✨ break?

190 25 4
                                    

Hari ini Mark pergi ke Cheonggyecheon untuk sekedar berjalan-jalan. Dengan celana training hitam dan kaos putih membuat Mark sangat tampan –bagi perempuan yang berlalu lalang di sana. Mark duduk di salah satu anak tangga. Dia melepas topinya untuk mengipasi dirinya.

Ini sudah sore, tapi udara semakin panas saja.

Sedang enak-enaknya menghirup udara segar, bunyi musik kesukaan Mark terdengar, oh ternyata berasal dari ponselnya. Ada yang menelepon, setelah Mark melihat siapa yang meneleponnya, Mark pun mengangkatnya.

"Annyeong, wae geu rae?" (re: "Halo, ada apa?")

"..."

"Oh, aku bisa sepertinya."

"..."

"Ne, aku akan ke sana sebentar lagi."

Setelah itu Mark memutuskan teleponnya dan memakai topinya kembali. Lalu dia pergi menjauh dari tempat yang membuat pikiran dan hatinya tenang. Mark harus pergi ke salah satu cafe yang berada di dekat sekolahnya untuk menemui seseorang.

✨✨✨

"Chan-ah! Maaf lama!" Ucap Mark sambil menarik kursi yang berada di sebrang laki-laki yang bernama Chan tersebut.

Chan tersenyum, "Santai saja. Kau mau pesan sesuatu?"

"Tidak usah, aku tidak lapar."

"Baiklah, kalau begitu. Mark, aku ingin berbicara sesuatu denganmu. Ini serius." Ucap Chan, setelah itu dia meminum minuman yang sudah ia pesan.

Kedua alis Mark bersatu, "Ada apa? Sepertinya serius."

"Ini menyangkut pacarmu, Arin." Jawab Chan.

Mark terkejut bukan main, "Ada apa dengan Arin?"

"Sebelum ke sana, aku ingin meminta maaf. Kalau aku salah kata dan maaf kalau aku membuatmu marah dan yang lainnya." Chan menenangkan Mark yang sepertinya sudah ingin marah.

"Tidak apa, katakan. Ada apa dengan Arin?" Tanya Mark sekali lagi.

Chan menghembuskan nafasnya berat, "Kemarin saat pulang sekolah, aku melihat dia berjalan bersama Jungkook sunbae."

"Apa?! Itu tidak mungkin, Chan! Kemarin, saat aku mengajaknya pulang sekolah, dia menolakku dengan alasan ingin kerja kelompok. Bahkan dia mengirimiku fotonya bersama tumpukkan soal-soal miliknya. Itu tidak mungkin!" Teriak Mark.

Teriakan Mark sukses membuat hampir semua pengunjung menoleh ke arahnya. Chan kembali menenangkan sahabatnya itu. Apa ia salah berbicara? Tidak mungkin, pikirnya.

"H-Hei, tenangkan dirimu!"

Jujur saja, Mark terlihat sangat menyeramkan saat marah. Apalagi ini menyangkut masalah dengan orang yang dicintainya.

"Apa kau perlu bukti? Aku ada foto mereka berdua. Ini!" Chan memberikan ponselnya pada Mark. Mark mengambilnya, dia terkejut bukan main untuk kedua kalinya.

"L-Lalu?"

"Aku mengikuti mereka berdua. Ternyata mereka berdua pergi ke perpustakaan kota. Mungkin untuk menyelesaikan tugas kelompoknya, seperti yang kau bilang tadi. Tiba-tiba Jungkook sunbae pergi, aku tidak tahu dia mau apa. Kulihat Arin mengeluarkan ponselnya dan memotret semua kertas soal-soal tersebut. Sepertinya dia mengirimnya kepadamu. Lalu aku sempat mendengar Arin berkata, "Dasar. Mark sangat gampang untuk dibohongi. Sungguh bodoh anak itu.". Kira-kira seperti itu, lah." Chan menjelaskannya pelan. Takut sahabatnya itu marah untuk kedua kalinya.

Mark terdiam seribu kata. Dia tidak tahu harus membalas apa-apa. Perasaannya sungguh sangat sakit sekarang. Bohong, kalau dia tidak sedih saat Arin berbicara seperti itu di belakangnya. Di depannya, dia hanyalah perempuan yang manis, lucu, baik, dan menggemaskan di mata Mark. Tapi di belakangnya? Berbanding balik.

"B-Baiklah. Terima kasih, Chan. Aku pamit dulu. Permisi." Setelah itu Mark meninggalkan Chan yang masih duduk di tempatnya.

"Semoga mereka tidak apa-apa." Batin Chan.

✨✨✨

Laki-laki bermarga Lee itu kembali ke Cheonggyecheon. Menenangkan hati juga pikirannya. Ingin rasanya menangis namun tidak bisa. Dia tidak peduli apa perkataan orang lain terhadap dirinya, kalau dirinya menangis.

"Apa aku melakukan kesalahan sampai seperti ini?"

Cukup lama Mark terbengong. Sampai teriakan seorang perempuan menghentikan aktivitas bengongnya. Dia menghampiri perempuan itu yang sedang duduk berdua bersama laki-laki yang sangat ia kenal.

"Arin?"

"Lho? M-Mark? Kok, kamu bisa di sini?"

Ya, itu Arin. Bersama Jungkook.

"Harusnya aku yang bertanya. Sedang apa kau di sini? Berduaan dengan dia?!" Tanya Mark sambil menunjuk Jungkook.

"A-Aku hanya ber-berjalan-jalan sama Jungkook sunbae." Jawab Arin.

Mark memandang Arin dengan tatapan sinis, "Berjalan-jalan katamu? Sepertinya aku salah. Kukira kau selingkuh di depan mataku sendiri." Ucap Mark sambil menekan kata 'selingkuh'.

"A-Aku tidak selingkuh!"

"Bohong! Kau bohong, Choi Yewon!"

Arin terkejut, kalau Mark sudah memanggilnya dengan nama aslinya, pasti dia sangat marah.

"Baiklah! Aku jujur! Aku memang selingkuh dengan Jungkook sunbae! Puas?"

"Belum. Aku belum puas. Bisa kau beri aku alasan, mengapa kau selingkuh dengan dia?" Tanya Mark sambil menunjuk Jungkook lagi.

Arin menghempaskan tangan Mark yang menunjuk Jungkook, "Kau sangat tidak sopan, Mark Lee!"

"Aku tidak peduli. Memangnya dia siapaku?"

"Dia kakak kelasmu di sekolah."

"Ini bukan di sekolah. Ini di tempat umum, itu beda Choi Yewon! Cepat, beri aku alasannya." Teriak Mark.

"Aku tidak suka denganmu, Mark-ah! Aku berpacaran denganmu hanya karena kau pintar. Aku memanfaatkanmu. Aku tidak menyukaimu! Dan kau tidak bisa memberikan kebahagiaan padaku. Aku tidak suka itu, Mark! Maka dari itu, aku berpacaran dengan Jungkook sunbae." Jawab Arin tegas.

Mark tersenyum sinis, ia sangat tahu, apa arti dari "kebahagiaan" menurut Arin.

Mark menatap Arin tajam, "Baiklah. Maafkan aku kalau aku tidak bisa memberimu kebahagiaan. Kuharap, kau menemukan kebahagiaanmu dengan dia. Mulai detik ini, kita putus, Arin-ah."

Mark hendak pergi, sebelum ia menyampaikan beberapa pesan pada Jungkook yang dari tadi hanya menonton drama live dari kedua adik kelasnya.

"Kau orang kaya kan? Aku hanya ingin kau berhati-hati dengan Arin. Karena dia bisa menghabiskan uangmu dalam sekejap. Selamat bersenang-senang, dengan cewek matre itu! Hahahaha!"

Setelah itu Mark pergi dari hadapan Jungkook dan Arin. Sementara Mark tertawa terbahak-bahak –senang karena sudah putus dari Arin, lain dengan Jungkook, dia menatap Arin dengan tatapan bingung.

Kebahagiaan menurut Arin adalah membeli semua barang yang amat sangat ia inginkan. Menghabiskan hampir seluruh uang dari orang lain. Setelah orang itu tidak memiliki uang lagi, dia akan meninggalkannya lalu pergi mencari sasaran berikutnya.

✨✨✨

Maafkan saya karena sudah membuat Arin menjadi sedikit jahat :(

Keep vomment gaes!!!

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang