Mikael berjalan di depan Joanna sambil merentangkan tangan, memberitahu Joanna istana yang ia banggakan.
"Selamat datang di istanaku, Joanna. " Mikael tersenyum penuh keangkuhan. "Aku harap kau akan betah tinggal disini. "
Joanna tak berkata apapun, matanya sibuk mengawasi seluruh istana yang dikatakan Mikael. Memang terkesan mirip istana, tapi tempat ini menurut Joanna lebih mirip seperti museum yang sangat angker. Suasana mencekam tanpa kehidupan.
"Apa sebenarnya tujuanmu membawaku kemari, Mikael? "
"Aku senang kau menyebut namaku dengan begitu indah, bersantailah dulu. Nanti akan aku beritahukan padamu. "
"Katakan saja agar aku bisa cepat pergi dari sini."
"Kenapa buru buru sekali? "
"Disini bukanlah tempatku."
"Bagaimana kalau kau berkeliling istana ini untuk melihat lihat? Setelah itu baru akan kuberitahu apa tujuanku membawamu kesini."
Mikael memanggil seorang pelayan manusia untuk mengantarkan Joanna berkeliling. Joanna bahkan belum setuju tapi Mikael tak mau mendengar.
Akhirnya Joanna pergi melihat lihat, sebenarnya tempat ini indah jika saja ada kehidupan di dalamnya. Istana ini juga sangat luas, mungkin butuh lebih dari satu hari untuk menjelajahinya.
Joanna diam saja ketika dua orang wanita manusia menjelaskan panjang lebar tentang letak letak ruangan utama dan kamar kamar yang ada di bagian tengah istana, banyak lukisan lukisan yang memperlihatkan kaum vampir terdahulu atau bisa dikatakan tetua yang memegang kekuasaan di atas segala kaum. Kabarnya Mikael adalah keturunan ketujuh dari generasi terkuat Vampir, mungkin itulah sebabnya Lian belum bisa mengalahkan Mikael dengan cara apapun. Ada kekuatan yang dimiliki Mikael tapi tak seorang pun tahu, dan Joanna bertanya tanya apakah itu ada kaitannya ia dibawah kemari.
Di tengah acara berkelilingnya, tiga orang Vampir mengepungnya, si pelayan manusia lari terbirit birit karena takut. Tiga orang makhluk abadi di depannya memperlihatkan taring runcing yang mereka miliki, siap menghisap habis darah yang Joanna miliki.
"Halo, sayang. Hmmm... Baumu terasa sangat nikmat, mungkin kau bisa menjadi makan malam kita bertiga, meski ku rasa itu tidak cukup. Anggap saja kau makanan pembuka untuk kita." kedua teman lainnya ikut tertawa, senang melihat ada mangsa yang ternyata musuh abadi mereka.
"Cepatlah, Nick. Aku sudah tak sabar untuk menikmatinya, rasanya sudah lama taringku tak pernah mencabik kulit keras seorang Were."
Lalu seseorang memegang bahunya keras, Joanna menyentak kuat dan menggeram keras. Saat satu orang lagi akan melayang dan menancapkan kukunya pada Joanna, dengan sigap Joanna menghindar dan merubah wujudnya menjadi serigala.
Joanna melolong keras, haru semakin malam dalam ketegangan. Ketiga vampir itu mengepung Joanna, sekali kibas cakar Joanna mengenai salah satunya. Pria yang tadi di panggil Nick lah yang terkena cakaran Joanna, pria itu marah dan menempatkan kuku kuku panjang nya untuk merengut tubuh Joanna. Dan sialnya bahu Joanna terluka karena kuku panjang itu, masih bersyukur bisa menghindar dari taring tajamnya.
Saat Joanna lengah sebuat tubuh menghempaskannya dengab kuat ke arah tanah keras dibawah tubuhnya. Joanna mengerang sakit, tapi dengan sisa kekuatan berdiri dan menghindar saat tubuh lainnya hampir mengimpitnya. Joanna melayangkan tendangan dan memukul pria itu dengan moncongnya. Dengan sigap gigi Joanna tertancap di bahu pria itu dan mengoyak nya cepat menjadi dua bagian yang terpisah.
Dua orang temannya yang tahu itu dengan penuh amarah berusaha mengeluarkan api dan ingin membakar Joanna. Napas Joanna tersenggal karena tenaganya hamour terkuras. Saat dua taring berada di bahu Joanna dan dua lagi dikakinya, Joanna pikir ia akan mati sebentar lagi. Tapi lalu sebuah kekuatan dari alam nemberinya kekuatan dan membuat suhu tubuh Joanna lebih panas dari lahar api, membuat dua orang vampir tersebut melepaskan diri dan menjauh.
Tahu ada kesempatan Joanna langsung mengambilnya, Joanna melompat tinggi dan meraih keduanya dengan sekaligus dan mengoyak tubuh mereka bergantian. Dihempaskannya mayat ketiga vampir tersebut menumpuk ke atas lalu Joanna kembali ke wujud manusianya dan memakai jubah yang ditanggalkan saat berubah wujud tadi.
Dengan sisa tenaga Joanna membakar tubuh ketiganya dalam lahapan api yang terkobar melambai ke rah neraka, tempat mereka seharusnya berada.
Plok plok plok.
Sebuah tepuk tangan menyadarkan Joanna dimana ia berada dan ditempat siapa.
Joanna menatap Mikael yang tersenyun puas ke arahnya. Ada apa ini? Joanna bertanya dalam hati.
"Aku sungguh kagum padamu, sayang. Kau adalah cerminan wanita sejati, dan aku sangat menyukainya. "
Mikael mendekat dan menatap hasil jerih payah Joanna yang dilahap api."Kau sengaja? " tanya Joanna.
"Mereka hanya bodoh yang merasa punya kekuatan untuk mengalahkmu, dan tentu saja kau lebih hebat dari apa yang telah ku dengar. "
"Apa yang telah kau dengar, tentangku?"
"Sesuatu yang bagus, atau bisa dikata luar biasa dalam taraf seleraku."
Mikael mengandeng lengan Joanna dan menuntunnya masuk kembali ke dalam istananya.
"Ada yang ingin ku perlihatkan padamu. "
Mikael membawanya ke dalam ruangan besar setelah melewati lorong panjang dan gelap disisi barat istana, tempatnya lebih hidup dari tempat lainnya. Ada bunga bunga mekar tapi setengah layu yang memenuhi kamar.
Di sana, di tengah tengah ranjang yang hanya satu barang yang menempati kamar tersebut, terbaring seorang wanita cantik tapi pucat. Manusia.
"Aku membutuhkan bantuanmu, " ujar Mikael. "Tapi sebelumnya, aku ingin kau menyempurnakan kekuatanmu agar bisa membantuku."
"Menyempurnakan kekuatanku? " Joanna bertanya.
"Ya, kekuatan yang tidak sadar kau miliki. Kau tahu kenapa wolf di dalam dirimu tak pernah muncul? "
"Aku tidak tau, sudah lama aku bertanya tanya. Apa yang kau ketahui tentang itu? "
Mikael berbalik dan menatap cahaya bulan separuh di atas langit, wajahnya terlihat sedih. Baru kali ini Joanna melihat Mikael yang lain, biasnya hanya ada seringaian dan senyum angkuh diwajahnya.
Mikael menepuk tangannya dua kali, lalu masuklah seorang wanita dengah wajah tajam memakai jubah hitam dengan misterius.
"Joanna, perkenalan dia adalah Vanna. Vanna bisa melihat masa depan dan juga masa lalu, dia akan membantumu menjawab pertanyaanmu itu. Mendekatlah pada Vanna dan pegang tangannya."
Joanna ragu, tatapan tajam Vanna tidak beralih dari Joanna. Vanna membisu, hanya berdiri disana dan menunggu. Tapi rasa penasaran Joanna yang menang. Perlahan Joanna mendekat dan Vanna meminta tangan Joanna untuk terulur.
Setelah memandang Mikael yang memberi persetujuan dari anggukan, Joanna memberi tangannya di atas tangan Vanna yang terasa dingin. Lalu rasa dingin itu semakin menyebar ke seluruh tubuh Joanna, menusuk tubuh Joanna dengn kebekuan. Lalu wajah wajah bermunculan di benak Joanna, mungkin itu disebut penglihatan masa depan, saat semakin banyak gambar terlihat tubuh Joanna semakin membeku. Lalu Joanna berteriak nyaring saat tubuhnya lunglai terjatuh, seakan ada kekuatan yang menhisap habis darah dan kekuatannya.
Mata Joanna terpejam saat satu nama tersebut di bibirnya.
"Liam..... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempted by the Alpha
WerewolfJoanna menyadari mencintai orang yang salah, bahkan ia mendapat luka yang membekas di wajahnya karena rasa cintanya tapi pria itu tidak pernah menoleh kearahnya. hanya ada hinaan dan tatapan jijik yang pria itu berikan pada Joanna. Liam tahu wanita...