Part 5

5.6K 794 35
                                        


Joanna memandang kegelapan malam di balik jendela kecil yang ditutupi besi besi yang menggurungnya, suasana begitu sunyi dan itu terasa menakutkan bagi Joanna. Sudah dua jari berlalu, seharusnya keadaan adik Alpha sudah membaik. Racun itu seharusnya sudah hilang jika masa kritis bisa di laluinya, dan Joanna berharap itu cepat terjadi agar dirinya bisa keluar dari sini. Sungguh sangat menyesakkan berada di dalam sini terkurung dan sendirian. Seakan belum cukup selama ini dirinya hidup dalam pelarian dan harus selalu sembunyi. Mungkin setelah Alpha tahu keadaannya, Joanna tidak harus melarikan diri atau bersembunyi lagi. Liam akan membebaskannya jika adiknya sembuh. Hanya itulah satu satunya harapannya. Joanna bahkan belum bertemu dengan Leon, entah bagaimana nasibnya. Joanna berharap tidak terjadi hal yang buruk, Leon adalah teman satu satunya yang ia miliki. Haruskah ia juga kehilangannya.

Pintu terbuka.

Joanna tetap bergeming di posisinya.

"Joanna...."

Joanna yang mendengar suara Leon kaget dan langsung menatap tak percaya lalu mendekat dan menyentuh tangan Leon sedikit keras.

"Ya Tuhan Leon, kau baik baik saja?"

"Aku baik, bagaimana denganmu? Ku harap Alpha tidak melakukan sesuatu yang buruk padamu."

"Tidak...tidak dengan perbuatan. Dia sudah melihat wajahku, Leon." Mimik wajah Joanna terlihat sedih menyelimuti  kembali. "Aku tidak tahu apa yang akan Liam lakukan, tapi aku berharap dia akan membebaskanku."

"Keadaan adiknya sudah membaik, seorang tabib yang merupakan tetua di park ini berkata adik Alpha sudah melewati masa krisisnya. Hanya tinggal menunggu sebentar lagi kita akan keluar dari sini."

"Aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi, aku merasa sangat gelisah." Joanna meremas remas tangannya dengan gelisah. "Pasti ada sesuatu yang akan terjadi."

"Tenanglah, semuanya akan baik baik saja." Leon mencoba menenangkan.

"Kenapa tiba tiba mereka membiarkan kita berdua berkumpul dan berbicara, apa yang mereka katakan Leon?"

"Tidak ada yang buruk, mereka hanya bertanya ini itu hal yang tak penting. Dan Alpha juga banyak bertanya, tentang dirimu."

Joanna terkesiap, bertanya tanya mengapa Alpha ingin tahu. Hubingan mereka menemui jalan buntu, jadi untuk apa Liam sendiri peduli setelah bertahun tahun telah berlalu. Sebelum bertanya lagi pada Leon ada tiga orang memasuki kamar dengan terburu, Joanna membetulkan letak tudung kepalanya agar tertutup kembali.

"Ada penyerangan di perbatasan, Leon Alpha berpesan padamu untuk tetap berada di sisi Anna selalu. Jaga Anna tetap aman hingga Alpha kembali nanti." Ujar Warrior itu.

"Tidak adakah yang bisa ku lakukan untuk membantu?"

"Ikuti saja pesan Alpha, mereka berdua akan berjaga di depan pintu untuk melindungi kalian berdua." Lalu mereka keluar bersamaan menyisakan dua orang menjaga pintu.

"Aku harap tidak ada hal buruk yang akan terjadi pada Liam, aku takut kegelisahanku mulai tadi adalah hal buruk." Ujar Joanna.

"Jangan cemas, Alpha adalah orang terkuat di park ini. Ia pasti akan membawa kemenangan, mungkin mereka hanya para Roque yang tersesat."

"Yah ku harap begitu, dengar Leon---" Joanna memelankan suaranya agar tidak ada yang mendengar. "Tidak bisakah kita mencari cara agar bisa keluar dari sini, kurasa situasi saat ini sangat mendukung."

"Joanna... aku tidak yakin dengan idemu. Lihatkan di sekelilingmu, tidak ada jalan keluar kecuali kita melewati mereka berdua yang sedang menjaga pintu."

"Carilah sesuatu yang akan mengalihkan mereka dari kita, sedang aku akan menyelinap keluar dan menunggu mu diluar setelah kau bisa menyingkirkan mereka berdua. Aku yakin kau pasti bisa." Joanna berkata tegas.

Leon mengerang tertekan.

Setelah Leon membawa mereka entah kemana, Joanna berhasil keluar dan berada di puncak anak tangga ketika sebuah tangan mendarat di bahunya. Dan suhu seketika di ruangan itu berubah memanas. Penuh aliran listrik yang mengejutkan, aroma wewangian yang memabukkan menghentikan langkahnya. Dan Joanna tahu ia tidak bisa lari lagi. Ia tertangkap.

"Mencoba kabur, Anna....."

Suara itu sanggup melemaskan tubuhnya yang tegang tadi seperti agar agar. Joanna meremas sisi bajunya agar ia tidak mengeluarkan suara erangan yang keras karena Joanna tahu Liam lah pusat kegelapan yang akan menelannya.

Tempted by the AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang