KARAVIAN #19

53 9 4
                                    

Sebesar rasa kecewa apapun itu, jika dihati masih tersimpan secercah cinta. Rasa kecewa itu kian hari akan semakin mengecil karena bertambahnya percikan cinta yang kian hari akan semakin bertumbuh.

^°„°^

Setelah kejadian hari itu Kavina benar-benar menjauhi Raffa. Terlebih Alvian karena mereka sudah memutuskan hubungan.

Kavina sedang menatap layar ponselnya sejak pertama istirahat. Ia sedang membuka salah satu akun sosial medianya karena sudah lama ia tak membuka instagramnya sejak berpacaran dengan Alvian.

Banyak sekali notif-notif yang masuk, bahkan followers-nya bertambah banyak yakni 1k pengikut. Kavina yakin mereka mem-follow nya karena ia dulu pacarnya most wanted sekolahan.

Untung followersnya gak berkurang, batin Kavina bersyukur.

Ya, kabar tentang Kavina yang putus dengan Alvian memang sudah diketahui satu sekolahan.

Sebatang coklat dengan pita merah muda diatas mejanya mengalihkan pandangannya dari ponsel ke coklat tersebut. Alisnya bertautan lalu mendongakkan kepalanya.

Seorang tengah tersenyum manis kepada Kavina, Kavina hanya menatapnya datar lalu bangkit dari duduknya menuju keluar kelas.

"Kav ini coklatnya gimana?" tanya Raffa memelas.

Kavina berbalik, mengangkat sebelah alisnya "Lo kira gue suka coklat? Enggak!!!" tolaknya dengan nada cukup tinggi.

"Coklat kan manis Kav, kaya lo" sambung Raffa, sedikit menggodanya.

"Sorry, gak mempan" tambah Kavina acuh lalu keluar kelas.

Raffa mengacak rambutnya frustasi, "Susah banget minta maaf sama cewek!" geramnya.

Raffa segera mengejar Kavina keluar kelas.

Kavina masih menatap layar ponselnya sambil berjalan, entah akan kemana dia pergi yang penting Raffa tak membuntutinya.

Brukk

"Aduhh!!" Kavina mengaduh, ia telah menabrak seseorang.

Kavina mendongak, ia meneguk salivanya kuat. Yang ditubruk malah tersenyum.

"Hai"

Kavina tersenyum kaku, "Cantik" pujinya.

"Eh?"

"Oh sorry" jawab cowok itu.

"Bisa kita berkenalan?" tanya cowok itu.

"Gue Alvaro" ia menjulurkan tangannya.

"Gue Raffa" sambil membalas jabatan tangannya.

"Gue calon masa depan dia" sambungnya sambil menunjuk Kavina. Kavina membuka mulutnya tak percaya.

Alvaro memiringkan kepalanya melihat pada Kavina sambil mengangkat kedua alisnya seolah bertanya. Kavina menggerakkan kedua tangannya menandakkan ini tidak benar.

"Udah, cewek gue emang suka malu-malu kalau ngaku gue sebagai cowoknya, karena gue terlalu ganteng" timpal Raffa, tangannya masih berjabatan dengan Alvaro, segera ia melepaskannya dan memasukkannya kedalam saku celananya.

"Lo ngapain disini? Pake seragam beda dari orang lain juga" sinis Raffa.

"Gue murid baru" jawab Alvaro.

"Wah anak baru udah berani ya rebut cewek orang" ucap Raffa sambil melipatkan kedua tangannya didepan dada.

"Mirror please!" cibir Kavina.

KARAVIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang