CHAPTER 16

786 91 3
                                    

Suasana di ruang makan tersebut sangat canggung. Sudah hampir satu minggu, kedua insan itu tidak saling bertegur sapa. Jangankan berbicara, bertukar pandangan pun tidak.

Nyonya Ryu menatap mereka dengan tatapan menyelidik. Taehyung berusaha menghindar agar tidak bersitatap dengan sang ibu mertua. Sementara Sujeong hanya menunduk sambil mengaduk makanannya tanpa niat.

“Kalian kenapa, eoh?”

Taehyung segera menggeleng. “Tidak apa-apa.”

“Bagaimana dengan perkembangan hubungan kalian? Apakah sudah ada tanda jika Sujeong hamil?”

Uhuk! Uhuk!”

Seketika Sujeong tersedak saat baru saja memasukkan sesendok nasi ke mulutnya. Tak berbeda, Taehyung pun ikut terkejut mendengarnya.

Setelah meminum segelas air putih dengan rakus, gadis itu mengelap bibirnya yang basah.

“Ayolah, ibu…” Ia berusaha berbicara saat napasnya kembali normal. “Aku baru menikah selama tiga bulan, mana mungkin hamil secepat itu!”

“Tentu saja mungkin!” Sang ibu mengelak. “Bahkan ibu sudah mengandungmu ketika usia pernikahan baru satu bulan. Apa karena Taehyung kurang—”

“Hentikan pembahasan ini! Katakan tujuan ibu datang ke sini,” sela Sujeong malas.

Nyonya Ryu terkekeh. Baiklah, ia tertangkap basah telah menyembunyikan tujuan sebenarnya ia datang ke rumah sang anak.

“Berhubung kalian belum sempat bulan madu, ibu sebagai wakil dari orang tua kalian—”

“Jangan berbelit-belit seperti itu, ibu. Cepat katakan intinya.” Lagi-lagi Sujeong memotong ucapan ibunya.

“Baiklah, baiklah.” Nyonya Ryu berdecak, merutuki sifat tidak sabaran Sujeong. Wanita paruh itu mengeluarkan sesuatu dari tas tangannya dan menaruhnya di depan pasangan tersebut.

“Kami sudah memesan dua tiket ke pulau Jeju untuk kalian.”

“Apa?”

Ya Tuhan, baru saja Sujeong ingin menjauh dari Taehyung. Kenapa hal ini harus terjadi? Kapan dewi fortuna akan memihaknya? Ia mengerti, hati Taehyung hanyalah untuk Chaeyoung. Park Chaeyoung, sahabatnya sewaktu SMA.

‘Di dunia ini, mungkin aku yang paling tahu perasaan itu. Perasaan sakit karena orang yang kau cintai tidak pernah melihatmu dan justru mencintai orang lain yang merupakan sahabatmu sendiri.’

-
-
-

Malam ini terasa sangat hening. Memang sebelumnya selalu seperti itu, namun… Taehyung merasa ini berbeda. Suasana ini lebih canggung dari kemarin-kemarin. Ia hanya menghela napas berat kala lagi-lagi Sujeong mengabaikan atensinya begitu saja.

“Sujeong,” panggilnya pelan.

Tak ada jawaban.

Sujeong membuka kulkas, mengambil sebotol air mineral dingin dan menuangkannya ke dalam gelas.

“Hei, dengarkan aku dulu.” Taehyung mencekal pergelangan tangan Sujeong ketika gadis itu hendak meninggalkan dapur. “Kumohon.”

Sujeong melirik sekilas tangannya lalu menatap Taehyung datar. “Apa?” sahutnya malas.

“Bagaimana dengan… tawaran dari ibu? Kau menolak atau menerimanya?” tanya Taehyung ragu.

“Kau meminta jawabanku? Tentu saja, aku menolak!”

“Tapi—”

“Minggir! Aku mau tidur!”

Pria itu melepas genggaman tangannya perlahan. Sementara Sujeong berjalan meninggalkannya untuk ke ruang tengah. Apalagi tujuannya jika bukan sofa yang selalu setia menjadi tempat tidurnya? Huh, ia merasa bersalah karena membiarkan tubuh mungil itu terbaring di sofa yang sempit selama ini.

Saat sang gadis ingin merebahkan tubuhnya, Taehyung segera mencegah.

“Biar aku yang tidur di sini, kau bisa tidur di kamar.”

Mata Sujeong menyipit penuh kecurigaan. Namun sedetik kemudian, ia mengangkat bahu sebelum mengambil langkah menuju lantai dua. Demi Tuhan, Taehyung tidak tahan dengan sikap acuh gadis itu.

Apakah kau lupa bahwa kau juga bersikap seperti itu sejak 6 tahun yang lalu, Kim Taehyung? Hukum karma itu masih berlaku, ‘kan?

“Bukankah itu adalah awal yang bagus untuk memperbaiki hubungan kita? Apa mungkin kau sudah menyerah padaku, Sujeong?” gumamnya lirih. Ia berbaring di atas sofa tersebut dan terlelap begitu mudahnya.

Diam-diam Dujeong mendengar semua ucapan Taehyung. Gadis itu berbalik dan berjalan mengendap ke arah suaminya yang sudah tertidur. Ia memandangi wajah polos Taehyung yang sangat menggemaskan. Tanpa sadar, ia tersenyum kecil.

“Memperbaiki hubungan kita? Benarkah itu? Kau tidak memberikan harapan palsu lagi, bukan?”

Sujeong mendekatkan wajahnya, hendak mencium dahi Taehyung, namun—

Engh…”

Bruk!

Aw!”

Mereka sama-sama mengusap dahi yang saling beradu. Jantung Sujeong berdegup kencang karena tertangkap basah oleh Taehyung. Sungguh, ia tidak menyangka jika pria itu akan terbangun tiba-tiba seperti tadi.

“Kenapa kau ada di sini?” tanya Taehyung spontan.

“I-itu, aku… aku…” Sujeong menggigit bibir bawahnya keras-keras akibat gelisah. “Aku ingin menepuk nyamuk yang hinggap di dahimu.”

Astaga, jawaban macam apa itu? Sujeong merutuk kesal dalam hati. Ingin mencium suami sendiri saja, sulitnya minta ampun. Ia seperti pencuri yang ketahuan sang pemilik rumah. Sekarang, wajahnya sudah memanas dan mungkin memerah.

Taehyung menaikkan sebelah alisnya— antara percaya atau tidak percaya pada jawaban Sujeong. Masuk akal, tapi sedikit aneh. Apakah menepuk nyamuk harus sedekat itu? Setahunya, Sujeong tidak minus. Dan mengapa gadis itu terlihat gugup? Hal tersebut menambah perasaan anehnya.

“Begitukah?” Hanya itulah yang keluar dari bibirnya, mewakili sejuta pertanyaan di otak.

Sujeong mengangguk yakin.

“Kau tak bermaksud menciumku, ‘kan?”

Pertanyaan itu membuatnya terkejut.  Ia menggeleng-geleng tak menentu.

“Ti-tidak! Mana mungkin!” elak Sujeong gelagapan.

Taehyung menyeringai. Gadisnya tak pandai berbohong. Dari gelagatnya saja, Taehyung sudah memastikan jika tebakannya benar.

“Baiklah.” Taehyung terkekeh pelan. “Lalu untuk apa masih di sini? Tidurlah.”

“Aku memang ingin segera pergi,” jawab Sujeong angkuh. “Sebelumnya aku mau mengatakan sesuatu padamu. Daripada aku dimarahi oleh ibuku, lebih baik aku menerimanya.”

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Sujeong berjalan cepat dan menaiki tangga terburu-buru. Huft, betapa malunya dia!

Sedangkan, Taehyung tersenyum simpul melihat tingkah lucu gadis itu. Ia bersyukur karena akhirnya Sujeong luluh dan memutuskan untuk pergi berbulan madu.

-
-
-

TO BE CONTINUE

VOTE 👇👇
IF YOU LIKE THIS STORY 😊

Anggap aja chapter ini sebagai pereda konflik dari chapter kemarin 🙌

ONE HAND || TAEHYUNG BTS & SUJEONG LOVELYZ (TAEJEONG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang