Bab 14

476 55 8
                                    



"Moon ?"

Nathan hanya bisa tersenyum kecil melihat gadisnya tertidur lelap diatas tumpukan buku sekolah gadis itu.

"Aku merasa seperti pedophilia saat ini." gumam Nathan disaat ia melihat buku pelajaran Rou ketika dirinya menggendong gadis itu keluar ruangan

Nathan sendiri sebenarnya tidak perduli dengan image dirinya dimata seluruh pegawai di perusahaannya. Tentu saja ia menyadari jika semua pegawai menatap aneh CEO mereka. Karena mereka melihat pria dingin itu menggendong seorang gadis bertubuh mungil yang tengah tertidur pulas.

"Kosongkan jadwalku hari ini."

"Maaf, Tuan. Nyonya meminta anda pulang ke mansion utama."

"..."

"Nyonya mengancam akan mendatangi mansion anda jika permintaannya ditolak."

Suara milik Ryan membuat Nathan segera berhenti melangkah. Dirinya berusaha meredam amarah yang ia rasakan saat mendengar penjelasan sekretaris pribadinya. Atau mungkin bisa dikatakan adalah satu-satunya orang kepercayaan Nathan.

"Kau tahu jika aku tidak akan pernah menuruti itu." Tolak Nathan dingin

"Tapi, Tuan."

"Kau terlalu banyak bicara Ryan !"

Suara Nathan yang begitu keras, membuat Rou bergerak gelisah. Tentu saja Nathan lupa jika ia sedang menggendong tubuh mungil Rou.

"Hmmm. El ?" gumam Rou serak

"Tidurlah lagi, Moon."

"Huh ? Turunkan Rou, El.."

"Tidak. Tidurlah."

"El ! Rou sudah tidak mengantuk. Rou malu."

Terdengar helaan nafas milik Nathan yang begitu putus asa. Ya, pria itu tidak sanggup menolak keinginan gadis mungil diperlukannya. Ketika ia menurunkan Rou, mata tajamnya seketika menatap semua pengawal dan juga Ryan.

Seketika semua pengawal pribadi milik Nathan takut jika mereka akan menghadapi kemarahan tuan mereka. Oh jangan pernah lupa dengan sifat asli Nathan. Ia adalah satu-satunya pengusaha yang memiliki temperamen terburuk dimata pengusaha lainnya.

Jika pengusaha lainnya akan memasang poker face dihadapan client mereka, tidak untuk Nathan. Dirinya akan langsung menolak dan juga berkata kasar jika ia tak menyukai proposal ataupun tawaran yang bernilai besar sekalipun.

Tentu saja, berbeda dengan perusahaan. Kehidupan pria tampan berusia dua puluh delapan tahun itu sangat tertutup. Tidak banyak yang mengetahui kehidupan pribadi dari pengusaha terkaya di Indonesia itu. Seakan ada seseorang yang menutupi kehidupan masa lalu pria itu.

Nathan sendiri banyak memiliki penggemar. Penggemar karena wajah tampannya dan juga kekayaan serta kesuksesan yang ia raih. Tak sedikit model, artis dan juga pengusaha cantik mencoba mendekatinya. Hasilnya adalah nihil.

"Kenapa El tidak bangunin Rou ?" Tanya Rou lembut

"Kamu lelah, Moon."

Mendengar jawaban Nathan, Rou hanya bergumam dan menganggukkan kepalanya. Gadis itu seketika merapikan rambutnya yang ia rasa begitu berantakan. Tangan mungilnya berusaha menyisir rambut yang sedikit kusut.

Melihat gadis di sebelahnya merapikan rambut dengan lucu, Nathan hanya terkekeh pelan. Mendengar suara tawa itu, Rou berhenti merapikan rambutnya dan meminta kacamata miliknya.

"El, kacamata Rou mana ? Rou ngga bisa lihat jelas."

"Oh ? Aku lupa, sayang." jawab El sedikit menyesal

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang