduh.. Kemana aja?? Kenapa kemarin ngga pulang?" tanya wanita paruh baya tadi begitu menyambut Rou yang masih takut untuk menjawab.

"Eh, mari masuk Tuan.. Anda teman Nona Roussella??"

"Saya kekasihnya." jawab Nathan lugas

"Oh? Kalau begitu..."

Sebelum wanita itu mempersilahkan masuk, terdengar bunyi klakson mobil dari arah belakang mobil mewah Nathan. Rou yang sangat mengingat suara klakson mobil itu segera bersembunyi dibelakang tubuh Nathan dan menggenggam erat jas mahal milik pria itu hingga membuat Nathan mengernyit bingung. "Hei.. Ada apa, sayang?" tanya Nathan lembut.

"Rou.."

"Kenapa kamu berada diluar, Rou?"

Tubuh Rou menegang kaku begitu mendengar suara lembut milik gadis yang terlihat berbeda usia beberapa tahun darinya. Nathan semakin curiga melihat reaksi Rou yang terlihat ketakutan pada gadis muda dihadapannya.

"Oh? Bukankah anda Nathanael?" sapa gadis itu dengan ramah

Nathan hanya terdiam dan memasang wajah datar pada gadis yang terlihat berpura-pura ramah padanya. Pria itu bisa dengan mudah melihat bahwa gadis dihadapannya tengah mencari perhatiannya begitu ia mengenali siapa dirinya. Mungkin karena sadar sikap tak ramah Nathan, gadis itu segera berdeham dan kembali mengajak Nathan berbicara.

"Ah, lebih baik kita berbicara didalam. Oh ya, Rou.. Kamu terus ditanyakan oleh Mama.."

"Ayo, sayang.." ajak Nathan lembut pada Rou yang masih menempel erat padanya

Begitu melihat Rou dan Nathan memasuki rumah terlebih dahulu, gadis muda itu mendengus kesal. Bahkan senyum sinis terlihat dibibir merahnya yang terlapisi lipstick mahal. "Bisa-bisanya Rou membawa seorang Nathanael kerumah? Lihat saja nanti. Akan aku buat ia pergi dari dunia ini segera mungkin." desis gadis itu menyeramkan.

Berbeda dengan gadis itu, Nathan sebenarnya sudah gatal ingin menanyakan apa yang terjadi pada kekasihnya. Saat pintu rumah Rou terbuka, nampak sepasang suami istri yang memasang ekspresi berbeda. Wanita yang terlihat penuh kuasa itu menatap Rou dengan tatapan tajam, tetapi begitu melihat sosok Nathan seketika raut wajahnya menjadi ramah. Keramahan yang terlalu dibuat-buat. Umpat Nathan dalam hati.

"Kau kemana saja, Rou? Mama mencarimu kemana-mana." ujar Mama Rou dengan lembut

Wajah Rou seketika cerah mendengar nada suara sang Mama yang menjadi lembut padanya. Dengan berani ia memunculkan tubuhnya dari belakang Nathan. Matanya berkaca-kaca saat mendengar nada suara sang Mama yang lembut. Saat ia ingin menjawab, suara Nathan yang lebih dulu terdengar memecah keheningan didalam rumah.

"Maaf sebelumnya Nyonya.."

"Kau bisa memanggilku Selenna."

"Ah, begini Nyonya Selenna. Sebelumnya aku Nathanael Alexander Groom meminta maaf karena membuat kalian semua khawatir. Tetapi putri anda tengah bersamaku kemarin."

"Begitukah? Kenapa kau tidak menghubungi Mama? Kau tahu Mama sangat khawatir.."

Nathan mengernyit melihat bagaimana akting dari Ibu kekasihnya. Ia benar-benar tak menyukai kepalsuan dari keluarga Rou. Bagaimana bisa seluruh keluarga kekasihnya menampilkan wajah penuh kepalsuan. Namun ia meringis pedih saat melihat Rou begitu mudahnya terpengaruh saat melihat kepalsuan Ibunya. Ingin rasanya saat ini Nathan segera membawa Rou pergi menjauh dari keluarga yang ternyata lebih buruk dari bayangannya.

"Ehem.."

Suara deheman seseorang membuat fokus keempat orang itu seketika menuju pada gadis muda yang kini sudah berada dibelakang sofa Nathan dan Rou. "Oh? Clara? Sudah pulang, nak? Kemarilah.." suara Selenna terdengar lembut bak beludru saat berbicara dengan gadis yang sempat bertemu dengan Nathan tadi.

"Perkenalkan juga, ini adalah putriku pertamaku.. Clara Alessia.." ujar Selenna dengan bangga saat mengenalkan Clara

Nathan berusaha untuk menahan makiannya yang sudah siap meluncur saat melihat bagaimana Selenna membanggakan Clara. Rou sendiri hanya bisa diam membisu begitu melihat kakaknya lebih mendominasi keadaan. Clara -kakak Rou- terus menerus mengajak Nathan mengobrol, sedangkan pria itu hanya menjawab dengan kata-kata yang singkat. Ia sama sekali tak berminat untuk mengobrol dengan gadis muda yang bahkan tampak seperti menjual tubuhnya pada siapapun.

"Rou? Bisa ikut Mama sebentar sayang?"

Suara milik Selenna mengejutkan Rou yang semula merasa mengantuk, karena sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan Clara serta Mamanya pada Nathan. Papanya sendiri hanya membisu, tidak mengeluarkan sepatah kata pun sejak dirinya memasuki rumah bersama Nathan. "Iya Ma.." sahut Rou lembut.

Mata tajam milik Nathan terus mengikuti kemanapun arah Rou berjalan. Bahkan hingga gadisnya itu menghilang dibalik tembok yang sepertinya sebuah dapur, matanya tetap tak melepaskan tatapannya. Hingga sebuah sentuhan terasa pada lengannya yang terbalut jas mahalnya membuat Nathan menatap pelaku yang kini telah duduk disebelahnya dengan tatapan penuh nafsu dan godaan.

Jadi ini sosok aslimu, hah? Benar-benar pelacur. Jangan pernah samakan dirimu dengan Moon. Umpat Nathan dalam hati.

"Kenapa kamu hanya diam saja? Bagaimana jika kita menuju kolam untuk bersantai?" ajak Clara dengan manis

"Oh, terima kasih Nona Clara. Tetapi aku kemari hanya ingin menyampaikan sesuatu mengenai adik anda."

"Apa maksudmu?"

Kernyitan pada dahi Clara menandakan bahwa gadis itu masih belum mengerti apa yang ingin dikatakan oleh pria tampan disebelahnya itu. Clara sendiri benar-benar tertarik pada Nathan, bahkan ia sengaja memberikan kode pada Mamanya agar menyingkirkan Rou dari sisi Nathan. Hingga pernyataan Nathan membuat Clara benar-benar ingin melenyapkan sosok Roussella dari dunia ini secepat mungkin.

"Aku hanya ingin meminta ijin. Ijin untuk membawa Rou untuk tinggal bersamaku.. Aku tak bisa berpisah dengan kekasihku, jadi aku kemari untuk meminta ijin dari orang tua Rou secepatnya."










*******















Haiiii...
Maaf telat update yahh.. Kemaren lagi sibuk dan sempet sakit :'(
Huhuuu.. Maafkeunnn..
Soo.. Untuk chapter ini maaf kalau kurang greget. Lagi banyak pikiran.
Tapi tetap ya, Vote sama Comentnya.
Hehheee..





See you,

Ghege sipenulis sakit kepala

My MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang