KARAVIAN #18

39 11 1
                                    

Ketika luka hati datang bertubi-tubi. Akupun mulai sadar, bahwa cinta tak selamanya harus dimiliki

-Kavina Vanesya Saputri-

^°„°^

Suara alunan musik mengisi kecanggungan suasana diantara dua insan yang sedang dilanda gegana.

Alvian masih belum mengutarakan perasaan yang sebenarnya pada Kavina. Disaat keadaan macet seperti ini tidak mungkin jika dia harus berbicara sekarang.

Drrttt drrttt

Suara getaran ponsel tiba-tiba menyala, Alvian mematikan musiknya terlebih dahulu lalu  menempelkan ponselnya ke telinga.

"Hallo?"

"Buruan lo kesini!"

"Ada apa?"

"Pokonya lo cepet kesini!"

"Kemana?"

"Rumah sakit, Viona kecelakaan!"

Alvian terpaku, wajahnya menegang saat itu juga. Ia memukul klakson mobil dengan kuat hingga berbunyi sangat nyaring karena kini jalanan sangat macet.

Kavina terkejut dengan hal itu, "Ada apa?" tanya Kavina panik.

Alvian tak menjawab, ia terus menerus menyalakan klaksonnya beberapa kali. Kavina bingung harus melakukan apa, ia juga ingin mengetahui ada apa sebenarnya.

Alvian mengacak-ngacak rambutnya frustasi, ia mematikan mesin mobil lalu membuka sealbet nya dan keluar dari mobil. Kavina menatapnya bingung.

"Alvian, mau kemana?"

Alvian menoleh lalu menghela nafas, "Ke rumah sakit!"

"Ada apa emangnya?"

"Viona kecelakaan!" bentaknya, Kavina terkejut lalu segera membuka sealbetnya ketika Alvian hendak menutup pintu mobil.

"Alvian tunggu!"

Kavina segera berlari mengejar Alvian yang lari menuju jalan kearah rumah sakit.

***

Raffa menyandarkan tubuhnya ditembok bercat putih, lalu melirik ke pintu ruang yang didalamnya terdapat seorang gadis yang sedang dikerumuni oleh beberapa ahli medis.

Raffa memejamkan mata sambil memegang kepalanya.

"Salah, gue salah" lirihnya.

Tiba-tiba ada seseorang yang menarik kerah bajunya dan

BUGHH

Raffa tersungkur ke lantai dan mendongak sambil memegang rahangnya yang terkena pukulan.

"SALAH! LO EMANG SALAH!" teriak pria itu.

Raffa memalingkan wajahnya, mengelap ujung bibirnya yang sempat mengeluarkan darah segar.

Belum sempat Raffa berdiri, kerah bajunya ditarik lagi oleh pria itu.

BUGHH

Jika tadi yang terpukul adalah pipi kanan, lain lagi jika sekarang yang terkena tinju adalah pipi kiri.

"Gue bilang lo selesaikan masalah, bukan membuat masalah!" lagi-lagi cowok itu berteriak ditambah geram, nafasnya nampak tidak teratur ditambah ia tadi harus berlari menuju rumah sakit.

"Dengerin dulu penjelasan gue" ujar Raffa dengan suara yang parau, menahan rasa sakit dikedua pipinya.

Alvian memalingkan wajahnya mencoba mengontrol emosinya agar tidak terus meluap. Ia baru sadar bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit.

KARAVIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang