14- Jalan

5 0 0
                                    

"Bawain tas gue pak." Teriak tika sambil menunjuk satu tas gunung yang penuh kepada satpam rumahnya.

"Bawa kedepan neng?"

"Ya iyalah, buruan gue telat nih." Jawab tika setengan berlari bersama nazwah yang memilih membawa perlengapannya sendiri.

"Masukin ke mobil jeep didepan pak."

"Ehh bi imass.. powerbank aku mana?? Sepatu aku mana?, handphone aku sama casannya juga, jaketnya sekalian, jamtangann!! Aduhh mana sih bi imas lama dehhh" tika mengabsen segala keperluannya yang tadi tertinggal.

"Bukannya disiapin dari kemaren" sindir papahnya, bersamaan dengan munculnya bi imas dengan segala perlengkapan yang tadi nonanya sebutkan.

"Ihh papah!"

"Udah mana bi. Makasih" ujar tika sabil mengambil barang-barangnya.

Demi sinar rembulan yang terang pada tadi malam, demi kunang-kunang yang bercahaya dibalik rerumputan tadi malam. Demi sinar sang surya yang mengintip malu-malu dibalik daun-dauh pepohonan yang basah dihinggapi embun, demi burung-burung yang berkicau dipagi yang indah ini... demi apapun itu gue geli liat makhluk aneh dihadapan gue!

"BAYUUUU!!!"

Lo semua nanya kenapa gue teriak-teriak kaya emak emak kehilangan tuperware kesayangannya dan lo semua harus tau. Si bayu penampilannya kaya apa sekarang! Dia pake sarung, pake peci lengkap sama baju kokonya!

"Anjng!" Tika merauk muka yogi yang sudah segar dipagi ini.

"Kenapa titik?" Tanya yogi sok polos-polos tai kucing.

Mamah dan papah tika keluar rumah karena kaget mendengar teriakan putri semata itiknya itu.

"Kenapa ini kenapa?" Tanya mamah dan papah tika

"Mah liat sikampret malah kaya orang yang mau pergi pengajian."

"Aku buru-buru titik, habis solat subuh aku langsung kesini takut kita telat. Kalo telat juga gapapa sih biar aku bisa tanggung jawab heheh." Jawab yogi enteng sambil membenahkan letak kopeahnya.

Mamah dan papahnya hanya saling lirik, seolah mengisyaratkan kata*dasar anak muda*

"Ganti!"

"Gak mau. Gue keliatan ganteng pake baju ini."

Tika langsung memasuki mobil dan duduk didepan karena jelas dibelakang ada indra dan nazwah.

Apalah terserah mau dia kayak gimana juga. Bodo amat ah, kesel gue! Gue udah berpenampilan kayak pendaki handal lah dia malah kaya ustad ke sasar.

"Sebel!"

Setelah pamit kepada kedua camernya yogi masuk ke mobil jeppnya dan duduk dibelakang kemudi.

"Sebel tapi cintakan?" Goda yogi dengan menaik tirunkan alis tebalnya tidak lupa juga sambil menghidupkan mobilnya. Dan ingat sobat dengan perlengkapan pengajiannya.

"Jalan!" Jawab tika ketus

"Oke princess, mahh pah kita berangkat dulu assalamualaikumm." Teriak yogi dari arah jendela yang terbuka.

Didalam perjalanan ketiga pemuda pemudi dan satu ustadz berjalan lancar sambil sesekali saling ledek dan makan-makan, nyemil-nyemill

"Ah sini ah gue yang nyetir, lo mah lama banget bangke!" Pinta tika sambil menarik sarung yogi dan dengan santai melangkahinya untuk menuju kebalik kemudi.

"Jangan ah!" Yogi kembali menggeserkan lagi pantatnya. Sedangkan tika belum sepenuhnya melangkahi yogi, kaki yogi masih terapit diantara kaki jenjang tika yang mengenakan hott pans. Tiba-tiba didepan ada sebuah polisi tidur yang besarr, dannnn happp....
Tika jatuh dipangkuan yogi dengan wajah cantiknya yang menghadap kearah yogi..

DentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang