Part 2

5.7K 764 56
                                        

Tangan Liam hampir membuka tudung yang dipakai oleh Joanna.

"Kau . . ."

Kelebat seseorang menutupi tubuhnya dari gerakan tangan Liam yang akan membuka tudungnya. Liam menggeram marah saat merasa orang di depannya menghalanginya. Joanna mengambil kesempatan itu dengan berlari ke arah kegelapan di dalam hutan, meninggalkan lentera yang dibawanya.

"Apa yang kau lakukan? Minggir dari hadapanku . . ." Liam menggeram marah ke arah Leon yang mencoba menghalangi jalannya menuju mate-nya. Tangannya mengibaskan lengan Leon dengan keras lalu memukul keras wajah Leon hingga terjatuh kemudian berlari cepat ke dalam kegelapan dimana wanita tadi berlari.

Liam mendengus keras karena jejak wanita itu menghilang ketika dirinya yakin arahnya dari sisi kanan, tapi jejaknya hanya tipuan semata. Liam bertanya tanya mengapa sang mate mencoba menghindarinya, sambil menggeram marah Liam berlari dengan wujud serigalanya ke segala arah.

Joanna mengambil napas lega saat melihat Liam berbalik arah dari tempatnya berada, Joanna sangat bersyukur membawa ramuan yang menyamarkan aromanya. Itulah gunanya ramuan itu ia bawa kemanapun ia pergi, bisa digunakan di saat terdesak seperti saat ini. Tangan Joanna bahkan masih gemetas saat membetulkan tudung di kepalanya.

Joanna bersandar ke arah pohon di belakangnya, kemudian menutup matanya perlahan. Aroma itu masih melingkupinya, mendesaknya penuh gairah. Tangan Joanna yang gemetar memegang dadanya yang berdetak keras dan cepat, napas Joanna seakan tercekat saat air mata tiba tiba mengalir di sudut matanya. Rasanya napasnya menjadi sesak karena himpitan rasa kecewa yang tidak bisa ia salurkan kepada pasangannya. Rasa sakit ini seakan mencekik Joanna dalam gelombang keputusasaan. Seharusnya pertemuan tadi adalah pertemuan yang diharapkan keduanya jika dalam keadaan normal, tapi semua berbeda diantara mereka. Joanna bahkan takut merasakan sakit yang lebih parah dari pada yang ia rasa saat ini.

Harusnya ia bisa dengan mudah bersatu dengan pasangannya, pasangan yang telah Moongoddes berikan padanya. Yang entah mengapa dipertanyakan oleh dirinya dengan ketidakyakinan. Harusnya dia dipasangkan oleh Leon saja, setidaknya Leon tulus dan menerimanya ada adanya. Tapi Liam, dia seorang Alpha yang terhormat. Joanna hanya omega diantara kawanan lainnya. Rasanya begitu buruk membayangkan penolakan yang akan ia dapatkan jika tadi Liam melihat wajah buruknya.

Leon datang beberapa menit kemudian, menghampiri Joanna dengan keadaan yang sedikit membuat Joanna kasian padanya.

"Terima kasih atas bantuanmu, Leon. Kau bertindak di saat yang tepat. Itu tadi nyaris saja . . ."

"Sebagai bayaran kau harus menyembuhkan orang yang akan kita temui, dengan banyak bonus yang akan kau berikan padaku." Ujar Leon tersenyum lebar tapi kemudian meringis merasakan sakit di wajahnya yang telah dihantam kepalan tangan Liam yang kuat.

Joanna mendengus keras melihat Leon memanfaatkan keadaan, tapi melihat wajah Leon yang terlihat kebiruan, ia mengangguk setuju.

"Apakah keadaan sudah aman? Aku tidak mau bertemu lagi dengannya, kita jalan memutar saja." Ujar Joanna mengantisipasi takut Liam kembali mencarinya ditempat mereka bertemu tadi.

Leon dan Joanna berjalan kembali menuju rumah  orang yang akan disembuhkannya, keadaan aman membuat keduanya sampai dengan cepat ke tempat tujuan. Perlahan Joanna mengobati gadis kecil tersebut, Joanna sedikit kaget melihat penyakit yang diderita gadis itu tapi sebisa mungkin meramu obat agar bisa menyembuhkannya. Perlahan kemudian tubuh gadis itu yang semula penuh luka yang membusuk akhirnya mengering dan sembuh. Sang pedagang yang melihat keajaiban yang dilakukan Joanna bersorak senang dan menghadiahkan kepingan emas yang banyak, tapi dengan cepat di sambar oleh Leon dan memasukkannya ke dalam sakunya dengan seringai lebar yang tak hilang dari wajahnya.

Leon berbincang penuh senyuman terhadap Joanna dalam perjalanan pulang, karena sudah memberikan banyak tanpa diminta. Joanna yang melihat itu hanya bisa pasrah, bagaimanapun hanya Leon teman yang ia punya sekarang. Leon orang yang baik, jujur dan sering memberikan pendapat yang ada dipikirannya tanpa pandang apapun. Tapi itulah yang Joanna harapkan dari Leon, tidak ada rahasia diantara mereka.

Saat hampir mendekati rumah, suara gemuruh geraman dari berbagai arah datang mengelilingi Joanna dan Leon. Geraman dan hentakan kaki para serigala menakuti Joanna. Joanna menutup tudungnya semakin ke bawah, matanya menelusuri keberadaan serigala di depannya. Menebak nebak apa gerangan yang akan mereka lakukan hingga mengepung dirinya, jelas Joanna akan kalah telak dalam jumlah. Ada tujuh wolf di depannya sedang ia hanya berdua.

"Apa yang kalian inginkan?" Suara Joanna bahkan berubah amat lirih. Yang ia takutkan adalah bila serigala di depannya adalah para rogue mungkin keselamatannya patut di pertanyakan.

Seseorang yang berada di depan merubah wujudnya menjadi manusia dan berjalan mendekat ke arah Joanna setelah ia mengenakan celana yang dilemparkan oleh temannya, Joanna langsung berpaling dari tubuh pria itu. Tidak mau melihat apa yang seharusnya tidak ia liat.

"Aku Beta dari Dark moon pack, apakah benar kau adalah Anna sang penyembuh?"

Joanna terkesiap pasalnya dark moon pack adalah pack milik Liam. Jadi dia diutus oleh Liam, tubuh Joanna bahkan langsung bergetar dalam ketakutan. Joanna sudah tertangkap. Joanna tersudut saat ini.
Leon yang dapat merasakan kecemasan yang dirasakan Joanna mengambil alih dengan mengajukan pertanyaan pada beta tersebut.

"Apa yang kalian inginkan?" Tanya Leon waspada tapi tetap memasang wajah datar andalannya jika situasi  mulai tidak bersahabat.

"Kami diminta untuk menjemputmu, adik sang Alpha telah sakit saat ini. Banyak dokter yang sudah berusaha menyembuhkannya tapi tak ada perubahan. Kami dengar kaulah yang terbaik dalam menyembuhkan segala penyakit." ujar beta tersebut menatap Joanna yang tidak bergerak dan membuka tudung kepalanya. Sang Beta pun penasaran wajah wanita yang berada di depannya, banyak selentingan mengatakan Joanna adalah wanita buruk rupa yang berlindung di bawah tudung kepalanya karena takut dihina. Tapi banyak juga pertanyaan seperti dia wanita yang terlalu cantik hingga takut kecantikannya bisa membunuh dirinya sendiri. Tapi tidak ada seorangpun yang tahu. Bahkan sang alpha sendiri.

"Aku tidak bisa melakukannya." Tolak Joanna.

Eraman langsung terdengar dari semua serigala di depannya.

"Kalau begitu kami akan membawamu dengan paksa."





Tempted by the AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang