Memar

6K 941 22
                                    

(Namakamu) menyeka keringatnya saat sinar matahari pagi menyentuh kulit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Namakamu) menyeka keringatnya saat sinar matahari pagi menyentuh kulit. Ia sedikit menyesal karena harus memakai sweater sebagai outfit nya pergi ke kampus. Bandung panas untuk pagi ini.

Omong - omong, ini adalah hari pertama (Namakamu) berkuliah setelah menyelesaikan orientasi maba. Untuk hari pertamanya ini, (Namakamu) di antar Fauzan. Jam pertama akan dimulai pukul 9 nanti, dan ini masih pukul 8. Tandanya (Namakamu) masih mempunyai 1 jam bebas.

Alih alih berkeliling gedung fakultas, (Namakamu) justru membelokkan langkahnya ke arah kantin. Rasa haus mendemo agar ia segera melepaskan dahaganya.

Suasana kantin pagi ini tidak cukup ramai. Hanya ada beberapa mahasiswa yang menyelesaikan tugas seraya menikmati sarapan, namun ada juga yang sekedar duduk memanfaatkan wifi. (Namakamu) memilih untuk memesan jus jambu dan juga sepiring sosis goreng dan membawanya ke salah satu meja yang kosong.

(Namakamu) merogoh tas nya saat mendengar handphone nya berdering menandakan ada pesan masuk.

Adara Fhia
(Nam), dimana?

(Namakamu) Daynaz
Kantin. Sini, gue sendiri.

Adara Fhia
Sebentar

(Namakamu) meletakkan handphone nya setelah membaca pesan yang dikirim Dara kepadanya. Ia memilih untuk fokus kepada makanan di hadapannya yang berteriak minta di habiskan.

"Bagiiii."

(Namakamu) mendengus saat melihat Dara yang baru datang namun langsung mencomot sosis dari piringnya.

"Pesen sendiri Dar," ucap (Namakamu).

"Selagi punya lu masih ada, ngapain mesen," balas Dara melihatkan jajaran gigi putihnya yang berbaris rapi.

"Lama banget lu datengnya. Janjinya kemaren jam 8," ucap (Namakamu) menimpuk Dara dengan tisu yang sudah dibulatkannya.

Dara meneguk air putih dari botol yang selalu dibawanya sebelum menjawab pertanyaan (Namakamu), "Tadi malem ada kegiatan Gereja, pulangnya malem. Jadi kesiangan," jelas Dara.

(Namakamu) kemudian mengangguk mengerti. Keduanya memang memiliki kepercayaan yang berbeda, (Namakamu) menganut agama Islam, sedangkan Dara menganut agama Katolik. Namun tentu saja, itu tidak menjadi halangan untuk mereka menjadi teman.

"Eh, lu deket sama Kak Iqbaal?" Tanya Dara yang mampu membuat (Namakamu) tersedak.

"Kata siapa?" Tanya (Namakamu) balik seraya menyesap jus jambu nya.

"Yeuh, rame ini satu Unpad sama beritanya. Secara kak Iqbaal ketua BEM, ibaratnya doi itu artis Unpad," ujar Dara.

"Ga deket yang gimana gimana Dar. Biasa aja," ucap (Namakamu) salah tingkah.

"Halah. Gue liat kok (Nam) yang Kak Iqbaal ngelindungi lu dari hujan, terus makan roti berdua. Kemaren juga ada yang liat lu dianter pulang Kak Iqbaal abis selesai pensi. Nah, di situ tuh berkembang biaknya gosip gosip yang gue denger," jelas Dara.

PemilikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang