CHAPTER 21

931 96 4
                                    

Terima kasih banyak pada Peachoo selaku author dan Eonni favorit aku untuk covernya #bow

Aku gak nyangka ada yang sepeduli itu sama ff aku. Terharu 😭

-
-
-

Kematian adalah takdir Tuhan yang mutlak. Tak seorang pun yang tahu kapan ajalnya tiba. Tapi, semua makhluk Tuhan pasti akan mengalami hal tersebut. Tidak akan ada yang bisa menentang atau mengubahnya. Itu hanyalah rahasia Tuhan semata.

Namun, bolehkah Taehyung berdoa pada Tuhan? Bolehkah ia berdoa agar Tuhan tidak memanggil malaikat pencabut nyawa untuk Sujeong sekarang? Sungguh, dalam hatinya yang terdalam, ia ingin menebus seluruh kesalahannya dulu. Ryu Sujeong, ia sudah sangat menyakiti gadis itu.

Saat angin menerpa wajahnya, dan gravitasi menarik tubuhnya, ia merasa harapannya pupus. Ia hanya bisa berdoa dalam hati. Tak lupa, ia pun semakin erat menggenggam tangan Sujeong. Sungguh, ia benar-benar tidak kuat lagi menahan berat tubuh Sujeong. Ia merasa bahwa ia akan kehilangan—

Entah bagaimana kronologinya, tiba-tiba ia merasakan tarikan kuat. Saat membuka mata, ia sudah terduduk dengan Sujeong yang berada di pelukannya.

“Mingyu?” Taehyung menemukan pria yang merupakan sahabat istrinya itu sedang terengah di hadapannya. Sejenak otaknya mengulang kejadian yang baru saja dialaminya lalu mengerjap bingung. “Jadi… kau?”

Mingyu mendesah kasar. “Aku menolongmu menarik Sujeong bukan untuk kau sakiti lagi. Jika kau masih membuatnya menangis, akan kupastikan kau terjun bebas ke bawah sana hari itu juga!” ucapnya penuh penekanan.

Taehyung tidak mempermasalahkan alasannya. Ia tersenyum senang mengetahui dirinya masih diberi kesempatan untuk memperbaiki sikapnya pada Sujeong. “Terima kasih. Aku berhutang banyak padamu.”

Mingyu berdeham pelan.

Taehyung menatap nanar Sujeong yang kini tidak sadarkan diri. Ia mengusap lembut wajah pucat gadis itu.

“Apakah kesalahanku sangat besar?” tanya Taehyung. Ia masih setia memperhatikan wajah Sujeong.

“Menurutmu?”

“Sepertinya iya.”

“Baguslah jika kau merasa.”

Pandangan Taehyung beralih ke Mingyu. “Kenapa kau begitu perhatian pada Sujeong?”

“Kau cemburu?”

“Berhentilah bersikap sinis seperti itu,” celetuk Taehyung jengah.

“Ya, ya, ya.” Mingyu memutar bola matanya malas.

“Kau menyukai Sujeong?”

“Justru aku berniat merebutnya darimu sejak dulu. Tapi ya... seperti yang kau lihat, dia cinta mati denganmu. Tidak ada  kesempatan untukku sedikit pun.”

“Apa?!”

Mata Mingyu menyipit. “Aku rasa kau—”

“Memangnya salah?” Cepat-cepat Taehyung menyela. “Aku adalah suaminya!”

“Suami?” Mingyu tersenyum menggoda. “Jadi kau sudah menyadari kesalahanmu, eoh? Lihatlah jejak air mata yang tercetak jelas di pipimu itu. Sungguh memalukan!”

“Apa? Benarkah? Ya ampun…” Taehyung mengusap air matanya yang masih membekas. Astaga, ia telah mempermalukan dirinya sendiri di depan Mingyu.

Mingyu berdiri dan merapikan pakaiannya. “Bawa Sujeong pulang. Jagalah dia dan calon anak kalian baik-baik.”

“Iya, aku pasti—” Seketika Taehyung tersadar akan ucapan Mingyu. “Ca-calon anak? Hei, apa maksudmu?”

ONE HAND || TAEHYUNG BTS & SUJEONG LOVELYZ (TAEJEONG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang