KARAVIAN #10

73 22 0
                                    

Bahagia itu sederhana, cukup ada jengkol yang membuatku kenyang, kenyang akan kerinduanku padamu.

-Raffa Aldiano Pramesta-


🐛🐛🐛

Sehabis pulang sekolah Alvian mengajak Kavina ke suatu tempat. Tak disangka, Kavina diajak ke Perpustakaan Daerah oleh Alvian, mungkin memang sudah menjadi kodrat berpacaran dengan anak pintar pasti hubungannya sama buku, dan untungnya Kavina merupakan murid berprestasi di sekolah, dia menjadi juara umum pertama seangkatannya di semester pertama kemarin di jurusannya IPS. Jadi, Kavina tak perlu bosan atau kesal apabila bertemu dengan banyak buku.

Alvian sedang memilah-milah buku sejak tadi, Kavina hanya duduk dibangku yang tersedia disana. Ia sudah memilih buku dan sempat membacanya tadi, namun karena terlalu lama matanya langsung lelah dan tak kuat untuk membaca lagi.

Kavina melirik jam ditangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 16.50. Kavina menggelengkan kepalanya melihat kekasihnya sedang membaca buku yang tadi ia pilih. Sejak pulang sekolah Alvian tidak berpaling sedikitpun dari buku. Habis baca, cari buku yang lain.

Nih anak kalau ketemu buku, kayak ketemu harta karun, ucap Kavina dalam hati takjub.

Sejak daritadi Kavina tidak ingin mengganggu, ia tahu bagaimana rasanya jika ia sedang membaca dan ada yang mengganggunya dan itu tidak enak sekali. Maka dari itu, ia bebaskan saja Alvian, namun pandangannya tak awas sedikitpun, takutnya Alvian membaca sambil melirik perempuan-perempuan yang datang ke tempat itu, atau bahkan mereka yang melirik Alvian dan Kavina akan marah saat itu juga.

Sudah sepuluh menit terlewati, Kavina tidak bisa pulang terlalu sore, maka dari itu ia pun segera menghampiri Alvian.

"Al..."

Alvian terperanjat, "eh Kavina, maaf aku..."

"Udah gapapa, aku ngerti kok" jawab Kavina tersenyum tulus.

"Ini sudah sore ya?" tanya Alvian melihat kearah jendela.

"Iya"

"Maafin aku ya, aku lupa kalau aku kesini sama kamu"

"Iya, gapapa, aku seneng kalau kamu suka baca buku, kalau udah sukses kan juga buat masa depan kita"

Eh?

Alvian mengulum senyumnya dan mengacak rambut Kavina gemas, "iya, aku berusaha giat belajar buat masa depan kita nanti"

Pipi Kavina langsung memanas, mengapa dia harus keceplosan? Sungguh memalukan.

Untuk mengalihkan rasa gugupnya Kavina bertanya, "Oh iya Al aku mau nanya sesuatu" ucap Kavina, Alvian yang tadinya menyimpan buku langsung menoleh, "apa?"

"Kak Viona itu siapanya Raffa ya? Terus kok tadi kayaknya kak Viona bilang nama Aldi gitu, emang Aldi siapa?"

Alvian diam tak menjawab pertanyaan Kavina, dia langsung membawa tasnya dibangku.

"Al??"

Alvian menghadap kearah Kavina, Kavina tersentak ketika Alvian langsung mendekatinya.

"Aku bukan bayangan mereka yang tau segala sesuatu sesuai apa yang mereka lakukan, jadi aku gak tau" ucapnya sambil mencolek hidung Kavina gemas.

Kavina mengkerutkan alisnya bingung, belum sempat ia membalas, mulutnya langsung kaku untuk berbicara karena tiba-tiba tangannya langsung digenggam oleh Alvian.

Ada debaran jantung yang asing yang dirasakan Kavina. Alvian menahan senyumnya ketika melihat rona pipi merahnya Kavina pada saat tangannya ia genggam.

KARAVIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang