Matahari pagi menyilaukan tiap pasang mata para calon maba yang sedang duduk berbaris rapi di halaman Universitas Padjajaran.
Hari kelima masa orientasi maba, dan saat ini adalah sesi sambutan dari ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Setengah dari peserta memperhatikan dengan seksama kata demi kata yang disampaikan oleh ketua BEM, sementara setengahnya lagi sibuk menyeka keringat yang mengucur di pelipis.
(Namakamu), adalah satu dari setengah peserta yang tidak minat untuk menyimak ketua BEM. Tangannya terus menyeka keringat yang di sebabkan oleh terik matahari.
"(Nam), ayo beli minum," ajak Dara, salah satu teman yang (Namakamu) dapatkan di hari pertama masa orientasi.
"Hah? Udah siap emang?" Mata (Namakamu) menyipit pada Dara yang sudah berdiri di hadapannya.
"Iya udah. Sekarang kita di suruh istirahat sebelum kegiatan," jawab Dara, ia mengulurkan tangannya kepada (Namakamu).
(Namakamu) menerima uluran tangan Dara kemudian menepuk celananya yang sedikit kotor karena tadi ia duduk di rumput.
"Mau ke kantin apa ke warung seberang?" Tanya Dara.
"Kantin aja. Kejauhan mau ke seberang, udah haus parah," jawab (Namakamu) seraya menyepol tinggi rambut hitamnya.
"Btw, ketua BEM kita ganteng ya," ucap Dara yang membuat alis (Namakamu) menyatu.
"Emang iya?" Tanya (Namakamu).
Dara justru menatap (Namakamu) heran. Kemana saja temannya ini sampai tidak menyadari sosok ketua BEM yang Dara yakini sudah menyihir semua calon maba perempuan dengan ketampanannya.
"Please (Nam..), lu daritadi kemana aja?"
(Namakamu) hanya menunjukkan cengiran khas nya, "Kepanasan Dar, pengelihatan gue jadi berkurang."
"Alesan." Dara menatap (Namakamu) sinis, "Bilang aja males dengerin."
"Tuh tau." (Namakamu) terkekeh seraya berjalan meninggalkan Dara di belakang yang (Namakamu) yakini sedang mengoceh kesal.
"Bu, Pocari Sweat nya satu," ucap (Namakamu) tersenyum pada penjual kantin.
"Dua bu, ini uangnya." Sontak (Namakamu) menoleh pada sumber suara. Laki - laki jangkung dengan jas biru tua yang (Namakamu) yakini bahwa laki - laki ini adalah salah satu senior disini.
Senior laki - laki itu tersenyum padanya kemudian menyerahkan satu botol minuman kepada (Namakamu) yang masih terdiam.
"Jangan lupa nanti kumpul di lapangan lagi ya Dek," ucap senior tersebut kemudian pergi meninggalkan (Namakamu).
"Eh, Kak-" (Namakamu) baru hendak memanggil kembali si senior tadi, namun terlambat karena Dara tiba - tiba sudah muncul di hadapannya.
"Wey. Enak banget ninggal - ninggalin," ucap Dara dengan raut wajah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemilik
Fanfic"Katanya, kalau orang minum di wadah yang sama, itu sama dengan ciuman." "KAK IQBAAL!"