Ӝhal kedua.

1K 92 17
                                    

"Yudah.. Ayo Sasuke kita jalan-jalan. "
Tanpa aba-aba sakura menarik lengan Sasuke menjauh keluar dari kediaman keluarga Haruno.

"Ibu ayah aku jalan-jalan sebentar. "
Sakura berjalan dengan menggandeng tangan Sasuke.

.

▶Ӝ◀

.

Sampailah mereka pada sungai jernih ditumbuhi beberapa tanaman kecil. Sakura langsung melepas kaitan tangannya dan menduduki dirinya pada tepi sungai, kakinya ia luruskan dan tanganya ia gunakan untuk menyangga tubuh rampingnya.

"Ada apa? Sini duduk. " ajak Sakura dengan menepuk sisi  kosong yang berada di sampingnya.

Bunga kebanggaan jepang bermekaran dan bertaburan sebagian beterbangan di tiup sang angin. Sakura tersenyum lembut, Emerald hijau meneduhkan  menatap langit biru cerah dengan burung-burung yang beterbangan berkicau riang.

Sasuke beranjak dari tempatnya dan berjalan ingin meninggalkan Sakura.

Sakura menoleh dan mengangkat wajahnya menatap Sasuke. "Mau kemana?"

"Hanya sebentar, tunggu saja." ucap Sasuke yang lemanjutkan langkahnya. Sakura merebahkan tubuhnya pada rumput merentangkan tangan dan mendesah panjang, bibir itu kembali mengukir senyum indah. Sudah lima belas menit lamanya Sakura menunggu Sasuke datang tetapi tidak memunculkan batang hidungnya.

"Lama banget? "Gumam Sakura yang masih setia pada posisi merebahkan tubuhnya. Sakura membelalakan matanya saat ia merasakan benda basah nan dingin menyentuh dahinya.

"Dingin Sasuke!! " protes Sakura yang langsung duduk dan memegang dahinya yang dingin, tubuhnya menggigil sesaat matanya terpejam erat.

Sasuke terkekeh kecil melihat ekspresi sakura yang ia jaili dengan minuman es. Pipi Sakura mengembung seketika saat ia tau Sasuke sedang menertawakannya.

"Aku belikan minum. " Sasuke memberikan minuman es kepada Sakura. Sakura menatap Sasuke lagi tetapi kali ini tatapannya seperti sedang menyampaikan sesuatu.

"Ada apa? "

"Sasuke, kau ingin membuat ku sakit ya! " taduh Sasura dengan menunjuk Sasuke dengan jari, mendekatkan wajahnya, telunjuk itu menekan hidung mancung Sasuke. Wajah sakura semakin condong kedepan dan Sasuke semakin mundur kebelakan posisi mereka masih keadaan duduk, dua iris Onyx milik Sasuke semakin juling menatap jari Sakura yang terus saja menekan hidungnya seakan-akan ia memeksa hidung itu masuk, yah.. Bisa dibilang Sakura menginginkan Sasuke pesek.

Itulah Sakura..

Deg.

Deg..deg..

Deg deg..

Sasuke dan Sakura terengun, mereka mendengar sesuatu yang keras melintasi gendang telinga masing-masing. Sasuke sudah menerkanya, itu adalah dentuman jantungnya. Tatapi tunggu dulu?! Suara dentuman ini seperti berirama, seperti  mendengar ada jantung lainnya yang berdetak dasyat. Emerald sakura membulat besar saat ia menyadari itu adalah suara jantungnya.

"G-gomen! " dengan segera Sakura menjauhi Sasuke, ia menekuk litutnya menyembunyikan wajah yang sudah berganti warna, asalkan kau tau Sakura semburat warna itu sudah menyebar sampai daun telinga mu. Sasuke menatap Sakura kikuk.

"Sakura, air—" belum sempat menyelesaikan kalimatnya Sakura langsung saja mengambil paksa minuman yang Sasuke genggam. Sakura menyedot airnya dengan pipet yang tersedia. Pipi Sasuke merona onyx-nya melebar.

"Sa–sakura.. " panggil Sasuke yang masih merona. Sakura tidak menoleh, ia masih saja meminum air dingin itu. "Itu bekas ku. "

lagi-lagi wajah Sakura memerah karena ulah Sasuke, wajah Sakura bukan lagi dihiasi semburat merah tetapi warna merah padam dengan asap yang keluar dari ubun-ubunnya.

Deadly Diseases Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang