3. Pertemuan Pertama

96 5 0
                                    

10 Desember 2006
Dear diary, Pak tony guruku matematika menyuruh salah satu murid dikelasku untuk menerangkan pelajaran Logaritma sebagai tanda bahwa sudah belajar di rumah. Fadil ditunjuk langsung oleh pak tony. Wajahnya yang tenang ketika di tunjuk kala itu meyakinkanku bahwa ia bisa. Aku benar!. Dia bisa menjelaskan materi Logaritma didepan kelas. Pak tony sangat menyayangi lelaki yang ku kagumi itu. Dekiknya di kanan begitu terlihat ketika ia tersenyum didepan kelas. Kenapa dia sangat tampan setiap harinya.

29 Desember 2006
Dear diary, aku sering memergoki fadil membaca tentang cara menjadi dosen. Terlihat dari judul buku tipis yang sering ia bawa dan ia baca setiap kali istirahat. Aku benar benar mendukung ia menjadi dosen. Apalagi dosen tampan seperti dia,aku yakin mahasiswi bakal rajin datang hanya demi melihat wajahnya yang selalu mudah dirindukan itu.

-----DIARY-----

Rutinitas Violita adalah bangun pagi lalu sarapan dengan makanan yang dibuatkan oleh mamanya,semeja makan bersama adiknya Indra,papanya dan juga mamanya.

"Wahh enak nih! Gurami asam manis kesukaan papa" Indra yang baru datang menggunakan tas selempang duduk dikursi meja makan samping Violita.

"Iya dong,mama pengen manjain papa sekali sekali"

"Makasih ma,tuh ndra cari istri itu yang kaya mamamu. Ngertiin suami"

Violita hanya diam saja tak merespon apapun karena ia tau masalah pernikahaan pasti nanti ujung ujungnya dia juga yang kena.

"Vio ,mama bilangin ya kamu ,sekali sekali kamu yang nyiapin sarapan di rumah ini biar nanti terbiasa pas jadi istri."

"Iya ma" ujar vio sambil memisahkan daging ikan itu ke sisi lain.

Seperti biasa setelah sarapan ia akan berpamitan berangkat menuju hotel miliknya. Lalu duduk di kursi boss membolak balik dokumen yang perlu di tanda tangani atau menemui tawaran sponsor.

Siang itu violita merasa handphone nya terus bergetar disakunya. Ia menahan untuk tidak menjawabnya dulu karena ia harus profesional menikmati presentasi sponsor untuk hotelnya.
Setelah deal melakukan kerja sama dengan sponsor itu. Violita buru-buru menutup meeting hari itu.

Ia membuka handphonenya disana tertulis 25 panggilan tak terjawab dari nomor tak di kenal.
Lalu ia pun menghubungi kembali nomor itu. Belum selang beberapa menit. Suara disana terdengar begitu kalut.
"Mbak, tolong dong aku habis di todong!"
"Ini siapa?"
"Indra mbak"
"Loh ndra? Kamu dimana?"
"Tolong mbak. Dompet,handphone sama motor indra diambil orang. Ini dijalan mau ke kampus mbak "
"Oke oke mbak kesana sekarang jemput kamu ya,ini nomornya bisa di hubungi nggak?"
"Ini nomor telfon dosen indra mbak. Bentar.." terdengar disana Indra menanyakan pada dosennya dengan suara seperti teman sendiri
'pak minta tolong disini dulu ya pak? Mbak ku nanti kesini , biar tau posisiku dimana jadi nanti mbakku telfon kesini' tidak ada suara orang lain di telfon itu kemudian indra mengajak bicara Violita kembali "...nanti hubungi aku ke nomer ini aja mbak kalau gak tau detail tempatku sekarang."
"Oke mbak kesana sekarang ya"

Diperjalanan menuju ke kampus Indra. Ia merasa was was apa yang barusan terjadi pada adiknya ini tindak kriminal. Bisa saja tadi adiknya di tusuk memakai pisau lalu di tinggalkan begitu saja. Untungnya Indra tidak apa apa. Selang beberapa waktu Violita menghentikan mobilnya di jalananan menuju kampus indra. Ia mencari,tidak ada siapapun disitu kecuali mobil putih yang terpampang di kanan jalan tapi membelakangi mobil violita.

Violita pun memutuskan untuk keluar dari mobil dan menghubungi nomor orang yang di akui sebagai dosen oleh Indra adiknya. Suara dering kedua , terdengar indra berucap
"Halo mbak ,sudah sampai?"
"Sudah nih, mbak lagi di jalanan ke kampus kamu. Kamu dimana? Ini mbak kok cuma liat mobil putih disekitar sini."
Terdengar suara bip, pertanda telfon terputus lalu munculah Indra yang keluar dari mobil putih itu bersama seseorang lelaki.
Namun fokus violita kini tertuju pada adiknya Indra yang habis di todong.

DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang