Chapter 13 - Photos

3.7K 345 25
                                    

Sehun POV

Setelah pernyataan cinta kami berdua sore tadi, aku dan Yerin mencoba untuk saling bersikap nyaman dan mengenal satu sama lain.

Sedikit banyak aku mulai mengetahui beberapa hal tentang gadis bermarga Jung ini, apa yang ia sukai dan apa yang ia benci. Semakin aku mengenalnya semakin aku bisa menyimpulkan bahwa ia adalah gadis sederhana, berfikiran dan bersikap positif.

"Yerin-a, kau tidak lapar?"

"Aniya, Oppa. Aku berhenti makan setelah jam empat sore mulai sekarang." Jawabnya padaku.

"Wae?"

"Kata orang aku terlalu gedut untuk jadi idol." Jelasnya polos padaku.

"Siapa yang bilang begitu? Siapa yang bilang menjadi idol harus kurus? Apakah seorang idol harus dinilai dari betapa kurusnya dia? Itu tidak benar Yerin-a." Aku tidak dapat menahan amarahku, orang-orang itu yang hanya bisa mengomentari kami di internet dengan kalimat-kalimat makian dan ejekan benar-benar tidak tahu diri dan tak dapat bercermin.

"Bukan begitu, Oppa. Jangan marah." Yerin mencoba menenangkanku.

"Asal kau punya bakat, kau pantas menjadi idol Yerin-a, jangan hiraukan orang yang mengomentari penampilanmu. Aku lebih senang melihatmu sehat dan bahagia daripada kau harus menyiksa dirimu sendiri."

"Gommawo Oppa. Tapi sungguh jangan marah dan terbawa emosi. Aku baik-baik saja."

"...."

"...."

"Yerin-a, aku bersyukur memilikimu sekarang."

"Aku juga Oppa."

Aku benar-benar bersyukur kepada Tuhan sekarang, bersyukur dapat bertemu dengan Yerin, bersyukur dapat menikah dengannya, bersyukur karena mencintainya, dan bersyukur bisa terus bersamanya selama ini. Dalam diri Yerin, aku menemukan tempat yang cocok untuk hatiku berlabuh.

Aku berjalan menghampiri Yerin yang sedari tadi bersandar di ranjang tempat tidur. Menatapnya sayu dan penuh kerinduan.

Malam ini, aku tidak ingin ini segera berakhir.

###

Suara cicitan burung di musim dingin membangunkanku di pagi hari. Samar-samar aku dapat melihat wajah polos Yerin bersandar di dadaku. Berkali-kali aku mengusap pipinya lembut, dan mengecup gemas puncuk kepalanya.

"Selamat pagi, Yeobo-ya." Sapaku pada Yerin kemudian.

"Hn, selamat pagi juga Oppa."

Aku terkikik geli, sejak kapan Yerin mulai tertular virus 'Hn'-ku, apa mungkin karena kami sudah tinggal bersama selama satu tahun kurang?

"Aku merindukanmu Yerin-a." Ucapku sembari mengencangkan pelukanku padanya.

"Kita selalu bersama sejak dua hari yang lalu Oppa, bagaimana bisa kau merindukanku?"

"Aku selalu merindukanmu, bahkan ketika aku bersamamu aku tetap merindukanmu."

"Oppa jangan bergurau."

"Aku tidak bergurau Yerin-a, rasanya aku sudah terjangkit penyakit 'kecanduan Oh Yerin'."

"Penyakit apa itu? Namanya aneh sekali !" Ucapnya dengan nada sebal padaku.

"Hari ini, kau ingin pergi kemana?"

"Aku tidak ingin kemana-mana, aku lelah."

"Hn, apa kau begitu lelah karena tadi malam?" Ucapku sedikit menggodanya.

My Secret Marriage : Mr.Oh ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang