Celah Dalam Hati
"Maaf, hati telah ingkar ketika celah hadir karena sesuatu di dalam sana, memberontak akan kekecewaan dan luka."
Kakinya melangkah mengelilingi area kos-kosannya. Pemuda yang telah sembuh setelah percobaan mengakhiri hidupnya itu, kini mencari sosok sahabatnya. Andi hanya ingin memastikan, ke mana perginya Reynand, setelah beberapa hari sibuk dengan kegiatannya.Sampai di luar, dia menemukan sahabat yang dicari tengah sibuk mencuci motor. Pagi ini, Andi tidak melihat raut wajah sedih dan terluka seperti biasa dari Reynand. Akan tetapi, ia melihat pemuda bertindik itu bersiul seraya sibuk memberi belaian pada kendaraannya, seperti tanpa beban. Tidak masalah, tetapi Andi merasa khawatir sendiri dengan perubahannya.
"Rey!" Andi memanggilnya dari ambang pintu kos, masih mengenakan celana kolor gambar 'Tom and Jerry' kesayangannya.
"Hm?" sahut Reynand masih sibuk.
"Gue lihat beberapa hari terakhir lo ikut Dira terus—"
"Iya, ternyata seru juga berbaur sama anak-anak. Lo harus nyoba, Ndi!" sahut Reynand sebenarnya memotong ucapan Andi yang belum selesai.
"Seru?" Andi bergumam. Baru kali ini Reynand menemukan hal seru setelah banyaknya masalah yang terjadi.
"Hari ini lo mau ke mana?" tanya Andi lagi.
Reynand lalu bangkit dan menyunggingkan senyuman manis. "Gue mau ikut kegiatan komunitasnya Dira lagi."
Andi terkekeh karena tidak percaya atas jawaban sahabatnya. Padahal, awalnya dia ingin mengajak Reynand pergi berdua, tetapi sepertinya pemuda itu tengah menikmati hal baru yang menurutnya seru.
"Kenapa?" Kini giliran Reynand yang bertanya.
"Menurut lo seru? Asal lo enggak lupa aja siapa elo dan siapa Dira, semua itu akan tetap seru," tutur Andi langsung melenggang masuk ke dalam kosan.
Di sana Reynand berdiri dengan kening mengerut. Ia menghentikan aktifitasnya dan memikirkan apa yang dimaksud Andi. Ah, ia tidak ingin mengacuhkannya, tetapi ucapan Andi tampak tersirat banyak makna.
Reynand tetaplah Reynand, begitu juga Dira. Lalu, apa masalah Andi? Bukankah berhak mencari hiburan ketika luka benar-benar menjeratnya? Ia pun butuh istirahat dari segala masalah. Andi memang masih aneh, pikirnya.xx
Mata tidak berhenti melihat pemandangan yang Tuhan berikan. Malam penuh bintang menemani hati yang tengah sepi, atau mungkin terluka.
Di bawah tenda yang didirikan, dua insan tengah menyimpan banyak kalimat karena tidak dapat mengutarakan. Rasanya terlalu banyak yang harus dijabarkan, sampai akhirnya membiarkan waktu membungkam.
Meski ini adalah hari ulang tahun pemuda bernama Amir, tetapi tidak ada kue di antara keduanya. Bukan tidak mampu, melainkan pemuda itu enggan untuk merayakannya. Memiliki waktu bersama Joya Avara di sampingnya saja, sudah lebih dari cukup bagi Amir.Akan tetapi, Joya tetap menyiapkan kado spesial yang sudah dia cari dari siang. Ia mengambil kado berukuran kecil dan pipih dari tasnya. Kado berbungkus warna biru tua itu kemudian dia berikan pada pemuda itu. "Kak, aku punya sesuatu buat kamu."
Pemuda itu menoleh setelah lama terdiam. Sebenarnya Amir telah menolak untuk diberi kado, tetapi Joya tetap ingin memberikannya. Pasalnya, kadonya kali ini begitu unik, dia memberikan buku berjudul 'Waktu Kecil', yang dibeli dari toko dekat kampus. Ada yang spesial, karena buku tersebut telah usang, dan menceritakan dua anak kecil yang bersahabat. Jujur saja Joya sangat tertarik dengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand & Joya (Kepulangan Hati) END
RomanceSELESAI/KOMPLIT PART LENGKAP (SEQUEL) Reynand & Joya. Baca R&J yg pertama akan lebih nyambung. Ternyata, pertengkaran seperti kucing dan tikus yang sering dilakukan, pada akhirnya membuat kita rindu masa itu. Pasalnya, waktu berubah semaunya. Reynan...