🥀 thank you and goodbye

280 37 7
                                    

Mark dan Arin sedang menghirup udara segar di salah satu taman di Seoul. Mereka berjalan-jalan di taman tersebut untuk mengisi waktu luang mereka, juga untuk berduaan, karena akhir-akhir ini mereka sudah jarang untuk berdua. Alasannya adalah karena tugas-tugas yang diberikan oleh dosen mereka berdua.

“Mark, aku bisa minta tolong?” Tanya Arin, memecahkan keheningan di antara mereka berdua.

Mark menoleh dan mengangguk, “Tentu, ada apa sayang?”

Arin menghembuskan nafasnya lalu tersenyum –hal itu membuat Mark bingung, “Besok, kau tidak usah mengirimku pesan dan lain sebagainya. Hanya besok saja, kau bisa?”

Mark terdiam untuk beberapa saat. Bingung, mengapa pacarnya itu menyuruh untuk tidak mengirim pesan padanya. Padahal, Arin selalu berkata padanya, untuk mengirim pesan kepada dirinya walaupun dia sibuk.

Karena Arin mengerti kenapa Mark diam, Arin pun mengatakan, “Kalau kau sayang dan cinta padaku, lakukanlah.”

“B-Baiklah. Tapi aku bisa menemuimu kan di rumah?”

Arin menggeleng sambil tersenyum, “Sebaiknya jangan. Besok aku ada urusan, dan kemungkinan besar aku tidak ada di rumah.”

“B-Baiklah.” Mark mengangguk lemas.

Dia sudah merasakan logat-logat aneh dari pacarnya dari tadi. Tapi karena Mark adalah orang yang suka berpikir positif, jadi dia berusaha untuk tidak memikirkannya.


🥀🥀🥀


Esok hari, Mark benar-benar diam di rumahnya. Hari ini libur. Dia melaksanakan aktivitasnya seperti biasa. Namun ada dua hal yang tidak dilakukannya, mengirim pesan pada pacarnya dan tidak berkunjung pada rumah pacarnya. Hal itu ia lakukan karena ia sayang dan cinta pada pacarnya.

🥀🥀🥀


Dua hari setelah kejadian di taman, Mark pun berniat untuk pergi ke rumah Arin. Di depan komplek rumah Arin, di salah satu sisi tiang listrik terpasang bendera berwarna kuning.

Mark yang melihatnya langsung mendapatkan pikiran buruk tentang Arin. Maka dari itu, dia melajukan motornya sampai ke depan rumah Arin.

Mark dapat melihat banyak orang memakai pakaian berwarna hitam. Mark juga dapat mendengarkan tangisan dari orang-orang itu dan mendengarkan teriakan histeris dari perempuan dan laki-laki. Perempuan yang sangat ia kenal, Eomma Arin dan kakak perempuan Arin, Hyojung. Laki-laki itu Appa Arin.

Appa, Eomma, Noona! Ada apa? Kenapa kalian menangis?!” Mark panik melihat ketiga orang kesayangan Arin menangis dan berteriak sangat kencang.

Eomma dan Appa Arin memang menyuruh Mark untuk memangil dengan panggilan yang sama dengan Arin juga Hyojung. “Eomma-Appa”.

Eomma Arin langsung memeluk Mark dengan cepat, “M-Mark, Arin hiks me- hiks ninggal hiks.” Ucap Eomma Arin yang masih diikuti tangisannya.

Mark langsung melepaskan pelukan Eomma Arin perlahan-lahan. Tentu saja ia terkejut. Siapa yang tidak tekejut bahwa orang yang paling ia sayangi meninggal. Perlahan namun pasti, Mark melangkahkan kakinya menuju Arin yang “tertidur”.

Tetesan air bening sudah berhasil keluar dari mata Mark dan mengalir ke pipi mulus dan putih Mark, “Kenapa kau meninggalkanku hiks secepet ini, Arin-ah! Kau tega, hah?! Kau tega melihat Hyojung Noona, Eomma, dan Appa-mu menangis?! Kau terlalu tega, Arin-ah. Kau tega melihatku menangis hiks seperti ini?”

Setelah itu Mark menangis dalam diam, diikuti Hyojung dan orang tua Arin dan beberapa orang lainnya. Walaupun Mark menangis, dia masih melihat Appa Arin menenangkan isrtrinya. Beberapa kali, suami dari Nyonya Choi itu mencium kening istrinya.

Sudah merasa enakan, Mark mengatakan, “Terima kasih untuk semuanya. Hiks. Kau perempuan yang kucintai setelah ibuku sendiri. Kau perempuan yang sudah menyemangatiku. Kau perempuan yang sudah menghiburku saat aku sedih. Kau perempuan terhebat yang pernah kutemui setelah ibuku. Hiks. Semoga, kau bisa tenang di alam hiks sana. Terima kasih untuk semuanya, Choi Arin. Aku menyayangimu. Aku juga mencintaimu.”

M

ark terdiam beberapa menit.

“Aku yakin ini bukan perpisahan.” Gumam Mark.

🥀🥀🥀

Maafin banget, updatenya lama. Authornya ga ada ide (beneran). Sekalinya ada ide, terlintasnya yang sedih gitu, kayak sekarang. Dan suka dapet ide pas malem-malem.

"Kerja lembur bagai Quda" beneran ini mah.

Btw, ini ada epilog sama prolognya. Mau yang mana dulu di postnya? Kalo ga mau dua-duanya yaudah gapapa. Aku ikhlas.

Atau mau cerita yang lain? Btw, guys, aku minta saran dong :

👇👇

Kalian ada saran ga? Gimana oneshootnya Arin sama Mark. Jadi kayak kalian ngasih idenya gitu. Siapa tau ngebantu aku gitu. Kalo ga mau juga ga papa.

Kalo mau, comment disini!! Alurnya juga udah ngebantu kok :)

Makasih buat semuanya yang udah vomment, yang cuman baca tapi ga vomment, aku doain semoga bisulan! (Jahat amat dah thor_-). Pokoknya see u on my new Story!! Maafin banyak typo!!

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang