Aku jatuh cinta saat kau berjalan begitu santai di hadapanku dengan senyum terindahmu. Saat kau sesekali memanggil namaku. Saat kau bergurau dengan sahabatmu, menunjukkan deretan gigimu yang lucu.
Aku jatuh cinta saat kau asik dengan duniamu, berdiam diri di bangku. Bahkan, aku jatuh cinta saat kau duduk bersandar menopang dagu. Tak dapat kujelaskan tentang bagaimana aku dapat jatuh cinta kepadamu.
Sesingkat-singkatnya pertemanan kita, entah dulu atau sekarang, aku dibuat tak paham akan kerasnya rasaku padamu. Aku seringkali dibuat bingung tentang hatiku yang selalu tertuju padamu.
Namun yang kutahu, dinginmu selalu saja merebut perhatianku. Kedewasaanmu semakin membuat kagum diriku. Senyummu bahkan seolah menjadi candu bagiku. Dan merindukanmu, adalah sesuatu yang harus kubiasakan mulai sekarang.
Aku selalu melihat ke arahmu. Tanpa kau sadari, dan tanpa kusadari juga.
Aku jatuh yang kedua kali pada cinta yang tak dapat kusentuh, pada cinta yang tak dapat kugenggam utuh.
Aku tak bisa mengungkapkan, namun bisakah kau saja yang merasakannya?
Kenapa tak kusampaikan saja pada dirimu perihal perasaanku?
Jujur aku sudah tahu. Aku sudah mencari tahu jawabaan atas pertanyaan yang ingin kuajukan.
Terlebih dulu sudah ada keraguan yang menghantam hatiku. Bahwa dirimu adalah ketidakmungkinan terbesarku. Diriku bukanlah si pemilik hatimu, bahkan juga rindumu.
Aku hanya bisa memperhatikanmu dari kejauhan, mendekatimu dalam penyemogaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak yang Berjarak
RandomKau adalah sajak yang selalu aku tulis. Dan,jarak juga bukan hanya tentang banyaknya kilometer yang memisahkan, namun juga tentang perbedaan perasaan. Semua tentang kata untuk kenangan dalam genangan, atau kenangan yang sulit untuk aku lupakan:)