Chapter 12 - "I love you."

3.8K 388 38
                                    

Setelah menikmati makan siang di restoran hikari, aku dan Sehun memutuskan untuk kembali ke hotel alih-alih meneruskan perjalanan ke Museum Kota Musik Otaru seperti rencana kami sebelumnya karena hari yang semakin sore dan rasa lelah yang melanda kami berdua.

Di sepanjang perjalanan kami saling bergandengan tangan dan bertukar cerita satu sama lain. Beberapa warga lokal memandang ke arah kami berdua sesekali mereka saling berbisik-bisik. Aku tak begitu pandai berbahasa Jepang namun Sehun berbeda, ia mengerti.

Setiap kali ada yang melihat kami sambil berbisik, Sehun selalu berkata "Mereka iri pada kita. Katanya kita serasi." Dan setiap kali aku mendengarnya aku selalu tak kuasa menahan tawa di bibirku.

Aku menemukan sosok baru pada namja di sampingku ini, bukan sikap dingin, pendiam atau tak perduli pada keadaan sekitar yang biasanya ia tunjukkan melainkan sisi lain Oh Sehun yang sedikit cerewet, perhatian, suka bercanda serta sedikit kekanakan, dan polos dalam beberapa hal.

Tanpa sadar aku tak kuasa untuk berhenti tersenyum hari ini, pandanganku terhadap suamiku berubah saat ini juga. Bila selama setahun belakangan ini aku merasa pernikahanku dengan Sehun tidak akan berjalan lancar seperti harapan kedua orang tua kami, tetapi sekarang berbeda. Setiap langkah demi langkah kami berjalan di sepanjang Kanal Otaru maka sedikit demi sedikit perasaan sayangku pada Sehun bertambah hingga memenuhi rongga di dadaku. Ya, aku mencintai suamiku Oh Sehun.

Aku tidak tahu kapan rasa ini muncul dan bagaimana hal ini bisa muncul. Mungkin semenjak aku merasa perlahan semakin nyaman dengan Sehun atau mungkin semenjak hari pertama kita berdua menjadi sepasang suami istri, aku tak pernah tau kapan pastinya.

Jujur saja, hatiku mulai tercubit ketika aku melihat berita kencan Sehun dengan Irene sunbae, awalnya aku menyakini itu hanya sebuah perasaan bersalah kepada orang tua kami, tapi dengan seiringnya waktu berjalan aku merasa marah, kecewa, dan iri di waktu yang bersamaan.

Aku memang kurang pandai menyembunyikan perasaan, aku adalah tipe gadis yang mudah tersentuh dan menumpahkan segala keluh kesah yang aku rasakan, tetapi dalam hal ini berbeda.

Aku harus menyembunyikan semuanya tanpa bisa bercerita kepada siapapun, bahkan dengan keluarga maupun sahabatku sendiri karena status kami berdua.

Sering kali aku terbangun ketika dini hari dan menangis sendirian di dalam kamar mandi, Sehun memang selalu menenangkanku bahwa ia tak akan pernah berpaling dariku. Tetapi, mengingat dasar pernikahan kami saja itu tidak akan menjadi alasan untuk dia terus bersamaku.

Semakin hari aku semakin takut, aku begitu takut mencintai suamiku, aku takut cintaku bertepuk sebelah tangan, dan menelan kekecewaan yang mendalam.

"Yerin-a, kenapa melamun?" Suara berat Sehun menyadarkanku dari pikiran-pikiran yang berkecamuk di dalam kepalaku.

Aku menggeleng sembari tersenyum tipis, menyakinkan bahwa aku baik-baik saja.

"Kau lelah?"

"Aniyo Oppa, aku baik-baik saja." Ucapku kembali menyakinkannya.

Setelah mendengar jawabanku, Sehun tiba-tiba melepaskan genggaman tangannya denganku, ia berjalan beberapa langkah mendahuluiku kemudian berjongkok di depanku.

"Naiklah."

"Eh?"

"Naiklah ke punggungku."

"Eh, aniya. Aku baik-baik saja Oppa, aku bisa jalan sendiri."

"Tidak, jangan membantah. Cepat naik." Perintah Sehun padaku.

Aku tidak lagi bisa menolaknya, jika Sehun sudah mengeluarkan perintah demikian maka ia akan benar-benar marah jika aku tetap menolaknya.

My Secret Marriage : Mr.Oh ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang