Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Namakamu) mematikan hairdryer setelah merasa rambut hitamnya sudah cukup kering. Saat ini ia memilih untuk bersantai sejenak melepas lelah.
"Astaga, kertas dari kak Iqbaal." (Namakamu) yang teringat dengan kertas pemberian Iqbaal tadi langsung menuruni kasur untuk mencari baju kotor yang tadi ia kenakan.
"Huh, untung belum basah," ucap (Namakamu) lega saat kertas yang ia letakkan di kantong celana tadi masih dalam keadaan baik. Dengan rasa penasaran, (Namakamu) membuka kertas putih tersebut.
Dhiafakhriqbaal Itu id line ku. Add ya, nanti chat aku.
- Iqbaal.
Senyum (Namakamu) mengembang saat membaca harta karun dari Iqbaal itu. Tanpa pikir panjang, (Namakamu) menyambar handphone yang tadi ia tinggalkan di atas kasur. Ia menambahkan Iqbaal ke dalam daftar kontaknya di Line. Setelah mengumpulkan keberanian, (Namakaku) mengetikkan pesan singkat.
(Namakamu) Daynaz Halo kak.
Karena belum mendapatkan balasan dari Iqbaal, (Namakamu) memutuskan untuk memejamkan matanya sejenak. Namun baru hendak lelap, handphone (Namakamu) bergetar. Bukan pesan masuk, melainkan telfon. Saat melihat nama Iqbaal yang tertera di layar, rasa kantuk (Namakamu) mendadak hilang. Ia menggeser layar handphone nya.
"Halo.."
'(Namakamu)?'
"Iya Kak. Kenapa telfon?"
'Tidak boleh? Biar aku matikan.'
"Boleeeh."
(Namakamu) mendengar Iqbaal terkekeh di seberang sana.
'Jadi, nama kamu (Namakamu) Daynaz?'
"Iya."
'Bagus'
"Apanya?"
'Nama kamu bagus.'
"Hahaha, makasih Kak. Nama Kakak juga bagus."
'Kalau aku nya bagus tidak?'
"Kalau Kakak baik."
'Tidak bagus?'
"Baik itu termasuk bagus kan, Kak?"
Selanjutnya obrolan mereka mengalir begitu saja. (Namakamu) suka mendengar cara Iqbaal tertawa, sangat meneduhkan hati. Sungguh, rasa kantuknya hilang berganti dengan perasaan bahagia karena Iqbaal. Iqbaal yang mampu membuatnya tertawa hanya dengan kata - kata sederhana.
○
Hari ini hari terakhir dilaksanakannya orientasi bagi para calon maba. (Namakamu) yang hari ini mencepol tinggi rambutnya sedang berjalan di tengah lapangan untuk menyusul Dara yang berada di bagian depan lapangan.