Teman Baru

6K 874 34
                                    

"Dar, mau bareng? Gue sama Bang Ojan sekalian mau ke toko kue yang deket rumah lu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dar, mau bareng? Gue sama Bang Ojan sekalian mau ke toko kue yang deket rumah lu."

Dara menggeleng mendengar tawaran (Namakamu). Saat ini mereka berdua sudah berdiri di sisi mobil Fauzan yang menjemput (Namakamu).

"Gue masih ada urusan (Nam). Belum mau pulang," ujar Dara di jawab anggukan oleh (Namakamu).

"Kalau gitu gue duluan ya," ucap (Namakamu) kemudian membuka pintu mobil Fauzan.

"Hati - hati, (Nam)." Dara melambaikan tangannya kepada (Namakamu).

"Duluan Dar," ucap Fauzan yang berada di bangku kemudi.

"Iya Bang, hati - hati."

Selanjutnya, mobil Fauzan melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan halaman fakultas Psikologi Undpad.

Dara tersenyum sampai mobil Fauzab hilang dari pandangannya. Kakinya kemudian melangkah ke halte, tepat saat itu sebuah angkot berwarna biru berhenti di hadapannya.

"Angkot, Teh?" Tanya supir angkot tersebut.

Dara mengangguk kemudian masuk ke dalamnya. Suasana angkot tidak ramai, hanya ada beberapa anak SMA yang sepertinya baru pulang sekolah.

Angkot yang di naiki Dara berhenti tepat di tempat yang sunyi dan terlihat dingin karena keadaan sudah semakin sore. Setelah memberikan uang ongkos, Dara melangkahkan kakinya memasuki tempat yang cukup luas itu.

Senyum pilu terukir begitu saja pada wajah Dara. Matanya berusaha membendung air mata yang memberontak untuk keluar. Tangannya terulur ke dalam tas dan mengeluarkan setangkai mawar merah yang masih segar dan meletakkannya di gundukkan berumput di hadapannya. Tangannya mengusap pusara yang terasa dingin.

"Halo, Ma. Apa kabar?"

Sudah hampir 20 menit Dara berada di depan makam Mama nya. Ia bercerita tentang kesehariannya sebagai mahasiswa. Langit mendung serta rintik hujan yang mulai turun tidak membuat Dara beranjak dari tempatnya.

"Dara punya temen baru, Ma. Namanya (Namakamu). Anaknya baik banget sama Dara. Doain ya Ma, semoga Dara bisa sahabatan yang lama sama (Namakamu)," ucap Dara berbicara dengan pusara sang Mama.

"Tadi malam, Dara ke gereja Ma. Dara berdoa semoga Mama baik - baik aja di sisi Tuhan." Air mata Dara turun, pertahanan dirinya runtuh.

"Dara kangen Mama." Isak tangis gadis ini semakin terdengar. Tangan Dara terulur untuk memeluk pusara Mama nya. Ia tidak perduli dengan hujan yang sudah semakin deras.

"Udah sore, lu sendiri?"

Dara menghentikan tangisnya saat suara seseorang terdengar di belakangnya. Ia menoleh keatas saat merasakan air hujan tidak lagi membasahi tubuhnya karena ditutupi payung.

PemilikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang