🥀 dance with me?

292 48 1
                                    

Malam ini. Arin sudah lama menunggu untuk malam ini. Ada apa? Ada pesta di sekolahnya. Acara itu khusus untuk anak kelas 12 saja. Untuk merayakan acara 'telah selesainya ujian'. Acara itu dimulai dari pukul 7 malam sampai 10 malam.

Hyojung –kakak perempuan Arin kini sedang membantu adiknya itu untuk memilih pakaian.

"Ini saja. Cocok untukmu." Ucap Hyojung sambil memberikan dress berwarna putih pada Arin.

Arin pun mengambilnya dan pergi ke kamar mandi untuk memakainya.

"Bagaimana? Cocok tidak, eon?" Tanya Arin sambil memutarkan badannya.

"Bagaimana? Cocok tidak, eon?" Tanya Arin sambil memutarkan badannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cocok sekali, Rin-ah. Sudah ya, kau pakai itu saja. Jja, kita pergi sekarang." Ajak Hyojung sambil mengambil kunci mobilnya.

"Kajja!"

🥀🥀🥀

Sekarang Arin sedang mengobrol dengan kedua sahabatnya. Mina dan Sohye. Mereka bertiga sangat sering tertawa dengan lelucon yang dibuat Sohye.

 Mereka bertiga sangat sering tertawa dengan lelucon yang dibuat Sohye

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sohye-ah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sohye-ah." Panggil seseorang. Sontak membuat mereka bertiga berhenti ketawa dan menoleh ke sumber suara.

"Oh, Woojin-ah, sudah datang? Kapan?" Tanya Sohye sambil menghampiri Woojin. Pacarnya.

Dan ternyata Woojin tidak datang sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan ternyata Woojin tidak datang sendirian. Dia juga mengajak sahabatnya. Park Jihoon

"Embul!" Panggil Jihoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Embul!" Panggil Jihoon.

'Embul' adalah panggilan (sayang) dari Jihoon untuk Mina.

"Apa?" Tanya Mina, nadanya seperti marah bercampur kesal.

"Sudah, sudah, tidak ada waktu untuk bertengkar. Woojin, Jihoon, bawa perempuan kalian nih. Dari tadi mereka tidak berhenti berbicara tentang kalian. Telingaku sudah panas rasanya." Ucap Arin sambil mengipas-ngipas telinganya.

"Yak! Kapan kita berbicara seperti itu?" Sohye berteriak. Tak terlalu kencang.

"Hmm, sudah mulai berbohong ya?" Tanya Woojin, bermaksud menggoda.

"Yak!"

🥀🥀🥀

Kini Arin sedang meminum minumannya di tangga aula. Sepi. Iya, walaupun banyak orang, dia tetap merasakan kesepian. Dua sahabatnya dibawa oleh pacarnya masing-masing.  Dia menyalahkan dirinya karena tidak terlalu pandai bergaul dengan teman-temannya.

Sedang asyik berpikir dengan dunianya sendiri, tiba-tiba suara dari mic memecahkan pikiran Arin.

"Ya, sekarang kita akan melakukan dansa. Bagi yang sudah menemukan pasangan, harap kumpul di tengah-tengah ruangan ini. Bagi yang belum menemukan, cepat! Nanti keburu diambil orang lain! Hahahaha! Aku bercanda. Silakan mencari!" Teriak MC acara itu, Lee Chan.

Dalam beberapa detik, sebuah iringan lagu mulai terdengar. Arin sih bodo amat. Lagipula tidak dipaksa juga untuk melakukan dansa, pikirnya.

"Hai?"

Arin menoleh, dan melihat seorang laki-laki yang sedang tersenyum padanya. Arin hanya memberikan senyum.

"Boleh aku duduk di sini?" Tanyanya sopan. Arin mengangguk lalu laki-laki itu duduk di sebelahnya.

Beberapa menit, mereka berdua berdiam diri. Ya bisa dibilang mereka tidak cukup dekat.

"Kau tidak pergi ke sana?" Laki-laki berambut cokelat itu menunjuk ke arah tengah aula yang penuh dengan orang-orang yang sedang dansa.

Arin menggeleng, "Aniyo, aku tidak bisa dansa."

Bohong.

Sebenarnya dia bisa saja dansa. Dia hanya malas. Lagipula tidak ada yang mengajak. Ya sudah.

"Aku tahu kau berbohong! Kau bisa dansa bukan? Aku melihatnya di ruang dance beberapa hari yang lalu."

Ok. Arin terdiam seribu kata.

"A-ah, aku baru saja belajar, Mark." Jawab Arin.

Ya, nama laki-laki itu adalah Mark. Anak pindahan dari Canada. Yang sekaligus menjadi cowok idaman di sekolahnya.

"Aku tidak menerima alasan dalam bentuk apapun. Kita dansa. Titik!" Dalam hitungan detik, Mark berhasil menarik tangan perempuan itu.

🥀🥀🥀

"Kau hebat dalam dansa, Mark. Aku tidak mengetahuinya." Ucap Arin.

Kini mereka berdua sedang dansa dengan alunan lagu Perfect yang dinyanyikan oleh Ed Sheeran.

"Kau juga. Kita sama-sama berbakat dalam hal dansa. Hahaha!" Kekeh Mark dan Arin.

"Rin," panggil Mark.

"Ne?"

"Aku tidak tahu harus bagaimana dan darimana mengucapkannya. Tapi intinya, aku suka padamu. Aku menyayangimu lebih dari teman dan sahabat. Kuharap kau mengerti apa maksudku, ya?" Mark tersenyum pada akhir kalimatnya.

Arin tersenyum, "Terima kasih sudah suka dan menyayangiku lebih dari teman dan sahabat. Aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Aku nyaman saat berada di dekatmu. Aku suka padamu."

Dua-duanya tersenyum.

"Would you be mine, Choi Arin?"

"Of course, Mark Lee."

🥀🥀🥀

Hai guys! Maaf baru update ya, kehabisan ide soalnya. Sorry kalo nunggunya kelamaan. Beneran ga ada ide soalnya.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang