hyunjin memenuhi ucapannya. janji mereka semasa sma dulu. ia benar-benar menunggu jeongin sampai pemuda manis itu siap.
tujuh tahun dan penantiannya terbalaskan. jeongin kembali menerima—bukan hanya sebagai kekasih hati, tetapi teman hidup untuk hyunjin.
singkatnya, yang jeongin menerima hwang hyunjin menikahinya.
selama tujuh tahun tidak banyak yang berubah. hyunjin masih kerap menangis dan jeongin akan selalu menenangkan bayi besar itu. walaupun keduanya terpisah oleh jarak dan waktu.
ya, setelah menyelesaikan sekolahnya, jeongin kembali ke seoul. kepindahannya itu sempat membuat yang lebih tua berubah sifat menjadi anak balita cengeng yang mainnya diambil dan jujur saja jeongin sempat kewalahan menenangkannya.
tapi, mereka berdua sudah berjanji. untuk menjaga satu sama lain. untuk mengerti kondisi satu sama lain. jarak dan waktu bukan menjadi penghalang lagi.
mereka berdua mampu membawa kisah mereka sampai di sini. satu langkah lagi dan waktu baik, sedih, maupun senang akan ditanggung bersama.
tepat dua hari sebelum hari pernikahan.
hyunjin terisak pelan di ceruk leher yang lebih muda. membenamkan wajahnya di sana sambil berusaha memeluk lebih erat.
jeongin menepuk-nepuk punggung hyunjin. "shh udah sih kak. cuma kartun doang," ucapnya lalu mematikan laptop yang mereka gunakan untuk melihat film rilisan disney itu, coco.
"sedih tau.."
ingatkan jeongin untuk tidak membahas pertukaran posisi mereka. hyunjin yang clingy itu bahkan lebih cocok dilihat sebagai submissive-nya.
huh jangan sampai hyunjin tau jeongin memikirkan—
"kamu ngga lagi mikir buat ganti posisi jadi seme lagi kan hm?"
—hal itu.
jeongin tersentak, tubuhnya menegang. suara hyunjin yang rendah dan serak itu membuat bulu kuduknya meremang seketika.
"kamu tau kan sayang apa akibatnya?" hyunjin mengendus lapar aroma tubuh yang menguar dari leher jeongin, mengecupnya, menggigit dan menghisapnya hingga ruam merah keunguan mulai tercipta.
"no, wait! ahh!"
sial, jeongin merutuk mulutnya yang tidak bisa diajak berkompromi itu. bodoh kenapa malah mendesah?!
iris hitam hyunjin menggelap. mengingatkannya seperti dulu, saat jeongin baru saja menginjak umur 20 tahun, umur legalnya di korea.
jeongin secara tidak sadar mengatakan bahwa dirinya terlihat lebih cocok menjadi sosok dominan dibanding hyunjin. dan tanpa disangka pemuda tampan itu langsung membawanya ke kamar, menggempurnya habis-habisan hingga anak itu kesusahan jalan seminggu penuh.
jeongin menjauhkan paksa kepala hyunjin dari lehernya. "lusa kita menikah, bodoh."
jangan tanya darimana jeongin belajar berbicara seperti itu. berteman dekat dengan kim seungmin melatih lidah tajamnya.
dalam sekejap hyunjin membalik tubuhnya menjadi di atas jeongin.
"i'll be gentle."
현정
jeongin mendengus pelan melihat sosok manusia berbibir tebal itu dengan damainya tidur di sebelahnya.
dasar kantong hormon berjalan! rutuknya dalam hati.
mengabaikan bagian bawahnya yang terasa sedikit ngilu, jeongin tetap melakukan tugasnya sebagai calon istri yang baik.
pemuda manis itu bergegas ke dapur membuat sarapan setelah memakai pakaiannya kembali.
tidak banyak yang dibuat. hanya roti panggang, sosis, telur. makanan kesukaan hyunjin.
"morning, babe."
jeongin menoleh. menemukan hyunjin sudah duduk di meja makan sambil bertopang dagu. pemuda tampan itu sesekali tersenyum, tidak mengalihkan tatapannya dari tubuh jeongin yang terbalut kaos kebesaran miliknya. "morning kak."
"masak apa sih?"
"ngga masak. aku lagi buat kesukaan kamu," katanya terus balik ngebelakangin hyunjin.
grep
entah bagaimana caranya hyunjin sudah berada di belakang jeongin. memeluk pinggang yang lebih muda lalu menghimpitnya di ujung pantry.
"can i just eat you instead?"
jeongin mengerang kesal. didorongnya kuat-kuat tubuh kekar hyunjin lalu berkutat kembali dengan sosis yang sempat ia tinggalkan.
masih ingat hwang hyunjin dengan segala egonya? pemuda tampan itu tidak menyerah. malah semakin gencar mengerjai yang lebih kecil.
"sering-sering pake baju aku gini. you look so damn sexy right now."
jeongin memutar bola matanya malas, "dasar mesum."
"biarin. mesumnya aku kan cuma ke kamu."
jeongin ngelirik tajam. "ya harus cuma ke aku. kalau sampai ke orang lain, mati aja kamu kak di tangan aku."
hyunjin terkekeh. senang sekali dengan jeongin yang posesif seperti ini. terlihat beribu kali lebih menggemaskan.
kedua mata jeongin membelalak ketika hyunjin menempelkan tubuhnya lagi. dia baru sadar akan sesuatu..
"hwang sialan hyunjin! pakai celanamu!" wajahnya memerah padam antara menahan marah dan malu.
hyunjin mengecup bibir jeongin. sedikit memberinya lumatan lalu melepaskannya kembali.
"ngga usah kaget gitu. lagian kamu kan juga udah sering ngelihat. tadi malem juga kamu abis ngerasain dia kan."
sialan, licin sekali mulutmu hwang.
hyunjin kemudian mengangkat jeongin duduk di atas meja pantry. tangannya mengukung tubuh yang lebih kecil lalu menatap intens kedua mata rubah itu.
"sayang.. aku ngga tahan. satu kali lagi ya?"
planetarioum
ya kalau kalian minta bonus chapter lagi, kemungkinan selanjutnya di private 🤠 tau kan kenapa hehehehehehehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐈𝐕𝐄𝐑𝐆𝐄𝐍𝐓 ↬ hyunjeong
Cerita Pendekternyata memang polos dan bodoh itu beda tipis. jadi hwang hyunjin, apa kabar hati?