12- pasal berlipat

2 0 0
                                    

Alah lo tuh sengajakan
Mau tebar pesona...


Pagi ini sangat kelabu, dingin dan sepi. Disertai bulir embun yang hinggap di jendela kamar seorang gadis cantik yang masih sibuk dengan kasur kesayangannya, rasanya gravitasi bertambah lima kali lipat sampai dia tak berniat bangkit.

"Tik bangunn." Seorang cowo tampan dengan gaya hansomenya dan sudah lengkap dengan seragam sekolah khas sman 1 sudah berdiri disamping ranjang cewe cantik yang tidur seperti layaknya snow white yang meminta dikecup pangerannya.

"Ahhhkkk.. eummm guuue sayuangg bangeutt shama lo bayuu." Gumam Tika disela sela tidurnya.

"Wah wah wah, jujur nih anak. Bangun kebo!" Yogi terkekeh mendengarnya, ia tetap menguncang-guncang tubuh cantik itu agar segera bangun. Bukannya terbangun, tika malah menarik yogi keatas kasur dengan tidak sadar sambil memeluk-meluk yogi.

"Jangan pergi." Ucap tika sambil memeluk erat kekasihnya itu.

Yogi malah senyum-senyum tidak jelas. "Uhh iya tayang tayangg"

Tika membuka matanya pelan-pelan,  dann...

"Wuahhhh...!!!"

"Heh kampret ngapain lo peluk-puluk gue? Wah mesum ya lo! Bener-bener lo!!" Tika berkecak pinggang dengan muka super juteknya.

"Gapapalah orang gue calon suami lo, sini peluk lagi." Jawab yogi sambil melebarkan tangannya.

"Ih sempak bancet!" Tika melempar bantal kearah muka yogi.

"Yang penting ganteng!"

"Kutil kuda!" Tika melemparkan lagi bantalnya.

"Mandi sana! Teriak teriak mulu lo, bau tau. Nyampe sini nih baunya." Yogi mengibas-ngibaskan tangannya sambil mencoba menutup hidung. Katanya tika bau soalnya belum mandi hhhaha

"Keluar bego!" Tika menendang yogi pada bagian perutnya, tapi yogi menghindar. Tika menyerang yogi lagi dengan tinjuannya yang bertubi-tubi, tapi tetap saja tidak kena.

"Gak kena, gak kena. Wleeee" yogi menjulurkan lidahnya dan membuat kuping kelinci dengan tangannya.

"Bangke!" Bughhh. Tika memukul yogi pada pipinya, tapi yogi menarik tangan tika sampai menimpa yogi. Jarak keduanya sangat dekat, hanya tinggal beberapa senti saja. Nafasnya saling beradu, tak ada pergerakan sedikitpun hanya bertatap dalam diam.

"Tik.. mau kaya gini terus?"

"Ihh najisssss." Tika megidik geli.

"Alah so gak mau lo! Padahal sayang bangetkan sama gue. Hayo ngakuuu"

"Gak!"

"Ngaku ajalah."

"Ih geleh bayu sia teh!" Tika buru-buru masuk ke kamar mandi dan siap siap untuk sekolah.

Seperti yang diperintahkan papahnya kemarin, tika berangkat menggunakan mobil sport barunya. Bersama yogi tentunya, si caman kesayangan mamah papahnya.

"Lo yang nyetir." Tika meloncat untuk masuk kedalam mobilnya karena terlalu malas membuka pintu, lagi pula mobilnya terbuka.

"Tik, gara-gara kamu nih. Liat, baju aku, rambut aku jadi acak-acakan." Gerutu yogi gara-gara tadi perang dulu jadi dandanan dia jadi acak-acakan.

"Udah cakepan kaya gitu."

"Cakep ya? Kaya abis ngapain gituuu ya. Hehehe.."

Mereka berdua duduk santai menikmati semilir angin dikota bandung, dihari yang masih sepagi ini mereka tidak terburu-buru untuk datang kesekolah tentunya santai saja masih pagi ini kok. Hingga mereka sampai disekolah dan memarkirkan mobilnya. Sudah tika duga, pasti mereka jadi pusat perhatian.

DentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang