[13] stay

10.7K 1.9K 534
                                    

22.30

jeongin melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. rumah keluarga hwang itu sudah terlihat gelap dari luar. dia yakin ayah, bunda, dan hyunjin sudah tertidur pulas sekarang.

aman

jeongin mengendap masuk ke dalam. laki-laki mungil itu berjalan sepelan mungkin, tidak ingin membuat suara sedikit pun.

waktu jeongin udah mau sampai tangga, kedua matanya menangkap lampu ruang makan yang masih menyala. pemuda manis itu berniat mematikannya dulu sebelum masuk ke kamar.

langkah jeongin terhenti ketika mendapati hyunjin tertidur di atas meja makan.

"kak hyunjin?" jeongin noel-noel pipi kanan hyunjin. "kenapa tidur di sini?" tanyanya waktu hyunjin mulai buka mata.

"oh jeongin udah pulang?" hyunjin senyum terus ngeletakin kepalanya balik di atas lipatan tangannya. pusing.

"kak hyunjin kenapa ngga tidur di kamar?"

hyunjin cuma nyengir, "kakak kira kamu bakal makan malem di rumah. jadi kakak tungguin di sini,"

hyunjin yang ngeliat jeongin gigit bibir bawahnya ngelus pelan rambut jeongin.

"tapi kamu udah makan sama guanlin kan? kalau gitu kakak balik ke kamar ya."

jeongin menatap punggung hyunjin yang semakin menjauh. setelah pemuda tampan itu masuk ke dalam kamar, jeongin bergegas masuk ke kamarnya juga.

jeongin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. menatap langit-langit kamarnya dengan beberapa pertanyaan yang memenuhi pikirannya.

kenapa hyunjin tidak makan duluan saja? kenapa hyunjin harus rela tidur di atas meja makan selama berjam-jam? dan kenapa,

kenapa hwang hyunjin harus menunggu yang jeongin?

pikiran pemuda manis itu tiba-tiba lenyap ketika pintu kamarnya diketuk. ia bangkit untuk membukakan pintunya.

"jeong—"

"KAK HYUNJIN!"

—현정—

sehun dan luhan saling melempar tatapan bingung melihat anak sahabatnya ini. si mungil itu duduk meringkuk di samping hyunjin sambil menangis sesenggukan.

"jeongin udah ya nangisnya? tadi kan dokter bilang hyunjin bakal sembuh kalau minum obat sama makannya teratur,"

"sekarang jeongin berangkat sekolah ya dianter sama ayah. hyunjin biar istirahat di rumah."

jeongin menggelengkan kepalanya cepat.

"jeongin ngga mau ninggalin kak hyunjin sendirian."

sehun tersenyum jahil sambil merangkul luhan dari samping. "kan ada ayah sama bunda yang jagain. hyunjinnya ngga sendirian dong?"

"eung.." jeongin menatap kesekeliling, mencari alasan agar dia diizinkan menemani hyunjin hari ini.

tapi karena dia ngga bisa menemukan alasan yang pas, jeongin mulai nangis lagi dan itu ngebuat luhan mau ngga mau mukul sehun.

"ish malah dibuat nangis lagi kan," luhan melirik sehun tajam lalu geser duduknya biar deket sama jeongin.

"sekali ini aja ya? besok besok jangan bolos lagi,"

jeongin ngangguk paham terus meluk bundanya sekilas. "makasih bunda," ucap jeongin, mengecup pipi luhan.

"ayah ngga?"

jeongin beralih ke sehun terus ngecup pipinya juga, "makasih ayah."

"yaudah kita turun dulu ya. kalau hyunjin udah bangun suruh makan bubur yang udah bunda buatin."

jeongin ngangguk lagi pake muka abis nangis. mata sembab, hidung merah. duh siapa coba yang ngga gemes?

"baekhyun sama chanyeol buatnya gimana sih bisa dapetin modelan kaya jeongin gini hhh,"

luhan natap sehun melas. sehun menyeringai, ia kemudian menarik pinggang luhan posesif sambil membawanya keluar dari kamar hyunjin, "mau coba?"

cklek

setelah pintu kamar hyunjin tertutup, jeongin natap hyunjin lagi. pemuda tampan itu tertidur pulas dengan deru nafasnya yang teratur.

"jeongin sebel sama kak hyunjin,"

"udah tau punya penyakit maag kenapa ngga makan duluan? kenapa malah nungguin jeongin pulang?"

"kak hyunjin tau ngga?"

"jeongin tuh takut banget waktu kak hyunjin tiba-tiba pingsan di depan pintu kamar jeongin,"

"jeongin kira kakak kenapa-napa."

"ish kenapa sih kak hyunjin harus buat jeongin nangis? kan jeongin jadi ngga keliatan manly!"

hyunjin yang sebenernya ngga tidur daritadi narik tubuh jeongin jatuh ke pelukannya. "berisik banget sih punyanya hwang hyunjin ini,"

jeongin terbelalak kaget di pelukan yang lebih tua. "kak hyunjin kok ga tidur?!" tanyanya bingung.

"gimana kakak bisa tidur kalau kamu dari kemarin malem nangis terus hm?"

jeongin mencebik kesal yang membuat hyunjin terkekeh pelan lalu menguyel yang lebih muda.

"jeonginie~"

jeongin mendongak, melihat hyunjin sedang menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi keningnya.

hyunjin menatap jeongin sebentar, membuat kedua mata mereka bertemu satu sama lain. "yang jeongin,"

hyunjin tersenyum tulus sebelum mendaratkan satu kecupan lembut di kening yang lebih muda.

"jangan pergi."







planetarioum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

planetarioum

| aku ada hadiah buat kalian hehe, cek di works aja |

𝐃𝐈𝐕𝐄𝐑𝐆𝐄𝐍𝐓    ↬ hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang