Jika boleh memilih, aku ingin tidak menjatuhkan hatiku padamu. Apalagi, kepada seseorang yang bahkan tak mau menyambutnya dengan baik.
Aku tahu, bahwa kamu menyadari akan perasaanku. Namun, kau seolah bungkam. Aku dibiarkan sendirian dengan perasaan yang semakin hari kian mencengkam.
Apa mungkin sudah ada nama lain di hatimu, dan itu bukan namaku?
Namun kau kenapa hanya diam, dan tak menyuruhku untuk menghilang?
Bahkan sesekali kau bersikap seolah-olah memang aku yang kau idamkan. Tapi, setelah itu kau pergi menghilang, tanpa alasan yang tak bisa kutanyakan. Semua membuatku bingung tak karuan.
Apa kau takut kehilangan penggemar? Jika iya, hal itu sangatlah kejam. Kau sengaja mengajakku masuk dalam permainan hatimu yang tak bisa kau jelaskan, sehingga aku pun tak paham.
Aku mungkin akan tetap di sini sampai kau benar-benar menyuruhku untuk pergi. Tapi, kau juga harus ingat, bahwa aku takkan lagi kembali jika sudah pergi, apalagi dengan perasaan yang pernah kuberi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak yang Berjarak
RandomKau adalah sajak yang selalu aku tulis. Dan,jarak juga bukan hanya tentang banyaknya kilometer yang memisahkan, namun juga tentang perbedaan perasaan. Semua tentang kata untuk kenangan dalam genangan, atau kenangan yang sulit untuk aku lupakan:)