Dulu ada kala dimana Daffa merasa begitu kesepian. Pagi itu Daffa tidak menyangka jika kedua temannya tidak akan masuk nyaris sepanjang hari di sekolah dia habiskan berdiam diri di kelas sambil memaki kedua temannya itu, kemarin Rama baik-baik saja setelah pergi membeli kartu ninjago di pedagang lesehan dan setelah itu mereka berdua berlatih Taekwondo semuanya sama tidak terjadi apa-apa bahkan Alfa juga ikut serta dalam kegiatan sore hari kemarin. Daffa berfikir dan dia memutuskan untuk pergi kerumah Alfa untuk mengajaknya pergi kerumah Rama.
Siang itu Daffa datang kerumah Alfa dengan tiga coklat ayam jago ditangannya namun ketika dia menyusuri rumah Alfa tidak ada siapa-siapa lantas seperti terdengar suara tangisan di arah belakang rumah Alfa. Daffa melihat bagaimana Alfa menangis di samping gundukan tanah yang tak lain sebuah kuburan kecil, Daffa langsung menghampiri Alfa.
"Kenapa?"
"Chimi mati" Ucap Alfa sambil mengusap sisa air mata di pipinya. Chimi mungkin nama paling imut yang diberikan Alfa, Chimi itu seekor kucing berbulu putih bersih dan bermata biru terang peliharaan kesayangan Afa.
"Kok bisa mati?"
"Di bunuh sama Jackie" Alfa menyebut nama binatang peliharaan Tamara yang dari dulu sudah Alfa wanti-wanti kalau Jackie bukan peliharaan yang baik "Jackie jahat, dia tiba-tiba nyerang Chimi yang lagi main. Tamara jahat!"
"Yaudah, ikhlasin aja atau kamu bunuh aja Jackie"
"Besoknya malah aku yang tewas di bunuh sama Tamara"
"Itu kamu tahu, ikhlasin aja mungkin udah waktunya Chimi pergi, kan Jackie udah tua paling bentar lagi juga udah mati"
"Iya ya" Alfa tersenyum "Tapi aku jadi gak punya peliharaan lagi" tiba-tiba Alfa kembali cemberut.
"Kalau kamu ulang tahun aku janji bakal kasih kamu kucing" Daffa memegang pundak Alfa "Ulang tahun yang sekarang umur kamu udah sepuluh tahun berarti nanti umur kamu ulang lagi dari awal. Kan satu..dua..tiga..empat..lima...enam..tujuh..delapan...sembilan...sepuluh terus nol lagi. Jadi aku janji deh bakal kasih kamu hadiah kucing warna putih"
"Beneran?"
"Iya, janji"
Daffa menjulurkan kelingkingnya lalu Alfa membalasnya semacam pinky promise namun Daffa menyebutnya dengan janji kelingking. Setelah pulang dari rumah Alfa, Daffa melihat Tamara yang memarahi Jackie, anjing peliharaanya. Dia menunjuk-nunjuk Jackie sambil mendelik persis seperti guru yang sedang memarahi murindya Daffa mendengar perkataan Tamara. Tamara sagat marah kepada Jackie atas tingkah nakalnya yang sudah membunuh Chimi, dengan kulit cokelat dan rambut terurai persis seperti orang yang sering berlatih paskibra dan Taekwondo di luar ruangan yang panas Tamara menggendong Jackie menuju rumah neneknya dan Tamara pulang tanpa membawa binatang peliharaannya, Satu rahasia yang Daffa tahu dan sampai sekarang hanya Daffa yang tahu jika Tamara memang sesayang itu kepada Alfa.
Janji itu sampai sekarang belum terpenuhi, Daffa melirik kepada sebuah toko boneka dan disana terpajang boneka kucing berwarna putih bersih, boneka itu seperti memanggil-manggilnya untuk membawanya pulang. Namun lampu merah telah berganti menjadi hijau dan klakson mobil di belakang sudah bersahutan, Daffa tersadar dari lamunan. Daffa meninggalkan toko itu, meninggalkan sebuah boneka kucing putih yang mengingatkannya kepada Alfa.
****
"Bilang dong kalau mau makan di tempat beginian" Tamara mendengus ketika Daffa membawanya ke tempat warung makanan kaki lima yang menjual sate. "Jadi gue gak bakal dandan secantik ini"
"Untuk orang yang terpaksa diajak jalan, lo seniat itu buat dandan"
"Gu..gue kan cewek urban, cewek ibu kota yang harus kemanapun dan dimanapun mesti selalu cantik dan adroble." Tamara berkilah "Sekalipun gue harus ketemu bucin kayak lo yang ganggu hidup gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
She
Roman pour Adolescents* [ On Going ] REVISI SETELAH TAMAT :D Tentang dia,dia yang selalu aku ingat dalam fikiran ku bukan karena saat kita bertemu saling berjabat tangan dan saling memandang manik mata masing-masing, dia juga tidak bisa menjamin jika setelah hujan selal...