Chapter 1

8.5K 392 5
                                    

Suasana disalah satu lantai VVIP di Hotel Haruno Hari ini terlihat sedikit berbeda, tak banyak pengunjung. hanya terlihat beberapa karyawan Hotel yang berlalu-lalang. berbeda dengan lantai dasar Hotel yang tampak lebih ramai. Beredar kabar bahwa Hotel ini terpilih untuk menjadi tempat diadakannya rapat besar antara perusahaan-perusahaan ternama di Jepang. Beruntung? Ya, tentu Saja. Tak sedikit yang mengatakan begitu, mengalahkan deretan Hotel berkelas lainnya. Tentu Bukan tanpa alasan, Hotel ini juga merupakan salah satu Hotel Berkelas dunia Di Jepang.

"Ayame, tolong letakan ini disana,"
Ucap seorang gadis bersurai pink menunjuk kearah meja.

"Ah, iya sakura." Ucap wanita yang tadi dipanggil Ayame.

"Karyawan atas nama Sakura, kau dipanggil direktur." Seorang pria tiba-tiba muncul dari balik pintu.

"Sebentar lagi aku ke atas. tanggung, sebentar lagi selesa." Tanpa melihat ke arah pria yang ternyata adalah manager Hotel.

"Hm? Bagaimana bisa kau berkata seperti itu pada atasan mu?," Pria dengan name tag Haruno Sasori itu memasukan kedua tangannya didalam saku celananya.

Sakura yang mendengar itu langsung menegang, dengan pelan ia melepas peralatan masaknya dan beralih menatap sasori yang juga tengah menatapnya dingin. "G-gomen Haruno-sama," Sesalnya, ia menunduk. "Aku akan segera naik." Sakura tampak kikuk. Karena hal itu pula, Sakura menjadi pusat perhatian. semua karyawan yang juga sedang berada di dapur hotel menatapnya dalam diam.

"Hm." Ucap sasori singkat kemudian melangkah pergi. Pria itu mengabaikan ekspresi was-was Sakura.

Dengan cepat sakura melepas celemek miliknya dan langsung pergi keatas menuju ruangan direktur dengan sedikit berlari. Sesampainya sakura didepan ruangan direktur, perasaan Ragu menyelimuti Sakura untuk mengetuk pintu ruangan itu. Ia masih diam berusaha mengumpulkan keberanian yang tersisa.

Tok
Tok
Tok

"masuk." Seseorang dari dalam sana menjawab dengan tegas.

Sakura memutar kenop pintu itu Ragu, meski Tampak Ragu-ragu pintu tetap terbuka. Situasi itu mengharuskan Sakura untuk masuk. Gadis itu menunduk dengan sopan saat si direktur menatapnya. "Maaf saya terlambat" Ucap sakura sopan. Ia menatap ujung sepatutnya.

"Hm," Senju Tsunade, begitulah nama yang tertera pada sebuah papan nama diatas mejanya.

"duduklah sakura, jangan formal begitu jika kita sedang berdua. aku ini nenekmu."
Tsunade terlihat berbeda saat mengucapkan itu.

Sakura hanya bisa menghelah nafas panjang.
"Iya nek, ada apa memanggilku?" Tanyanya.

"Begini ... hari ini akan ada rapat besar di hotel kita dan nenek punya urusan diluar," Ucapan Tsunade terhenti sejenak. "Nenek mau kamu mengurus semuanya, nenek percayakan Hotel padamu saku-chan." Lanjut Tsunade.

"aku tidak mau." Jelas Sakura menolak.

"Saku-chan mengertilah, hanya kau satu-satunya keluarga yang bisa nenek andalkan." Ucap Tsunade memohon. Terdengar sedikit mendramatisir keadaan.

"Nenek bisa menyuruh si manager untuk mengontrol restoran selama rapat itu berlangsung. Jadi selama nenek tak ditempat semua akan aman." Sakura memberikan saran.

"Lagian apa gunanya Manager, kalau masih harus aku yang menggantikan nenek."

"Dan perlu diralat, Nenek masih punya kakek dan Sasori. Jangan mengatakan seolah mereka telah tiada." Wajah Sakura tampak kesal.

"Haha iya-iya Saku-chan," Tsunade terkekeh. "Tapi kau Taukan, Sasori juga harus ikut rapat." Jelas Tsunade.

"Bukannya aku tak mau membantu, Tapi nenek juga Taukan, jika di Hotel ini tak ada yang mengetahui identitasku sebagai cucu nenek kecuali si kepala merah itu." Ucap Sakura berusaha mengingatkan kembali Tsunade. "Dan lagipula ada kakek,dia pasti bisa membantu".

My Beautiful Doctor [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang