CHAPTER 22

924 97 1
                                    

Sepulangnya Mingyu, Sujeong menjadi seperti sedia kala. Lima menit yang lalu, Taehyung meninggalkannya sebentar untuk ke dapur. Saat membuka pintu kamar, ia terperangah hebat melihat Sujeong yang hendak menusuk perutnya dengan pisau.

“Tidak, jangan! Hentikan, Sujeong!” teriak Taehyung panik sambil berlari menuju gadis itu. Ia memeluk Sujeong dari belakang dan berusaha melepaskan pisau tersebut.

“Lepaskan aku! Seharusnya aku sudah mati, Taehyung! Kenapa kau menyelamatkanku?”

“Aku mohon, Sujeong! Aku minta maaf…”

“Tidak akan! Aku tidak akan memaafkanmu! Biarkan aku mati!”

“Kim Sujeong!”

Berhasil.

Genggaman tangan Sujeong melemah dan Taehyung memanfaatkan kesempatan itu untuk melepaskan pisaunya tanpa peduli jika tangannya sudah bersimbah darah karena tergores.

Ia membalikkan tubuh sang gadis dan memeluknya erat. Sujeong memberontak, memukul-mukul keras dadanya. Taehyung semakin mengeratkan pelukannya.

“Apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkanku?”

Sujeong mendorong kuat tubuhnya hingga pelukan itu terlepas. Tiba-tiba Taehyung berlutut di depannya.

“Aku mohon. Aku rela melakukan apa saja.”

“Apa saja?” ulang Sujeong.

Taehyung mendongak dan mengangguk yakin. Gadis itu sedikit terkejut saat melihat jejak air mata di pipinya. Sudah dua kali Taehyung menangis karenanya. Bukankah ini impas? Tapi tidak, ia masih ingin membalas semua kejahatan pria itu terhadapnya dulu.

“Bolehkah aku membunuhmu?”

Taehyung tersentak ketika mendengar pertanyaan tersebut. Bahkan sebelum ia menjawab, Sujeong sudah mengambil pisau yang tadi dilemparnya. Ia meneguk salivanya susah payah. Namun ia sadar, hal itu tidak sebanding dengan kesalahannya selama ini.

“Jika kau bisa memaafkanku, maka lakukanlah.”

Taehyung segera berdiri. Melihat Sujeong yang mengacungkan ujung mata pisau ke arahnya, ia menutup mata, menunggu benda tajam itu menembus tubuhnya. Tapi setelah semenit berlalu, ia tidak merasakan apapun. Dengan cepat, ia membuka matanya dan menatap Sujeong yang menjatuhkan pisau tersebut.

“Ke-kenapa tidak—”

“Kau pikir aku bisa melakukan itu pada ayah dari janinku, eoh? Aku belum siap menjanda seperti Chaeyoung, meskipun aku sangat membencimu,” ucap Sujeong sinis, namun ia tersenyum tulus setelahnya dan mengusap air mata yang masih setia mengalir di pipi Taehyung. “Sejak kapan Kim Taehyung yang dingin menjadi cengeng?”

Awalnya Taehyung bingung, tapi ia ikut tersenyum tanpa menghentikan tangisnya. Pria itu memegang punggung tangan Sujeong yang berada di wajahnya.

Sujeong membulatkan matanya tatkala melihat darah pada tangan Taehyung.

“Tanganmu berda—”

Plak!

Gadis itu tambah terkejut saat Taehyung menampar dirinya sendiri menggunakan tangannya.

“Tae, apa yang kau lakukan?” tanya Sujeong khawatir.

“Aku pernah menamparmu, ‘kan? Anggap saja ini sebagai balasannya sampai kau memaafkanku.”

Tangan Sujeong bergetar karena Taehyung melakukan itu berkali-kali. Ia menarik tangannya dan memeluk Taehyung.

“Jangan lukai dirimu sendiri. Aku sudah memaafkanmu.”

ONE HAND || TAEHYUNG BTS & SUJEONG LOVELYZ (TAEJEONG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang