CHAPTER 2

770 91 14
                                    

Seperti biasa, suasana kantin akan selalu ramai oleh ratusan siswa dan siswi. Sangat berbeda dengan suasana di perpustakaan yang sunyi. Meskipun begitu, terkadang Sujeong menyempatkan diri ke ruangan penuh buku tersebut untuk meminjam novel.

Setelah mengambil novel kesukaannya, ia segera menghampiri Chaeyoung yang sudah lebih dulu di kantin. Untung saja sahabatnya itu telah menemukan tempat duduk untuk mereka.

“Kau lama sekali,” gerutu Chaeyoung.

Sujeong meringis pelan. “Maaf. Setelah dari perpustakaan, aku menaruh novelnya di tasku dulu, jadi aku kembali ke kelas. Dan tadi aku-”

“Bertemu Taehyung?” potong Chaeyoung yang sialnya memang benar.

“Apa? Bagaimana kau tahu?”

Chaeyoung memutar bola matanya malas. “Hanya menebak. Ya sudah, cepat makan! Nanti bel berbunyi.”

Sujeong hanya mengaduk makanannya tanpa niat. Hal itu cukup membuat Chaeyoung mengalihkan atensinya kepada Sujeong.

“Ada masalah?” tanya Chaeyoung.

“Taehyung, dia bersikap dingin lagi,” jawab Sujeong sedih.

“Dari dulu memang seperti itu, 'kan?”

“Tapi-” Sujeong memberi jeda sebentar. “Kapan dia berubah?”

“Aku tidak tahu. Kau saja yang bodoh karena terlalu mencintainya.”

Jawaban Chaeyoung membuatnya tertohok. Ia tidak marah atau pun mengelak. Chaeyoung benar, sangat benar. Bukankah gadis itu yang salah? Sujeong yang membuat hatinya selalu merasakan sakit tak tertahankan. Haruskah ia menghilangkan perasaannya pada Taehyung? Haruskah?

“Aku ke kelas dulu.”

Chaeyoung mengerjap kaget. “Apa? Ya, Ryu Sujeong! Kau belum menghabiskan makananmu!”

Terlambat. Sujeong sudah melangkah sangat jauh dari kantin. Chaeyoung merutuk kesal dan mengeluarkan sumpah serapah untuk Sujeong.

-
-
-

Dulu, Sujeong selalu berangan-angan akan memiliki Taehyung. Ia memang tipikal orang yang suka berkhayal. Membayangkan semua kisah manis khas drama korea dan berharap jika kisahnya juga akan seperti itu.

Tetapi lambat laun ia pun lelah. Lelah menanti sebuah keajaiban yang dapat mencairkan kebekuan hati Taehyung dan meruntuhkan kokohnya dinding nurani pria itu.

“Bisakah aku melakukannya? Rasanya sangat mustahil.”

Sujeong termenung sambil terus memandang keluar jendela kelas. Bahkan ia tidak memperhatikan guru yang sedang membagi kelompok belajar di depan.

“Kelompok kedua adalah Kim Mingyu, Kim Taehyung, Park Chaeyoung, dan Ryu Sujeong.”

Indra pendengarannya sempat menangkap kalimat yang dikeluarkan gurunya tersebut. Sedetik kemudian ia mendelik lucu. Sekelompok dengan Taehyung? Apakah ini pertanda bahwa sebentar lagi Tuhan akan mencabut nyawanya? Oh, itu sangat berlebihan.

Chaeyoung terkekeh melihat ekspresi wajahnya. “Sepertinya kalian memang berjodoh.”

“Ya, Park Chaeyoung!”

-
-
-

Entahlah.

Sujeong tidak tahu, ia harus senang atau sedih saat ini. Kenapa dewi fortuna seakan tidak pernah memihaknya? Di saat gadis itu sudah memantapkan diri untuk melupakan Taehyung, mengapa yang terjadi justru seperti ini?

Sejak tadi, Sujeong hanya menatap Chaeyoung dan Taehyung yang terlihat sangat akrab. Berbeda dengan dirinya yang berpura-pura sibuk mengerjakan tugas kelompok, walaupun sesekali mencuri pandang ke arah mereka. Tak ayal jika ia merasa cemburu kepada Chaeyoung.

ONE HAND || TAEHYUNG BTS & SUJEONG LOVELYZ (TAEJEONG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang