Part 8

4.8K 798 88
                                    

Part spesial Liam ya guys,  yang pada kesel sama Liam moga udah enggak setelah baca part ini.  Maafkan daku yang ngaret updatenya,  biasa emak emak sok sibuk hahaha.  Ditunggu vote sama komentar kalian yang banyak ya😘😘 happy reading

***

Liam memasuki rumah kaca dengan tanpa sadar,  pikirannya masih berkelana memikirkan keberadaan Anna dihudupnya sekarang.  Bukan menutup mata pada keberadaan  mate-nya,  tapi Liam tahu itulah yang harus dan mesti ia lakukan meski harus meraskan ribuan  kesakitan seperti saat ini.  Liam tahu dengan menahan wanita  itu didekatnya hanya akan menyiksa Lian sendiri.  Tapi paling tidak Liam bisa menatap mate-nya setiap hari ketika dia ingin.

Liam berjalan kesana kemari dengan pikiran kalut,  Alice akan pulang sebentar lagi dan Liam tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Tentu banyak pilihan  yang bisa ia pilih tapi tidak banyak yang bisa Liam ambil sebagai pilihannya sendiri.

Saat melihat wajah Anna yang terluka,  Liam merasakan kesakitan yang begitu nyata  hingga Liam tidak dapat menghalaunya. Saat itu yang bisa Liam lakukan hanya terdiam sambil menahan  perasaannya.

Banyak godaan yang terjadi bila Liam ada didekat Anna,  saat itu saat Anna mendongak menatapnya tanpa tudung kepala yang menutupi wajahnya,  Liam sangat ingin memeluk dan mencium Anna dengan kerinduan yang sarat emosi.  Tapi Lian tahu saat ia melakukannya maka ia tidak akan berhenti dan akan membuat kekacauan yang lebih besar lagi.  Bahkan Logan, wolf didalam dirinya terus memakinya karena keputusan yang diambilnya  itu.

'Dasar bodoh..... ' maki Logan sang wolf.

'Diam kau! ' sentak Liam.

'Ya ya,  bisa apa aku tanpamu,  iyakan?  Dia itu mate kita dan kau bertindak bodoh seperti itu. '

'Itu keputusan yang terbaik untuk kita semua. ' sangkal Liam.

'Tapi bukan yang terbaik untukku,  pikirkanlah! kita berdua sama sama merasakan sakit yang sangat jika kau sampai merejeck Anna. Dia adalah Luna kita,  jangan bertindak bodoh dengan merejecknya atau sampai menyakiti Anna karena alasan apapun.' ujar Logan.

'Entahlah,  dengan adanya Alice aku bingung  harus bagaimana,  apalagi sebentar lagi ia akan kembali. Aku sangat menyayangi Alice. '

'Kau tidak menyayangi atau mencintai Alice,  hanya rasa terima kasih karena dia----'

'Tidak,  aku benar benar menyayangi Alice mulai dulu. '

"Alpha,  sayang.  . . "

Saat itulah Alice datang dan berhamburan ke dalam pelukan Liam.  Liam hanya terdiam saat Alice berceloteh riang karena merindukannya,  tangan Liam bahkan masih terkulai tanpa membalas pelukannya.

"Apa kau tidak merindukanku,  sayang? Peluk aku,  aku sangat sangat merindukanmu.  Sudah terlalu lama hingga rasanya tak tertahankan. "

Liam memeluk Alice perlahan,  tanpa gairah ataupun kerinduan yang dulu sering ia rasakan jika Alice berada jauh darinya. perasaan Liam dalam taraf kebimbangan. 

Sesaat kemudian ketika membalas perkataan Alice dengan senyuman,  matanya menatap Anna yang berdiri disana. Melihatnya dengan kesakitan yang ketara, menekan dadanya sendiri karena melihat Liam disana bersama Alice.  Tangan Liam mencengkeram tubuh Alice dalam emosi  yang juga dirasakan hatinya.  Tatapan Liam menajam saat melihat tubuh Anna akan Limbung,  tangannya hampir melepaskan pelukannya di tubuh Alice tapi seakan tahu Alice semakin mengeratkan pelukannya.

Saat Alice mencium bibirnya dengan mesra,  Liam berharap Anna sudah pergi dan tidak melihat apa yang dilakukan Alice hingga menyakiti wanita itu lebih dalam lagi. Liam melepaskan Alice dan berdiri sedikit menjauh dari Alice.  Mata Liam mencari Anna yang sudah tidak berada disana lagi.

"Ada apa denganmu,  Liam? Apa kau tidak merindukanku? "

"Tentu saja aku merindukanmu,  aku senang  kau sudah pulang. "ujar Liam datar. 'aku juga senang karena dengan keberadanmu disini kau tidak akan membuatku bimbang tentang keputusan yang harus kuambil,' ujar Liam dalan hati.

"Sepertinya kau sedang banyak pikiran,  apa sesuatu terjadi saat aku pergi? "

"Banyak hal terjadi,  Maura sudah sembuh. "

"Benarkah? Aku senang mendengarnya,  nanti aku akan menemuinya setelah aku puas melepas rindu padamu. " Alice tertawa senang  sambil memeluk Liam lagi dengan erat.

"Ayo pergi makan malam,  mereka pasti sudah menyiapkan makanan istimewa untuk kedatanganmu. " ujar Liam sambil melepas kembali  pelukan Alice ditubuhnya.

Alice mengeryit melihat tingkah Liam yang menurutnya aneh,  biasanya Liam selalu bergairah jika melihatnya.  Menciumnya dengan mesra dan tidak pernah melepas pelukannya.  Dan sekarang sudah dua kali Liam melepas pelukannya,  tidak membalas ciumannya dengan benar.  Apa sebenarnya yang terjadi?  Banyak pertanyaan dikepala Alice.

"Ada sesuatu yang tidak kau katakan padaku,  sayang? " desak Alice menahan  tangan Liam yang akan berjalan pergi.

"Tidak.... Tidak ada, " melihat tatapan tak percaya Alice,  Liam berkata lagi. "Kemarin para Rogue masuk keperbatasan dan menyerang kita,  tapi aku berhasil menyingkirkan mereka.  Aku hanya cemas ada sesuatu yang diincar mereka, entah apa. Aku masih memikirkan itu,  tidak usah cemas. Ayo pergi makan,  aku tahu kau pasti  kelaparan."

"Baiklah, aku yakin kau Alpha terkuat disini.  Tidak akan ada yang bisa mengalahkanmu,  aku yakin. " Liam mencoba mengalihkan perhatian Alice.

"Aku harap juga begitu. "

Saat melintasi lorong menuju dapur,  sekilas Liam bisa melihat ke luar halaman dan melihat seseorang berlari melintasi halaman menuju hutan. Liam berhenti melangkah dan memastikan  siapa orang yang berlari ke hutan itu,  saat melihat Anna lah orang itu tiba tiba Liam cemas.

Tanpa berkata apapun Liam berlari keluar mengejar Anna,  membiarkan Alice terpaku kaget karena tindakan Liam yang meninggalkannya.

Tidak,  Liam tidak bisa membiarkan Anna pergi.  Anna harus berada disini,  disisinya.

Tempted by the AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang