5. Permohonan

75 4 0
                                    

"Kamu sudah menikah?"

Kalimat itu terlontar begitu saja dari bibir Violita. Ia sudah muak dengan jantungnya yang berdebar tak karuan.

Fadil menatapnya sebentar lalu tertawa menampakan dekik kanan serta gigi putihnya yang terjajar rapi.Violita yang menatapnya juga keheranan.

Lelaki dihadapan violita itu menghentikan tawanya,terbatuk sebentar lalu menjawab
"oh maaf,bukan saya yang akan merayakan wedding anniversary. Itu untuk kakak saya."

Tekanan darah dalam diri Violita kembali rendah. Ia bisa bernafas lega bahwa lelaki yang ia cintai itu belum menikah.

"Sudah pernah langsung pesan tempat di hotel ?" Tanya violita seakan akan marketing

"Sudah, tapi dari pihak hotelmu bilang kalau acara untuk 2bulan kedepan sudah penuh."

"Acaranya untuk 2 bulan kedepan ,ya?"

"Iya, kakak saya sudah sempat mendatangi hotel lain. Tapi ia kurang tertarik dengan desain interior maupun exterior hotelnya. Jadi saya minta tolong sama kamu vi, "

Violita menggigit bibir bawahnya,bingung. Masalahnya setelah lama menunggangi kesuksesan,ia tak pernah lagi langsung mengurusi pemesanan tempat. Biasanya ia hanya akan mengawasi karyawan dan karyawatinya saja.

"Emm,aku usahakan ya."

"Terima kasih Vi"

***

"Jadi itu kendalanya sya?"

"Iya bu vi, kita gak akan mungkin merapikan ballroom seluas itu dalam waktu 2 jam."

Violita kembali ke kantor nya lagi ingin menanyakan langsung tentang kebenaran kakak fadil yang sudah datang ke hotel verto.

Tanggal yang diinginkan oleh kakak fadil ini sudah dipesan oleh anak pejabat dari jam 12 siang sampai 5 sore. Padahal kakak fadil ingin mempergunakan ballroom itu juga tanggal yang sama hanya berbeda di jam pelaksanaan yaitu jam 7malam.

Violita menimbang-nimbang. Apa yang harus ia lakukan,masalahnya ia sudah terlanjur mengiyakan keinginan Fadil.

"Gimana ya sya,masalahnya ini yang minta temanku sendiri"
tasya karyawati violita hanya bisa diam berdiri didepan meja kerja Violita.

"Yaudah deh,kamu keluar dulu saja."

"Terima kasih bu,saya permisi"

Cewek itu memijat pelipisnya pelan. Apa yang harus ia lakukan.

Terfikir oleh violita untuk menghandlenya sendiri.

Tangan Violita meraih gagang telfon.

"Halo tio,saya minta kamu ke ruang kerja saya."

"Saya tunggu" ujar violita lagi

Beberapa menit kemudian Tio muncul membawa beberapa map di tangan kirinya.

"Ada apa bu vio?"

"Saya ingin kamu siapkan staff banquet tapi penanggung jawabanya saya."

"Tumben sekali bu,ini acara keluarga bu vio?"

"Bukan,dari teman lama aja"

Tio mangut mangut

"baik bu saya siapkan"

Selesai dengan urusan kantornya, Violita bergegas pulang ke rumah menggunakan mobilnya.

Sesampainya di rumah,ia tak seberapa terkejut melihat motor matic baru tanpa plat nomor berada di garasi rumah.

Violita tersenyum melihat motor itu.
Lalu berjalan memasuki rumah. Belum sampai dikamarnya. Ia sudah dikejutkan keluarnya mama dan adiknya indra. Violita di seret duduk di sofa dan kedua orang itu menatap Violita secara seksama.

DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang