"Ehh, jadi anggotanya sebanyak itu? Benarkah? Wahh! Aku jadi tak sabar untuk memulai aktivitas ekskul di sana!" Mata gadis yang berada di hadapanku ini semakin bersinar terang. Ia tak tahu aku sedang membohonginya, ma-maksudku yakni, aku tahu anggota CBL ada 20 orang, namun aku tak tahu apa saja yang mereka lakukan karena aku sudah di blacklist duluan.
"Hm! Ada banyak sekali kue, aneka warna, aneka rasa!" Aku menerangkan lebih lanjut seolah aku salah satu bagian dari CBL. CBL sialan, dasar ekskul bencong~
Cepatlah, Nikola! Aku sudah tak punya informasi mengenai CBL!
Aku rasakan kekesalan dalam ubun-ubun, menunggu Nikola yang katanya tadi mengangkat jempol karena sudah paham maksudku.
"Nah, [Name]. Selamat bergabung dengan Ekskul Magical." Akhirnya Nikola berkata, ia mendekati [Name] sambil menepuk lembut kepala adiknya itu serta pula senyuman bahagia terukir di wajahnya.
Aku menghela napas dalam batin, karena haaaaa! Lega. Sudah jangan tanyakan soal ekskul bencong itu.
"Eeh? Magical?" [Name] tampak bingung dan menengok pada kakaknya.
Nikola mengangguk. "Baca saja formulirnya."
[Name] dengan lugu menatap ke arah kertas yang tadi aku berikan, membacanya, terkaget, kemudian merengek padaku dengan lucunya.
Astaga, aku menahan tawa saat ini karena wajahnya seperti korban bulian. Pfft—
"Tapi kak, aku ingin CBL!" [Name] merengek pada kakaknya.
"Ini syarat, [Name]. Kalau kau berhasil melewati kegiatan ekskul Magical selama tiga hari, maka aku sebagai satu-satunya lelaki di rumah akan mengizinkanmu untuk bergabung dengan CBL! Bagaimana?"
Aah, itu rencananya. Aku paham.
Bagus, Nikola. Aku yakin bahwa prasangkamu mengatakan cukup sehari di Magical [Name] pun sudah muak. Aku mendengus karena telah mengetahui isi kepala sohibku. Ini bukan pertama kalinya sih, ini sudah kesekian kalinya aku jengkel dengan sikap semena-mena Nikola.
"Ehh! Magical? Nggak asyik, ah. Judul ekskulnya juga aneh gitu."
Astaga, my kokoro!
Aku bersandar pada tembok dengan wajah lesuh.
"Tapi, [Name], ekskul di sini sama lho. Maksudnya, kalau kau mengikuti Magical untuk testimoni, akan sama rasanya dengan kau mengikuti CBL dalam waktu tiga hari!" Nikola menjelaskan kembali.
"Hmm? Bohong." Pasti [Name] tidak percayalah! Hidup tak semonoton itu, wahai sohibku!
"Ta-tapi, sungguh aku!" Wajah Nikola langsung memerah malu karena nampaknya rencana ia tak berhasil.
Ketika hendak [Name] angkat bicara, bel tanda jam pertama dimulai berbunyi. [Name] terkaget kemudian bergegas pergi dengan sebelumnya pamit pada Nikola.
Tidak padaku?! (ಥ ͜ʖಥ)
Dia tahu aku anggota ekskul Magical jadi dia tak pamit juga padakuuu?!
Kejam, aku lebih baik dari si bencong France yang hobinya godain orang, Ketua Arthur juga sering digoda noh (╥ω╥')
Aku menghela napas saat netraku dengan netra Nikola bertemu. Netranya sedih dan bingung seperti ingin mencurahkan isi hati. Aku datang mendekat sambil merangkul.
"Sudah, menyerahlah," ujarku sambil berjalan bersamanya ke dalam kelas.
Fuuh, dengan begini aku tak perlu repot-repot untuk menggunakan Magical—rumah keduaku—sebagai batu loncatan agar [Name] membenci ekskul CBL.
Kalau Ketua Arthur tahu kan, pasti sakit hati dia.
...
B e r s a m b u n g...
KAMU SEDANG MEMBACA
Problem : Brother and His Friend
Fanfiction[Brother!Bulgaria x Reader x Senpai!Romania] [School AU] [Slow update] ... Nikola yang mengidap Siscon ini menjadi resah ketika adiknya--[Name]--meminta izin untuk bergabung dengan ekskul di sekolah barunya. Nikola memang satu sekolah, namun sekola...