keluarga?

1.7K 116 9
                                    

.

.◆Ӝ◆

.

Dapur hancur.

Bau hagus dimana-mana.

Air tercecer membasahi lantai dapur.

....dan kami?

Kami diam.

Kami duduk melingkar dimeja makan dan menatap kue yang sudah menjadi korban konyol kami bertiga. Kue itu sudah tidak berbentuk lagi karena ulahku melempar kuenya begitu saja dan warna yang seharusnya indah, seharusnya baunya lezat dan sekarang..

warna telah menjadi hitam, baunya hangus dan bentuknya tak beraturan.

"Jadi gimana? "Tanya ku yang masih menatap kue yang mengenaskan itu.

"Hn? "

Kami menatap satu sama lain.

"Buang ajalah. "Ucap kakak ku langsung berdiri dan memengang kue itu.

"Terserah. "Ucap Sasuke basa-basi.

Kakaku beranjak dari tempatnya dan berjalan mendekati tong sampah.

"Hei, jangan! "Ucap ku langsung menghentikan niat kakak.

Ia menaikkan alis,"kenapa? "

"Jangan dibuang, inikan sudah dibuat, sebaiknya hargai makanannya. "Ucap ku langsung merebut kue itu dari tangan kakak ku.

"Jangan dimakan!! Perutmu sakit nanti!! "Ucap kakak ku khawatir.

"Walaupun bentuk, warna dan rasanya aneh. Tetapi ini sudah dibuat dengan perasaan. Jadi kenapa tidak dicoba dulu? "Tangan ku bergerak memotong kue itu. "Aku tak akan menyia nyiakan makanan yang sudah dibuat dengan kasih sayang ini. "Ucap ku dengan menggigit potongan kue.

Aku meringis, mataku terpejam saat merasakan asam, manis, dan hagus tercampur dalam kue yang sedang ku makan ini.

"Bagaimana? "Tanya kakak ku was-was saat melihat ekspresi wajah aneh ku.

"M... Enak. "Ucap ku kembali memakan kue itu.

"Apanya yang enak, lihat saja wajah mu itu, sebaiknya tak usah dimakan!! "Ucapnya masih khawatir.

"Tidak, tidak, ini enak kok, rasanya seperti kue spesial"ucap ku disambung dengan kunyahan.

Nii-chan dan Sasuke hanya diam melihatku yang nekat memakan kue yang bagi mereka itu adalah makanan yang tidak layak untuk di konsumsi ileh mahluk apapun termasuk mahluk halus.

Aku yang merasa diperhatikan langsung ikut memandang mereka.

"Kenapa, Kalian tak percaya? "Tanyaku, tangan ku kembali mengambil potongan kue lainnya dan memberikannya kepada mereka. "Kalu tidak percaya, coba aja sendiri. "Ucap ku menyodorkan potongan kue.

Kembali aku dibuat mengeluarkan decihan ku saat melihat kepala mereka menggeleng bersamaan.

"Buka bibir kalian! "Ucap ku emaksa.

"Maksa sekali. "Protes Nii-chan ku.

"Aa.. Gitu ya, kalau begitu ya sudah, aku tidak akan membantu kalian untuk membersihkan kekacawan ini semua." Ucap ku menantang merereka. "Kalian memilih untuk memakan ini, atau kalian emilih untuk membersihkan ini tanpa bantuan ku."

Kakakku menggembuskan nafasnya kasar dan aku tau arti itu, jadi jawabannya adalah Nii-chan ku akan memakan kue ini, tidak mungin ia mau untuk membersihkan ini semua sendiri.

Memang dasar seorang pria seperti itu (π_π.

"Buka bibir kalian. "Ucap ku menyuruh mereka membuka bibir mereke yang tertutup rapat saat ini.

Deadly Diseases Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang