4 | Found

1.1K 183 8
                                    

"Salim, woi. Main nyelonong aja." Tegur Chandra memperingatkan adiknya.

Secil yang sudah sampai ruang tamu sontak berhenti melangkah dengan wajah cemberut. Ia sedang menjalankan aksi tagar Secil ngambek hari ini dan ia memutuskan untuk menghindari ibu dan juga abangnya itu. Childish? Emang, kan udah dibilangin di awal.

"Secil Juniaremi." Chandra kembali bersuara saat mendapati adiknya itu mencoba menghiraukannya.

Secil yang kembali ingin melangkah mengurungkan niatnya. Secil mungkin suka melawan tapi ia juga tahu batasan, apa lagi jika abangnya sudah memangilnya dengan nama lengkap seperti itu.

Secil memutar tubuhnya berjalan menuju ruang makan. Masih dengan ekspresi cemberut, ia ogah-ogahan menyalimi tangan ibu dan juga tangan abangnya itu.

"Gak mau jajan nih?"

Hati Secil langsung bersorak. Masih mempertahankan ekspresi cemberut, ia berputar menghadap ibunya kemudian ia menjulurkan satu tangan dengan telapak tangan yang terbuka.

"Nih, belajar yang rajin ya anak mamah."

Mata Secil mengerjab lambat memperhatikan selembar uang kertas berwarna hijau itu. "20 ribu... Mama! Ini sih mana cukup! Naik go-car aja udah 15 ribu, pulang pergi 30 ribu. Belum lagi ongkos makan. Bakso di kantin aja harganya 10 ribu." Protesnya.

"Iya, iya ini mamah tambahin lagi." Mami Safea kembali menyerahkan uang pecahan 20 ribu kepada Secil lalu tersenyum. "Cukupkan? Eh, ini mamah tambahin 2 ribu untuk es tehnya."

Secil manyun lalu ia segera beranjak pergi bersama uang 42 ribu di tangannya.

"Belajar yang rajin ya adek abang." Seru Chandra.

"BODO."

..........

Dengan lemas, Secil menghempaskan tubuhnya duduk di kursi. Ia meratapi nasibnya. Sampai kapan ia akan mengalami penderitaan seperti ini. Jangankan berakhir ini semua bahkan baru dimulai. Ternyata gini rasanya hidup gak punya. Biasanya dia mau apa-apa aja gampang bahkan Secil gak pernah mikir dua kali kalau ngeluarin duit.

Sekarang boro-boro naik go-car. Demi berhemat, tadi Secil rela sempit-sempitan naik kopaja. Sumpek. Kepanasan. Mana orang yang duduk di sebelah dia tadi bau banget. Sampai buat dia mau muntah.

Secil bertekad harus secepat mungkin dapat kerjaan karena dia gak tahan kalau tiap hari pulang pergi harus naik kopaja. Yang tadi saja sudah bikin dia trauma.

Alemong (3)

Secil gue udah di kampus

Dahyun hah tumben
Dahyun kesambet apa lo bisa datang pagi

Mina tumben?

Dahyun wkwkwkwk
Dahyun mina aja bilang tumben

Secil bacod
Secil di mana posisi

Mina gue di perpus

Dahyun baru nyampe parkiran nih

Secil ke ruangan gue kuy
Secil E-2

Mina ok

Dahyun (2)

Read

Gak lama nunggu, Mina langsung muncul sambil nenteng buku-buku tebal yang buat Secil bergindik ngeri. Untung saja dia nolak saat maminya mau masukin dia ke kedokteran waktu itu. Lagi pula otak Secil juga mana nyampai.

You Complete Me ; Sehun, SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang