6. Rencana

63 4 0
                                    

Violita memasuki cafe hotel miliknya.Jari jarinya mengetuk ngetuk meja,disampingnya terdapat jus jeruk yang ia minta ke karyawatinya. Sudah lebih dari 20 menit Violita menunggu kedatangan kakak Fadil.

Karena tak kunjung datang,violitapun menatap handphonenya yang tergeletak di atas meja. Ia sudah tak sabar, ia membuka kontak kakak fadil yang diberi fadil kemarin dan akan menghubunginya.

Namun suara selembut beledu menghampirinya.

"Hai,maaf telat."
Fadil dengan kemeja putihnya datang.
Violita menyunggingkan senyum lalu meletakan kembali handphone miliknya.

"Ini kakakku Vi."
Seorang perempuan dengan menggendong anak lelaki kira-kira umur 2tahun.

"Firda" ujarnya sambil menjulurkan tangan kanananya ,sementara tangan kiri nya masih menggendong anak lelakinya.

"Violita" gadis itu menerima uluran tangan orang yang disebut kakak fadil.

"Pemilik Hotel verto ternyata masih muda sekali ya" puji Firda kakak Fadil.

Violita tersenyum kecil.

"Maaf lama, tadi nunggu Fadil selesai ngajar dulu. Dia ngotot mau ikut kesini" Firda merengut ketika mengingat hal itu.

Violita menatap Fadil yang kini asik bermain Handphonenya. Cewek itu harus mampu mengontrol hatinya hari ini.

Ia harus menjauhi Fadil, violita tidak mau patah hati hebat untuk kesekian kalinya.

"Iya gak apa apa kok kak,kak firda gak pesan makan?"

"Boleh,"

Salah satu karyawati Violita menghampiri mejanya ketika melihat tangan Violita terangkat memanggilnya.

Setelah memesan makanan,Firda membuka percakapan.
"Langsung bahas nih vi?"

"Boleh,silahkan."

Fadil meletakan handphonenya di atas meja. "Sini kak,biar galih ku gendong".
Firda menyerahkan Galih (anak firda) pada gendongan Fadil secara halus.

Violita yang menatap pemandangan itu merasakan pipinya memanas melihat Lelaki yang ia cintai menggendong anak kecil,menurutnya cowok semacam itu sangatlah manis.

Fadil melempar senyum pada Violita yang memperhatikan.

Gadis itu baru tersadar lalu membuka pembicaran untuk mengalihkan pandangannya dari fadil.

Diskusinya bersama Firda berjalan lancar,kini Firda meminta memundurkan acaranya menjadi besoknya. Meskipun Anniversarynya di tanggal tersebut, tetapi Firda akhirnya menerima kalau dirayakan pada hari selanjutnya.

"Baik Vi,bearti nanti tinggal aku hubungi EO nya saja ya."

"Iya kak,terima kasih ya"

Firda mengangguk, lalu meminta kembali Galih anaknya dari Fadil tetapi Galih anaknya menggelayoti dada Fadil terus menerus sambil tertawa riang ketika di hibur Fadil. Firda pun ikut terhanyut dalam suasana itu sesaat.

Violita kembali terpaku dengan pemandangan itu,dadanya semakin terasa berdebar.

"Maaf,saya pamit ke toilet dulu" cewek itu beranjak dari kursinya setelah Fadil dan Firda memandangnya mengatakan hal itu.

Ketika di dalam toilet Violita menatap dirinya didalam cermin.
"Vio. Jangan. Terjebak." Ujarnya terbata bata mengancam dirinya sendiri di cermin.

"Kamu sudah pernah memikirkannya. Bahkan kamu sudah di buat patah hati sebelum memiliki ketika SMA. Masa sekarang juga"

"Kamu itu hanya pemeran figuran vi. Pemeran figuran tugasnya cuma lewat aja. Gak lebih."

"Kehadiranmu cuma angin lalu dihidupnya"

Semua perasaan pesimis milik violita dikeluarkan dari bibirnya untuk mengancam perasaannya sendiri agar tidak terus menerus mencintai Fadil.

Berkali kali ia menghela nafas. Setelah selesai meyakinkan dirinya, violita keluar dari toilet.

Fadil yang mendengar langkah kaki,telah mendapati kehadiran Violita kembali.
"Saya kira kamu kenapa kenapa,baru saja mau saya susul ke sana."

Violita menggeleng pelan,
"maaf membuat khawatir"

Fadil tersenyum manis. Dekik kanannya terlihat disamping sebaris gigi putihnya.

"kak firda dimana?" Tanya violita yang hanya melihat Fadil sendiri.

"Maaf banget ya vi, tadi kak firda buru buru ,suaminya mau dinas ke Bali. Jadi kak firda harus segera ke bandara."

"Gak apa apa kok,kamu sendiri kok belum pulang?"

"Saya nunggu kamu dulu,kamu mau kerja lagi atau pulang?"

"Sepertinya aku pulang saja,kerjaan ku sudah selesai disini"

"Saya antar pulang ya?"

Violita mendengar tawaran menggiurkan itu,ia sangat ingin tapi ia juga harus mengingat dirinya jikalau terlalu terbiasa dengan Fadil kehidupannya akan hancur jikalau Fadil pergi meninggalkannya.

"Gak perlu,aku bawa mobil kok"
Tolak Violita secara halus.

Sebersit rasa kecewa muncul di wajah Fadil tapi kemudian hilang.

"Baik,kalau begitu kita jalan saja ke parkirannya".

Violita mengangguk, lalu ia berjalan berjajar dengan Fadil menuju tempat parkir.

"Terima kasih telah membantu saya"

"Sama sama"

Sesampainya mereka dimobil Violita,gadis itu izin masuk ke mobilnya.

"Aku masuk dulu" ujar Violita

Fadil mengangguk lalu mengatakan "Kamu hati hati dijalan"

Fadil Menunggu Violita beranjak dari tempat parkirnya, Matanya tak bisa menerobos kegelapan mobil Violita. Jadi violita membuka jendela mobilnya.

"Kamu juga hati hati di jalan"

***

21 Januari 2008
Dear diary, hari ini adalah pelantikan ketua osis yang baru. Fadil yang terpilih dengan hasil suara 3 angkatan yang cenderung lebih banyak.Aku senang sekali.
Aku sudah berusaha untuk berjinjit melihat Fadil naik ke podium dan di beri selamat oleh kepala sekolah. Tapi badan teman teman didepanku itu terlalu besar sehingga aku hanya melihat sepotong sepotong.
Sangat senang sekali melihat Fadil berjaya.

23 januari 2008
Dear diary, kenapa sih dengan si nando teman sekelasku itu?. Gak tau diri banget,bisa bisanya dia nantangin melawan Fadil hanya karena dia kalah pemilihan ketos. Ya memang Nando gak pantas jadi ketos. Buktinya dia kalah saja tidak mau terima lapang dada. Untunglah Fadilku sabar menghadapi Nando teman sekelasku,sehingga pertarungan di depan kelasku tidak terjadi melainkan nando di beri motivasi oleh Fadil.

31 januari 2007
Dear diary, Fadil ulang tahun. Aku sudah tau,tapi aku tidak berani untuk memberinya apa apa. Aku takut sekali ia akan menjauhiku karena dianggap seperti cewek cewek lain yang memberinya ini itu hanya untuk mendapatkan hatinya. Jadi aku hanya diam dikelas seharian melihat fadil yang duduk dibangkunya.
Aku mendengarkan cerita dari Kamila bahwa Fadil diberi hadiah oleh beberapa teman cewek kelasku,mereka ada yang memberikannya secara diam diam meletakan hadiahnya didepan rumah Fadil dan ada juga yang blak blak an memberi langsung kepada Fadil.
Kamila belum tau tentang aku yang menyukai Fadil. Siapapun masih belum tau perasaanku ini,aku menyimpannya sangat rapat.

DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang