Tak henti-hentinya Taehyung melirik gadis kecil dalam pangkuan Mingyu. Lima menit yang lalu, mereka berpapasan karena kamar rawat Sujeong dan Chaeyoung berdekatan. Lalu mereka memutuskan untuk pergi ke kafe terdekat. Tentu saja, Taehyung tidak tahu jika istrinya sedang ada di rumah sakit. Hal itu membuat Mingyu marah, namun ia berusaha bersikap biasa.
Chaebin menatap Taehyung aneh lalu menarik-narik ujung pakaian Mingyu. “Dia siapa?”
“Dia adalah suami Sujeong,” jawab Mingyu datar.
Gadis kecil itu mengangguk mengerti. Kini, ia sibuk melahap es krim di depannya tanpa mempedulikan dua orang pria yang sedang berseteru tersebut.
“Siapa anak itu?” tanya Taehyung penasaran.
“Menurutmu?” Mingyu bersikap acuh.
“Hm… anakmu dan Chaeyoung?” Taehyung menjawab ragu.
“Ini memang anak Chaeyoung, tapi bukan denganku, melainkan kakakku. Ya, anak ini adalah keponakanku.”
“Apa?” balas Taehyung kaget. “Bukankah kau—”
Mingyu menatap remeh padanya. “Jika kujelaskan, kau akan menyesal.”
“Aku mohon, Mingyu. Bisakah kali ini saja, kita tidak bertengkar?” bujuk Taehyung memelas. Biarlah harga dirinya jatuh demi rasa penasarannya.
“Baik.” Mingyu menyerah. “Empat tahun lalu, kakakku harus bertanggung jawab karena telah menghamili Chaeyoung. Bahkan dia menikahinya saat Chaeyoung masih berusia tujuh belas tahun atau lebih tepatnya sebelum kelulusan tiba. Itulah mengapa anak ini sudah berusia tiga tahun walaupun Chaeyoung terbilang masih muda. Kau tahu? Itu semua karena ulah alkohol. Tapi malang, sekarang dia menjadi janda. Kakakku sudah meninggal karena kecelakaan kerja. Hanya butiklah yang menjadi warisannya untuk Chaeyoung.”
Taehyung menutup mulutnya. Ya Tuhan, apalagi ini? Ia masih mengharapkan Chaeyoung yang jelas sangat mustahil untuk dimilikinya lagi. Dan sekarang, perasaan bersalah memenuhi relung hatinya. Sujeong, ia sangat keterlaluan pada gadis itu.
“Dengarkan aku baik-baik. Seseorang yang kau butuhkan, bukanlah seseorang yang selalu kau cari, tapi seseorang yang selalu ada di depan matamu,” celetuk Mingyu. “Semoga kau cepat sadar.”
Taehyung meremas rambutnya gusar. Seketika pikirannya kacau. “Apa kau tahu di mana Sujeong berada?”
“Kenapa kau mencarinya? Kau menyesal?” Bukannya menjawab, Mingyu justru ikut bertanya. Sekedar memastikan jika pria itu memang menyadari kesalahannya.
Benar saja, Taehyung segera berlari keluar dari kafe tersebut tanpa menunggu jawaban Mingyu. Memasuki mobil dan mencari keberadaan Sujeong. Hanya satu tempat yang menjadi incarannya, rumah.
-
-
-“Ryu Sujeong! Kau ada di dalam?”
Tidak ada jawaban. Keadaan rumah bertingkat itu tampak sunyi. Taehyung berjalan cepat menaiki tangga untuk menuju kamarnya.
Sujeong tidak ada di sana.
Taehyung mengacak rambutnya yang sudah berantakan. Ke mana lagi ia harus mencari istrinya itu? Saat akan berbalik, matanya tak sengaja menangkap sebuah buku kecil di atas nakas. Karena penasaran, Taehyung mengambil buku tersebut dan membukanya.
“Ini buku diary Sujeong,” gumamnya kala melihat foto Sujeong di lembar pertama. Gadis itu tersenyum lepas seakan hidupnya penuh dengan kebahagiaan. Ia sangat menyesal telah membuat gadis berkepribadian ceria tersebut selalu bersedih.
Dan lembar-lembar selanjutnya adalah curahan perasaan Sujeong.
-
-
-Untuk pertama kalinya, aku menyukai seorang pria dan dia adalah teman sebangkuku. Kau tahu? Dia tampan dan manis. Senyum kotaknya juga sangat imut. Dia, Kim Taehyung. Murid pindahan dari Daegu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE HAND || TAEHYUNG BTS & SUJEONG LOVELYZ (TAEJEONG)
Fanfic[COMPLETE] Cover by @Peachoo Aku selalu memperhatikannya, mengaguminya, menyukainya, mencintainya. Tapi dia tidak pernah menginginkan hatiku. Dia selalu menghindariku. Bertahun-tahun, kulalui masa sekolahku dengan beribu kesakitan darinya. Tak terhi...