KARAVIAN #23

50 6 0
                                    

KEJADIAN YANG SEBENARNYA

"Pada malam itu nyokap gue nelpon ke Tante Ina. Terus nyokap gue nyerita panjang lebar perihal gue yang tidak naik kelas waktu kita kelas 6 SD. Dia marah banget. Gue tau karena gue lagi sembunyi dibalik pintu kamar"

Raffa menghela nafas sebentar lalu melanjutkan ceritanya.

"Keesokan harinya gue diajak Mama buat pergi dari rumah dan pindah ke rumah yang sangat dekat dengan Tante Ina. Tepatnya rumah yang akan gue tempati hanya terhalang satu rumah dari rumah Tante Ina. Dan rumah itu, rumahnya Viona"

Raffa melirik Kavina yang hanya menampilkan wajah biasa saja.

"Sejak saat itu, gue yang biasanya seharian main keluyuran malah berbalik jadi belajar seharian. Gue diajak belajar dan digurui oleh Alvian sama Viona mulai saat itu. Kalau Alvian bantu gue dalam materi Ilmu Pengetahuan Alam, kalau Viona bantu gue dalam Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada saat itu juga gue merasa nyaman aja sama mereka, dan gue merutuki diri gue sendiri karena gue udah ngecewain orang tua karena gue gak naik kelas"

"Sejak mulai usia remaja, gue udah yakin kalau dalam sebuah persahabatan terdapat lawan jenis, itu tidak akan berjalan dengan sempurna. Gue mulai suka sama Viona waktu kelas 1 SMP. Ya meskipun nyatanya status pelajar Viona diatas gue, yaitu kelas 2 SMP"

"Setahun kemudian, tepat ditanggal 24 November Viona berulang tahun. Gue diajak Alvian untuk merencanakan kejutan untuknya dengan membeli barang-barang kesukaan Viona"

" Pada saat itu gue iri sama Alvian yang membelikan semua barang kesukaan Viona sebagai hadiah, karena saat itu juga gue gak punya uang sepeserpun, itupun karena gue udah rusakin laptop nyokap gue yang didalamnya terdapat berkas-berkas penting perihal perusahaannya. Sejak saat itu gue gak dikasih uang jajan selama tiga bulan"

"Gue masih belum tau kalau Alvian bisa seantusias ini untuk mempersiapkan kejutan di ulang tahun Viona. Setelah semua rencana siap, dia bilang sesuatu sama gue"

"Sebenernya gue itu suka sama Viona, kejutan yang kita rencanain ini sekaligus juga gue pengen ungkapin perasaan gue ke dia sekarang. Tapi gue gak berani, menurut lo gue harus gimana?"

"Gue tersenyum tipis setelah mendengar Alvian berbicara jujur sama gue kalau dia suka Viona"

"G-gue gak tau Al"

"Yaudah, kalau gitu lo aja deh yang simpen boneka sama kotak ini didepan pintu sana"

"Kenapa harus gue? Kan elo yang suka sama Viona"

"Udah lo aja deh, gue gak berani. Lagian tenang aja, gue udah kasih inisial di surat yang ada didalam kotak itu" jelasnya.

"Gue mengangguk mengerti. Gue berjalan dengan hati-hati untuk sampai didepan rumah Viona dan menyimpan barang itu didepan pintu. Setelah itu gue langsung tekan bel rumahnya supaya hadiah itu bisa langsung ada ditangan Viona"

"Gue dan Alvian melihat Viona membuka pintu dan terkejut dengan kado besar, boneka dan setangkai bunga mawar merah diatasnya. Setelahnya Viona tersenyum, gue dan Alvian langsung bertos ria karena rencana kita sudah berhasil"

"Gue menatap Alvian yang merasa bahagia ketika melihat Viona yang tersenyum saat mendapatkan kado itu. Mulai saat itu gue ikhlasin hati gue untuk tidak menyukai Viona lagi, karena gue ingin melihat Alvian bahagia"

"Dan lo tau? Kesuksesan gue dalam menjalankan move on itu karena siapa?" tanya Raffa pada Kavina.

"Karena lo, Kavina Vanesya Saputri"

Kavina langsung menoleh, wajahnya terlihat terkejut, namun tak menghilangkan bercak merah yang ada di rona pipinya. Raffa tersenyum bahagia saat itu juga.

KARAVIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang