Sinar surya menembus jendela di kamar itu. Sayangnya silau cahaya tersebut tidak membangunkan sang pemilik kamar. Karena pria itu sudah terjaga sejak sepuluh menit yang lalu.
Kini ia menggunakan tangannya untuk menumpu kepala. Tatapannya lurus ke depan, yaitu langit-langit kamar berwarna putih gading. Sesekali ia terkekeh geli kala mengingat kejadian kemarin malam.
"Apa aku harus membuka hatiku untukmu, Sujeong?"
Pikirannya berkecamuk. Di satu sisi, ia masih menyimpan setitik harapan pada gadis pujaannya. Tetapi di sisi lain, ia juga mulai menyukai mantan sahabat dan musuhnya itu.
Pandangannya tertuju kepada tumpukan buku di meja belajarnya. Sepertinya ia harus mengembalikkan buku-buku itu ke pemiliknya.
-
-
-Ting! Tong!
"Sujeong, buka pintunya!"
Ting! Tong!
"Ya, Ryu Sujeong!"
Ting! Tong!
Ting! Tong!
Nyonya Ryu menggerutu kesal. Ia terpaksa harus mematikan kompornya terlebih dahulu untuk membuka pintu.
"Apa anak itu belum bangun? Dasar gadis pemalas!"
Cklek
Pintu itu terbuka dan menampakkan seorang pria tampan yang kini tersenyum manis. Nyonya Ryu terpesona sesaat sebelum menyadari jika pria itu adalah calon suami anaknya.
"Selamat pagi, ibu mertua!" sapanya ceria.
Mendengar sapaan tersebut, Nyonya Ryu terkekeh. Dalam hati bersyukur karena ia tidak salah pilih. Ia yakin, pria ini memang pantas bersanding dengan anak semata wayangnya.
"Selamat pagi juga, menantuku yang tampan."
Kini Taehyung yang tertawa pelan. "Ibu bisa saja. Apakah ada Sujeong di dalam?"
"Tentu saja ada. Tapi sepertinya dia belum bangun," jawab Nyonya Ryu sedikit kesal saat mengingat kejadian tadi.
"Benarkah?"
"Iya. Kau bisa membangunkannya. Dia ada di kamar atas. Masuklah."
Nyonya Ryu mempersilahkannya memasuki rumah. Taehyung mengangguk dan berjalan menaiki tangga. Sementara Nyonya Ryu melanjutkan kegiatan memasaknya.
Dengan perlahan, ia membuka pintu kamar Sujeong. Benar saja, gadis itu masih asyik bergelung dalam selimut.
"Hei, bangunlah!" ucap Taehyung sambil menepuk-nepuk pipi Sujeong.
Sujeong menggeliat dan menguap pelan. Saat membuka mata yang terasa lengket, ia sontak menjerit kaget tatkala melihat Taehyung.
"Ya! Apa yang kau lakukan di kamarku, hah?"
Taehyung menyeringai. "Menurutmu?" tanyanya dengan suara rendah yang terdengar menggoda di telinga Sujeong.
Gadis itu duduk dan menjauh dari jangkauan Taehyung. Bayangan dari pikiran negatif menghantuinya.
"Pergi dari sini!" bentak Sujeong panik. Seketika dahi mulusnya terkena sentilan pria itu.
"Bersihkan otakmu dulu. Sepertinya virus-virus sudah menodai kepalamu dengan pikiran kotor," ucap Taehyung. "Aku ingin mengembalikan buku-bukumu," lanjutnya sembari meletakkan benda-benda persegi panjang itu ke nakas.
Sujeong terperangah hebat sekaligus malu. Ia mengingat jelas jika buku-bukunya penuh dengan nama Taehyung. Apa dia membacanya? Sepertinya iya, mengingat kemarin pria itu mengucapkan kalimat yang pernah ditulisnya di salah satu buku tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/148469287-288-k880161.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE HAND || TAEHYUNG BTS & SUJEONG LOVELYZ (TAEJEONG)
Fanfic[COMPLETE] Cover by @Peachoo Aku selalu memperhatikannya, mengaguminya, menyukainya, mencintainya. Tapi dia tidak pernah menginginkan hatiku. Dia selalu menghindariku. Bertahun-tahun, kulalui masa sekolahku dengan beribu kesakitan darinya. Tak terhi...