Betapa leganya batin ini setelah mengusir [Name].
Maksudku, bukan secara harfiah:(
Jadi, setelah Nikola pergi meninggalkan kami berdua, aku pun mengajak [Name] ke tempat ekskul Magical berada. Gedungnya berdekatan dengan perpus, tapi perpus ini merupakan gudang penyimpanan arsip terdahulu. Tak banyak yang mengunjungi, atau bahkan perpus kuno ini akan ditutup sebentar lagi.
"Ini ruangan ekskulnya?" [Name] bertanya, menarikku dari lamunan. Saat aku menengok, wajah [Name] kusut. Aku yakin, dia pasti jijik dengan ruangan ekskul kami.
Cih.
Perasaan apa ini? Sakit sekali.
Aku tahu! Ekskul kami ini menyimpan barang-barang vampire, aneka manekin monster (punya si Lukas) dan buku-buku sihir tebal berdebu. Ruangan ini pun sengaja dibuat gelap padahal kalau tirai dibuka cahaya terang dapat masuk tanpa penghalang.
"Yahh ... beginilah, ruang ekskul kami." Aku tak sadar bahwa suaraku ini sangat tidak bersemangat. Ya ampun, aku saja tak suka orang lain memandang ruang ekskul Magical dengan pandangan aneh, apalagi Arthur dan Lukas yang sudah merintis ekskul ini sejak nol.
Rasa sedih penuh penyesalan merayap di dada. Ahh, aku menyesal telah membantu Nikola!
[Name] sudah berada di dalam sebelum aku sadari. Dia menatap satu per satu barang dengan kerutan dahi.
Jangan mual ya, gadis kecil, kami memang menyimpan beberapa ramuan hasil campuran dari badan unggas dan ekor kerbau.
"Aku mau pulang ...." Suara [Name] terdengar jelas.
Aku terkejut, dia ... dia blak-blakan! Mau sampai mana dirimu melubangi hatiku?!
"Ah, maaf, bukan maksudku!" [Name] menyadari apa yang ia katakan. Dia berbalik padaku dengan wajah penuh ketakutan.
Oh? Jangan-jangan wajahku lagi sebal sekarang? Karena ... banyak orang bahkan orang tuaku sendiri mengatakan wajahku ini jutek kalau diem, lagi marah sangat menyeramkan.
"Tidak apa-apa. Aku mengerti kau sangat ingin masuk CBL. Karena ya ... biar pun mesum begitu, France sangat terkenal. CBL apalagi sudah ikut kontes dibeberapa ajang, piala mereka banyak, dana dari sekolah pun melimpah. Tidak dapat dipungkiri lagi kalau kau sangat ingin masuk ke sana, adiknya Nikola!" Yahh, ini benar-benar apa yang mengganjal di hati. Aku sengaja tersenyum—walau tak ikhlas—agar dia tidak seperti kucing ketakutan.
"Maaf, Senior ... aku tak ingin kakak khawatir." [Name] mengutarakan alasan. Sejujurnya aku sudah tahu, tapi mendengar langsung dari [Name], entah kenapa membuatku sedikit lega.
Tiba-tiba kami hening.
Gawat, kalau kita terus berlama-lama di sini, Arthur dan Lukas keburu datang!
Aku harus bilang ke mereka dulu sebelum mengenalkan [Name]!
"Ah, [Name]. Aku tahu ini agak menyayangkan tapi, bagaimana kalau pertemuan pertamamu besok saja? Karena agar berjumpa dengan anggota yang lain, dan kau tahu ... Ekskul Magical ini punya ritual sakral untuk anggota baru. Jadi, kami perlu waktu untuk mempersiapkannya." Aku sengaja mengambil mode vampire. Diam bersandar dengan gigi taring diperlihatkan dan mata merah menyipit tajam.
Lihat, [Name] kembali seperti kucing ketakutan!
Karena niat membantu Nikola untuk membuat [Name] membenci ekskul. Mari kita buat kesan pertama yang buruk!
Dan begitulah [Name] bisa pulang tanpa berpamitan padaku.
Gadis seperti dia yang mengagumi CBL mana mungkin betah berada di ekskul Magical yang fantastik ini! HAHAHA!
Sudah kuputuskan, aku akan membantu Nikola sampai tuntas, dan masa bodo dengan permasalahan mendatang di keluarganya!
Dia sendiri yang tak mau mendengarkanku. (・ε・)
...
B e r s a m b u n g....
A/n:
Hae, sepertinya fanfik ini akan cepat update;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Problem : Brother and His Friend
Fanfiction[Brother!Bulgaria x Reader x Senpai!Romania] [School AU] [Slow update] ... Nikola yang mengidap Siscon ini menjadi resah ketika adiknya--[Name]--meminta izin untuk bergabung dengan ekskul di sekolah barunya. Nikola memang satu sekolah, namun sekola...