2 | Blocked

1.4K 194 22
                                    

Secil sama Dahyun lagi ada di salah satu mall terbesar di Jakarta. Biasanya mereka selalu nangkring di Eat Boss karena kata Secil porsi makanannya banyak dan juga harganya pas di kantong.

Setelah pesanan mereka tiba, rahang Dahyun hampir jatuh ke bawah. Di atas meja mereka penuh dengan berbagai macam makanan dan minuman yang semuanya menggugah selera.

"Cil, lo mau kasih makan orang satu kampung mesan segini banyak?"

"Gak usah bawel napa? Makan aja mumpung ditraktir." Jawab Secil sambil nyomot udang goreng mentega di atas meja. "Mina udah otw?"

"Udah, paling bentar lagi nyampe." Kata Dahyun sibuk sama es krim green teanya. "Eh, tapi ini serius lo yang traktirkan? Gue lagi gak bawa dompet soalnya."

Secil berdecak malas. "Nanya mulu ah, rempong. Kalau gak mau jangan dimakan."

"Dih, sewot bener kan aku tuh cuma nanya buk ae."

Secil itu tipe cewek yang lebih suka makan kalau lagi stress. Dia gak suka ngurung diri atau tiba-tiba jadi diam karena menurut dia itu gak guna. Mending dia makan sesuka hati sampai kenyang terus stressnya hilang.

Makanya badan Secil itu susah banget kurusnya, mana dia emang gak pernah niat diet. Soalnya mau dia lagi stress atau gak sekali pun Secil itu tetap doyan makan. Apa lagi makan masakan mamanya. Dia paling gercep.

"Aduh sorry lama." Mina yang baru sampai langsung duduk di kursi samping Secil. "Eh, kok pesanannya banyak amat?"

"Secil yang traktir." Kata dahyun melirik cewek manis itu.

Mina tersenyum cerah. "Pasti Bang Chandra habis gajihan."

"Yup." Secil menggangguk samar. "Sekarang kan lagi awal bulan."

Dahyun membuang nafasnya panjang. "Enak ya punya kakak yang udah kerja. Gak pelit lagi."

"Enak, gak enak sih. Gak enaknya ya lo terus disuruh-suruh."

"Ih, gak apa. Asalkan uang ngalir terus tiap bulan. Palingan disuruhnya yang gampang-gampang doang."

"Hih, ndas mu!" Ketus Secil seraya gigit cup cakenya. "Bang Chandra itu orangnya sok pembersih padahal kalau bukan gue yang bersihin kamar dia mana ada bentuknya tuh kamar. Mana yang cuci baju sampai nyetrika pakaian dia gue semua. Mijit dia kalau capek pulang kantor. Nyapu sama ngepel kamar iya juga."

"Bentar. Emang lo bisa bersih-bersih? Kok gue ragu ya."

"Emang gue sering disuruh tapi gak pernah gue kerjain, kan ada mama gue juga."

"Itu sih bukan lo yang kerja pe a!" Dahyun melemparkan tisu ke arah Secil.

"Bodo." Pandangan Secil kemudian beralih kepada Mina. "Lo kok diem aja sih? Ngomong napa."

Dahyun juga ikut memperhatikan Mina. Cewek cantik itu jelas lagi gelisah dan wajahnya terlihat sangat gak nyaman. Pasti ada sesuatu yang gak beres ini.

"Ada cewek rambut panjang di sudut sana. Dia berdiri dekat pot ngelihatin kita dari tadi." Jelas Mina sambil menatap ke tempat kosong yang dia dimaksud.

"Aduh jangan mulai deh!" Dahyun mengusap tengkuknya gak nyaman.

"Gue serius!" Mina menatap Dahyun dan Secil bergantian. "Bajunya panjang warna putih, ada noda darah. Mukanya hancur. Matanya ada satu. Kelapalanya juga-"

"STOP! STOP! KITA PINDAH OKE!?" Secil menyela cepat.

Pasalnya ketika ia melihat ke tempat yang Mina maksud, Secil melihat daun tanaman di pot itu bergerak sendiri seakan membenarkan jika ada sosok tak kasat mata yang sedang nangkring ngelihatin mereka di sudut sana.

You Complete Me ; Sehun, SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang