Bagian #15 Ijin dari Tuhan

3.1K 192 19
                                    


Dokter bilang aku sudah di bolehkan untuk pulang.
Namun dia menyarankan agar aku tetap datang tiap seminggu sekali untuk melakukan pengecekan kesehatan.
.
Siang itu aku mengenakan kemeja merah dengan garis putih di tepian lengan dan kerah. Serta mengenakan celana panjang Jeans.
Di tanganku ada sekeranjang apel segar, dengan setangkai bunga mawar putih yang kusembunyikan di belakang pinggang untuk aku berikan pada Amanda.
.
Aku melangkah pelan menyusuri koridor ruangan   rumah sakit kota.
Tak butuh waktu yang lama, aku telah sampai di Taman rumah sakit yang biasa Amanda berada.
.
Di sana hanya ada segelintir pasien Lansia yang sedang duduk bercengkrama dengan perawatnya.
.
Hari ini Amanda mengenakan baju gamis muslimah warna merah maroon dengan cadar warna senada. Duduk tenang di kursi rodanya.
.
Aku lihat dia  khusyuk membaca Kitab suci alquran.
.
Sembari menunggu menyelesaikan bacaannya, aku duduk di bangku panjang.
Dari bacaannya, sepertinya dia sedang membaca Quran Surah Ar rohman.
Jujur aku suka dengan suaranya yang halus tanpa cela itu.
Dia berhasil menenggelamkan jiwa  keringku ini kedalam lautan ketenangan. Sampai sampai mataku terpejam saat mendengarkan lantunan Surah Arrohman.

.
Tak lama, 7 menit kemudian terdengar ia mengucapkan Shodaqollahul adhim.
.
Aku segera menghampirinya.
.
"Assalamualaikum," sapaku.
.
"Wa alaikum salam," balasnya sembari menutup kitab sucinya. "Eh ada Angga,  dari tadi ya ?" tanyanya, kedua pipinya sedikit terangkat. Aku tebak dia sedang tersenyum.
.
"Baru nyampe," jawabku.
.
"Itu apa ?" manda menunjuk tanganku.
.
"Oh iya sampe lupa,"
.
Aku menyerahkan sekeranjang apel itu padanya.
.
"Ini buat kamu,"   kataku.
.
"Makasih banyak Angga, udah repot repot beliin aku buah," kata manda.
.
"Dan ini yang paling istimewa," kataku sembari menunjukkan setangkai bunga mawar putih padanya.
.
Kedua Matanya membulat, "Apaan nih? Kamu mau nembak aku? Hehehe kaya  Sinetron ajah," komen Amanda sembari menerima pemberian bungaku.
.
"Mawar putih adalah symbol dari Cinta abadi. Karna itu Aku memberikannya padamu," ujarku.
.
"Masha Allah Angga, kamu pinter banget ngegombal cewek,"
.
Aku tersenyum lebar, "Baru kali ini aku ngasih bunga buat cewek. dan itu sangat berarti,"
.
"Makasud kamu ?" tanya manda tak mengerti.
.
"Artinya Kamu istimewa, Tak ada yang bisa menyamaimu," kataku tulus.
.
Manda menggelengkan kepalanya, "Masya Allah ... Bukan main, bukan main ... kayanya aku udah kelepak kelepek nih," candanya.
.
Aku melihat semburat merah di pipinya.
.
"Seneng enggak dapet bunga ?" tanyaku.
.
Manda tak segera menjawabnya, dia mendekatkan bunga itu di mulutnya.
.
"Seneng banget, makasih Angga, tapi ..."
.
"Tapi apa ?" kataku.
.
"Lain kali kalo kesini bawa yang manis manis yah? soalnya aku suka yang manis," kata manda.
.
"Kirain apa, Oke tenang ajah. Nanti besok besok aku beliin  kamu yang manis."
.
Tiba tiba terdengar suara deheman di belakangku.
.
"Ehem !!"
.
Aku sedikit kaget, ternyata Ayahnya manda.
.
"Pak Wreku," sapaku sambil tersenyum malu.
.
"Weleh weleh,  Dua duan ajah nih kaya pacaran. Awas yang ketiganya adalah setan," ujar Pak Wreku.
.
Manda tertawa pelan, "Hehe Enggaklah Pah, Kita cuman mengobrol doang. Angga ngasih apel, mau enggak Pah?" tawar manda.
.
Pak wreku mengambil satu buah apel.
.
"Silahkan di lanjutkan ngobrolnya, Papah mau keliling lagi.  Siapa tahu  Papah dapet Istri baru " ucapnya sambil tersenyum nakal.
.
Aku menanggapinya dengan tawa.
Sedang manda terlihat marah, "Bilangin Mamah nih Kalo papah sampe nyari istri baru?"
.
"Oh jangan Manda, nanti bisa bisa papah tidur di teras," kata Pak Reku.
.
"Biarin, biar papah tahu rasa." kata manda.
.
Pak Wreku duduk di bangku kayu, sembari menikmati apelnya, dia terlihat cuek.
.
Sesekali manda melototi papahnya jika ketahuan sedang memperhatikan seorang perawat yang lewat.
.
"Enggak Manda," sahut pak Wreku segera.
.
"Awas loh, bilangin mamah nih ?" ancam Amanda.
.
Pak Wreku senyam senyum menanggapi ancaman manda.
.
****
.
Setiap hari aku selalu mencoba untuk bisa  dekat dengannya.
2 minggu ini manda sudah mulai bisa berjalan lagi Walau pelan.
.
Dan lambat laun aku melihat cahaya di matanya lagi. cahaya yang membuatnya punya harapan dan semangat hidup.
.
Aku sudah memantapkan hatiku, Akan melamarnya saat masa idahnya selesai.
Dan Allah Subhana hu wa ta'ala  telah mengijinkan kami untuk bisa Bersama dalam ikatan suci bernama Pernikahan.
Pak Wreku dan Ibu retno telah merestui kami.
.
Syukur Alhamdulilah mereka mau menerimaku, setelah melihat diriku yang sudah mapan. Mereka lega melihat anaknya bisa hidup terjamin tanpa adanya kekurangan apapun.
.
****
.
Malam itu, di kamar yang sudah di hias indah khas Pengantin baru.
.
Untuk pertama kali aku Melihat wajahnya dengan jelas tanpa adanya hijab yang menutupi.

.
"Kamu cantik,"  pujiku.
.
Aku mengusap pipinya yang lembut dan hangat.
Manda memegang tanganku.
.
"Aku mencintaimu," ucap manda tulus.
.
"Aku tahu," sahutku
.
"Maaf aku baru bisa mengatakannya sekarang, setelah aku  halal untukmu," sambung manda sembari tersenyum.
.
"Dimanapun kita  berada. Hati  selalu tahu kemana dia harus berlabuh," ujarku.
.
Manda mengangguk pelan, dia memejamkan matanya saat tanganku mengusap pipinya lagi.
.
Seulas senyum bahagia terpendar di wajah ayunya, dan itu menambah kecantikannya jadi berlipat lipat.
Seketika hatiku luluh dan terserak.
.

Tamat
.
Jangan lupa kasih bintang dan komentarnya, Makasih udah baca karyaku ini. 😅😅

Di Balik Hijab Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang