jeongin melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. rumah keluarga hwang itu sudah terlihat gelap dari luar. dia yakin ayah, bunda, dan hyunjin sudah tertidur pulas sekarang.
aman
jeongin mengendap masuk ke dalam. laki-laki mungil itu berjalan sepelan mungkin, tidak ingin membuat suara sedikit pun.
waktu jeongin udah mau sampai tangga, kedua matanya menangkap lampu ruang makan yang masih menyala. pemuda manis itu berniat mematikannya dulu sebelum masuk ke kamar.
langkah jeongin terhenti ketika mendapati hyunjin tertidur di atas meja makan.
"kak hyunjin?" jeongin noel-noel pipi kanan hyunjin. "kenapa tidur di sini?" tanyanya waktu hyunjin mulai buka mata.
"oh jeongin udah pulang?" hyunjin senyum terus ngeletakin kepalanya balik di atas lipatan tangannya. pusing.
"kak hyunjin kenapa ngga tidur di kamar?"
hyunjin cuma nyengir, "kakak kira kamu bakal makan malem di rumah. jadi kakak tungguin di sini,"
"tapi kamu udah makan sama guanlin kan? kalau gitu kakak balik ke kamar ya."
jeongin menatap punggung hyunjin yang semakin menjauh. setelah pemuda tampan itu masuk ke dalam kamar, jeongin bergegas masuk ke kamarnya juga.
jeongin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. menatap langit-langit kamarnya dengan beberapa pertanyaan yang memenuhi pikirannya.
kenapa hyunjin tidak makan duluan saja? kenapa hyunjin harus rela tidur di atas meja makan selama berjam-jam? dan kenapa,
kenapa hwang hyunjin harus menunggu yang jeongin?
pikiran pemuda manis itu tiba-tiba lenyap ketika pintu kamarnya diketuk. ia bangkit untuk membukakan pintunya.
"jeong—"
"KAK HYUNJIN!"
—현정—
sehun dan luhan saling melempar tatapan bingung melihat anak sahabatnya ini. si mungil itu duduk meringkuk di samping hyunjin sambil menangis sesenggukan.
"jeongin udah ya nangisnya? tadi kan dokter bilang hyunjin bakal sembuh kalau minum obat sama makannya teratur,"
"sekarang jeongin berangkat sekolah ya dianter sama ayah. hyunjin biar istirahat di rumah."
jeongin menggelengkan kepalanya cepat.
"jeongin ngga mau ninggalin kak hyunjin sendirian."
sehun tersenyum jahil sambil merangkul luhan dari samping. "kan ada ayah sama bunda yang jagain. hyunjinnya ngga sendirian dong?"
"eung.." jeongin menatap kesekeliling, mencari alasan agar dia diizinkan menemani hyunjin hari ini.
tapi karena dia ngga bisa menemukan alasan yang pas, jeongin mulai nangis lagi dan itu ngebuat luhan mau ngga mau mukul sehun.
"ish malah dibuat nangis lagi kan," luhan melirik sehun tajam lalu geser duduknya biar deket sama jeongin.
"sekali ini aja ya? besok besok jangan bolos lagi,"