CHAPTER 34

7.4K 250 4
                                    

Victoria P.O.V~

Aku masih bingung saat masuk ke mall sebenarnya apa yang akan dicari oleh Aaron sampai-sampai mereka harus ke mall secara mendadak seperti ini. Saat masuk ke dalam mall pun Aaron masih saja membuatku bingung karena sekarang kami masih berkeliling dan belum mendapatkan apa yang Aaron cari. Tapi aku hanya selalu mengikuti kemana pun Aaron pergi.

Saat berjalan pun Aaron selalu menggandeng tanganku seperti takut jika dia melepas tanganku maka aku akan hilang. Sampai-sampai orang yang berada di dalam mall melihat kami iri padahal aku dan Aaron tidak memiliki hubungan spesial. Tidak hanya gadis-gadis saja yang memandang ke arahku iri namun wanita yang sudah memiliki pasangan pun menatap iri kepadaku.

Aku yang melihat reaksi semua orang yang ada di mall hanya bisa menggelengkan kepala dan sedikit tersenyum. Namun beda dengan Aaron, dia hanya menunjukkan wajah dingin dan sangat tidak bersahabat. Saat semua wanita menatap ke arahnya Aaron hanya menatap lurus ke depan dan fokus mencari toko yang menjual apa yang dia cari sejak tadi.

Akhirnya kami sampai di sebuah butik dan tempatnya lumayan besar. Saat memasuki butik tersebut aku terpesona melihat barang-barang yang tersedia disana." Dulu aku bisa dengan mudah membeli pakaian di tempat seperti ini. Tapi sekarang aku rasa tidak mungkin karena aku sudah tidak mempunyai apa-apa." Batinku dan aku hanya bisa tersenyum hambar

Saat aku melihat-lihat baju yang terpajang disana ternyata Aaron menjumpai seorang designer yang mempunyai toko butik tersebut. "Aku ingin kau memilihkan gaun yang pas untuk Victoria" pinta Aaron kepada designer tersebut

"Tenang saja Aaron aku akan memilihkan gaun yang sangat pas untuk gadis mu ini" jawab designer tersebut. Aku masih bingung untuk apa Aaron menyuruh designer itu memilihkanku sebuah gaun. Aku menatap Aaron seakan meminta penjelasan atas keherananku yang dia perbuat.

Namun Aaron hanya menunjukkan senyum seringainya yang membuatku memutar bola mata jengah. Aku sangat muak dengan semua tingakhnya yang selalu sesuka hati menentukan sesuatu tanpa meminta persetujuan orang lain terlebih dahulu.

Designer tersebut pergi entah kemana dan kemudian kembali lagi dengan membawakan sebuah gaun berwarna ungu lembut dan itu sangat membuatku terpesona. "Itu adalah gaun yang sangat indah" batinku saat melihat gaun itu dengan mata berbinar

 "Itu adalah gaun yang sangat indah" batinku saat melihat gaun itu dengan mata berbinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan kemudian Aaron langsung memutuskan untuk membeli gaun tersebut. Aku juga sebenarnya bingung untuk apa dia membelikanku sebuah gaun tapi aku akan menanyakan nanti setelah dia selesai membayar gaun tersebut.

Setelah selesai membayar gaun tersebut kami akhirnya berkeliling sebentar untuk menghabiskan waktu. Tanpa sadar ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 pm dan karena sudah merasa kelelahan setelah berkeliling aku dan Aaron berhenti di sebuah restoran yang ada di dalam mall tersebut.

Saat masuk kedalam restoran tetap saja aku melihat para wanita melihat Aaron dengan tatapan memuja walaupun Aaron tak membalas tatapan mereka. Tapi mereka seperti tidak bosan menetap wajah Aaron yang bak patung dewa yunani. Dengan rahang tegas dan tatapan setajam elang.

Sampai di meja yang berada dipaling pinggir. Dan Aaron menarikkan kursi untukku dan menarik sebuah kursi untuknya. Orang-orang yang melihat kejadian itu pun hanya bisa menatap iri kearah ku yang diperlakukan seperti putri oleh Aaron. Ada sedikit guratan kecewa di wajah mereka yang membuatku sedikit terkekeh.

Dan datanglah seorang waitress membawakan menu makanan dan memberikannya kepada kami. Akhirnya kami memutuskan untuk memakan beef steak dan juga spaghetti. Lalu waitress mencatat pesananku dan Aaron setelah itu berlalu pergi.

Dan menurutku Aaron masih berhutang penjelasan tentang mengapa dia membelikanku sebuah gaun. Namun aku masih merasa gugup untuk bertanya. Akhirnya aku memberanikan diri untuk memecah kesunyian yang terjadi antara kami.

"Sebenarnya apa tujuanmu membelikanku sebuah gaun Aaron? Aku rasa aku tidak membutuhkan gaun" tanya Victoria. Aaron yang awalnya fokus pada smartphone pun menoleh kearah Victoria. "Begini aku lupa memberitahumu kalau nanti malam adalah acara pertunangan temanku jadi dia mengundangku ke acara tersebut. Berhubung sekarang aku sedang tidak mempunyai pacar jadi aku mengajakmu saja" jawab Aaron santai

"Oh jadi kau hanya memanfaatkanku untuk malam ini begitu?" Tanya Victoria yang sudah mulai emosi. Namun Aaron tidak menjawabnya dan itu semakin membuat Victoria kesal dan tidak ingin berbicara dengan Aaron.

----------------------------------
Nihhhh buat yang minta update mana suaranyaaaaaa 😂

Ayooo dong kasih support buat aku biar semangat terus nulis ceritanya. Biar sering update👧

Segini dulu ya ceritanya nanti aku lanjut lagi😊

Thanks ya yang udah baca cerita aku😘

Jangan lupa kasih voment ya jangan jadi silent reader aja🤗

Next ke chapter selanjutnya ya😍

My Boyfriend is Mafia [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang